Devil's Fruit (21+)

Racun Hebat Siluman Ular Piton



Racun Hebat Siluman Ular Piton

0Fruit 217: Racun Hebat Siluman Ular Piton     

"Kau ingin memetik sedikit dari Rumput Penentang Langit?" Siluman ular itu bertanya ke Andrea dengan sedikit memajukan tubuhnya ke Gadis Cambion.      

Rogard dan Dante lekas saja bersikap protektif pada Andrea dengan menyembunyikan sang Cambion di belakang punggung mereka. "Kami tidak ingin mempersulitmu, maka beri kami sedikit saja rumput itu lalu kami akan lekas pergi." Dante mencoba membujuk siluman ular itu karena dia bisa meraba bahwa Andrea sangat menginginkan rumput tersebut.      

Siluman Ular Piton terbahak keras mendengar ucapan Dante. "Hahaha! Tentu saja kau boleh memetiknya... sedikit dari Rumput Penentang Langit itu, gadis manusia." Ia justru menoleh ke Andrea yang bersembunyi di belakang punggung Dante. "Maka, aku juga ingin sedikit merasakan ditemani olehmu malam ini. Bagaimana? Sebuah pertukaran yang ideal, bukan?"     

Dante seketika mendidih mendengar ucapan mesum tersirat dari Siluman Ular Piton. Dia sangat paham apa makna ucapan siluman tersebut. Dan dia benci dengan siapapun yang ingin melecehkan Andrea. "Rupanya kau ingin mempersulit dirimu sendiri, siluman!" raung Dante sambil keluarkan pedang petir hasil dari kondensasi energi petir ungu.      

Weeengg!     

Craakk!     

Pedang itu dikibaskan ke arah siluman ular mesum yang menginginkan Andrea. Namun, siluman ular itu ternyata sangat gesit berkelit dari tebasan pedang energi Dante dan yang menderita dari tebasan itu adalah pohon di belakang siluman tadi berada.      

"Hahaha! Kau ini hanya manusia tapi ingin mencoba mengalahkan aku? Hei manusia, lebih baik kau serahkan wanitamu itu dan biarkan kami bersenang-senang sebentar malam ini, kujamin besok pasti akan aku kembalikan." Kalimat siluman ular itu semakin kurang ajar saja.      

Tentu saja Dante makin meradang. Ia maju menerjang ke siluman ular yang sudah mundur menjauh sambil terus terbahak menertawakan kegagalan Dante menyentuh dirinya.      

"Kalian semua, bantuin Dante, gih!" pinta Andrea pada rombongannya. Maka, tak menunggu perintah kedua kali, mereka sudah bergegas untuk mengeroyok siluman ular besar itu.      

Sementara sang siluman sedang bertarung melawan kelompok Andrea, Gadis Cambion justru bergegas untuk mencabut rumpun Rumput Penentang Langit hingga ke akar-akarnya. Untung saja rumpun itu tergolong pendek, sehingga memudahkan Andrea untuk menggalinya dengan cepat.     

"Heeiii! Rumputku!!!" jerit siluman ular mesum ketika menyadari bahwa Rumput Penentang Langit sudah digali hingga ke akar-akarnya oleh Andrea. "Kau mengambil semuanya?! Maka kau harus tinggal dan menjadi budak pribadiku!" Ia meraung murka sambil berusaha untuk keluar dari kepungan kelompok Andrea.      

Andrea yang mengetahui dirinya sudah dipergoki, lantas rumpun Rumput Penentang Langit segera dimasukkan ke dalam RingGo, kemudian dia keluarkan Busur Sparrow untuk mulai ikut terjun dalam pertarungan.      

"Kau ini terlalu pelit, ular mesum!" teriak Andrea sambil menembakkan beberapa panah Cero ke Siluman Ular Piton. "Kalau kau tadi memberiku sedikit tanpa embel-embel tak senonoh, kami gak akan berbuat begini padamu!"      

Ciuu!     

Ciuu!     

Ciuuu!     

Panah-panah Cero milik Andrea turut memojokkan siluman ular mesum. Dilihat dari sudut pandang manapun, orang pasti sudah tau pihak siapa yang akan memenangkan pertempuran. Meskipun siluman ular piton itu sangat kuat, namun dia harus meladeni serangan sembilan orang, terlebih lagi ada Kyuna yang bisa mengimbangi kekuatan siluman ular.      

Siluman Ular Piton itu sendiri juga akhirnya paham bahwa dia tidak akan memenangkan ini. Dia benci karena kekuatan kelompok Andrea ternyata tidak bisa diremehkan secara gegabah. Dia akui, tadi dia memang terburu-buru menyulut amarah rombongan Andrea. Jika tau mereka sekuat itu, mungkin dia akan merelakan sedikit Rumput Penentang Langit untuk Andrea tanpa meminta imbalan apapun.      

Itu karena... dia sendiri merebut area rumpun Rumput Penentang Langit itu dari siluman lainnya. Maka, tidak bisa dikatakan dia adalah pemilik asli dari rumpun tersebut.      

Namun, meski mengetahui dirinya tidak bisa terus-menerus bertahan melawan kelompok Andrea, Siluman Ular Piton tidak mau menyerah begitu saja. Ia tidak mau menderita sendirian dalam situasi begini.      

Maka...     

Jleebb!     

"Arrrghh!"     

Dante menjerit keras ketika bahunya dihujam oleh sepasang taring Siluman Ular Piton mengakibatkan bahu itu lekas berubah warna jadi hitam keunguan.      

Rogard yang terlambat menyelamatkan Dante, lekas saja sabetkan cambuk petir tebalnya secara intensif tanpa jeda. Andrea juga tersulut emosinya dan makin menghujani siluman tersebut dengan panah Cero yang sangat panas.      

Kyuna tak mau kalah. Jika siluman ular itu melukai Dante, maka itu sama juga membuat Andrea marah dan sedih, maka itu adalah kemarahan dan kesedihan pula bagi Kyuna. Ia makin gila meliuk-liukkan kesembilan ekornya secara liar ingin mencabik tubuh sang siluman itu menjadi berjuta serpihan.      

Dante segera diamankan oleh Sabrina dan Noir yang mulai minggir. Pria Nephilim itu mengerang kesakitan. Andrea menghentikan serangannya dan lekas hampiri Dante untuk memasukkan sebuah Pil Anti Racun tingkat sempurna yang selalu dia bawa di RingGo.      

Setelah itu, dia kembali terjun ke medan perang bersama dengan yang lainnya. Semua orang geram dan ingin merobek-robek tubuh siluman ular mesum itu berjuta potongan. Bahkan Gazum yang biasanya anti sosial pun kini terlhat ikut geram dan menyerang dari atas.      

Belasan menit berikutnya, siluman mesum itu tidak bisa lagi bertahan lebih lama dan akhirnya tergolek mati dengan berbagai luka serangan dari rombongan Andrea.      

"Aku ingin tubuhnya!" Kuro lekas mengklaim siluman mati tersebut sebelum ada yang menginginkan.      

Bisa diketahui, daging siluman sangat bermanfaat bagi siluman lainnya. Apalagi jika satu elemen, itu bisa meningkatkan berkali-kali lipat kekuatan si pemakannya.      

"Baiklah, baiklah, kalau begitu beri aku intinya saja, oke?!" Shiro ingin ambil bagian pula.      

Kuro terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk setuju atas pembagian tersebut. Maka tubuh siluman ular besar itu pun diklaim oleh Kuro dan Shiro. Namun, Kuro masih menawarkan sedikit bagian tubuh ular itu pada Kyuna dan Gazum.      

Kyuna berterima kasih karena Kuro masih mengingat untuk berbagi dengannya. Gazum hanya berdehem singkat sambil membawa pergi sepotong daging yang diberikan Kuro untuk dia lekas cabik dan telan.      

Andrea cepat menghampiri Dante yang ditopang Noir, duduk di tanah. "Gimana kondisinya?" Terlihat Dante sepertinya tidak ada perubahan, tetap berkeringat dingin dan tubuhnya mulai menghitam. "Kok pil anti racunku kagak ngefek, sih?!" jerit Andrea panik.      

Harusnya khasiat dari Pil Anti Racun tingkat sempurna itu akan terlihat dalam lima menit awal dimakan. Namun, hingga kini, tidak ada tanda-tanda bahwa racun yang ditanggung Dante lenyap. Justru sepertinya sedang terus menyebar ke seluruh tubuh.      

"Dan! Dante!" Andrea panik. Dengan pikirannya, ia pun memindahkan semua orang ke alam Cosmo karena tidak berani menjamin keamanan area tadi. "Dante, jangan pingsan!"     

Dante terlihat nyaris pingsan dengan tubuh terus bergetar hebat dan buih sudah keluar dari mulutnya disertai kulit menghitam. Bahkan matanya sudah putih seluruhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.