Devil's Fruit (21+)

Bergabungnya Kyuna



Bergabungnya Kyuna

0Fruit 215: Bergabungnya Kyuna     

"Noni Putri..." Kyuna menatap Andrea penuh harap.      

"Ya, Kyu?" Andrea balas menatap Kyuna.      

"Bolehkah... bolehkan aku tetap ikut Noni Putri?" Kyuna sedikit menundukkan pandangan karena khawatir bila ucapannya tidak berkenan bagi Andrea.      

"Eh?" Andrea miringkan kepalanya sambil terus menatap Kyuna. "Kyu... kamu serius tuh ngomong gitu?"     

Kyuna naikkan lagi wajahnya dan bertemu pandang dengan Andrea. "Aku sangat serius, Noni. Aku... aku sudah sebatang kara, dan juga... aku sudah merasa cocok dengan Noni Putri. Aku... aku ingin mengikuti Noni Putri saja di sisa umurku ini."     

Andrea ingin mengucapkan sesuatu tapi urung. Ia mengulum bibirnya sambil kerjap-kerjapkan mata, bingung. "Tapi, Kyu... emmhh..."     

"Apa Noni tidak menyukaiku?" Kyuna tampak kecewa dengan mata sayu memelas ke Andrea. "Apa Noni khawatir aku hanya jadi beban?"     

"Duh, gak gitu, Kyu... jangan salah paham..." Andrea jadi tak enak hati sendiri dengan pemikiran Kyuna. Ia menggenggam lengan sang siluman rubah ekor sembilan yang masih dalam wujud manusianya.      

Kuro sudah melesat di pergelangan tangan Andrea. Ia tidak berani berkomentar apapun karena ini terdengar serius.      

"Tapi Noni menolakku..." Wajah Kyuna terlihat benar-benar sedih, bagai gadis lugu yang baru saja ditolak pujaannya.      

"Jangan ngaco dulu ah mikirnya, aku ini bukannya nolak kamu gitu. Kyu... kan kamu tau sendiri, aku bentar lagi matek. Kalo kamu ikut aku, kan cuma sia-sia doang." Andrea mengingatkan itu.      

Segera, anggota yang lain pun mulai muram. Kenyataan mengenai usia Andrea yang akan habis itu bagai momok di hati mereka masing-masing. Mereka sudah sangat menyayangi Andrea bagai keluarga sendiri. Andrea sangat berarti bagi mereka. Bagaimana mungkin mereka tidak sedih jika teringat mengenai takdir singkat Andrea?     

"Tidak masalah!" Kyuna tegas berujar sambil matanya memancarkan tekad. "Apapun yang terjadi, aku tetap ingin mengikuti Noni Putri! Mengenai hal itu, itu bisa dipikirkan nanti saja! Yang terpenting, aku ingin terus mengikuti Noni Putri dan merawat Noni Putri jika Noni sakit. Aku tetap ingin di sisi Noni sampai takdir memisahkan kita!"     

Andrea menghela napas mendengar keras kepala Kyuna. "Ya ampun, Kyu. Kamu nih alot banget, haha. Aku jadi ngerasa bersalah, tau gak?"     

Kyuna menggeleng. "Ini sudah menjadi niatku semenjak pertama kita berkontrak, Noni!"     

"Semenjak awal kita lakuin kontrak? Kok bisa?" Andrea heran.     

"Karena... aku... aku tersentuh dengan ketulusan dan kebaikan Noni padaku, makanya aku sudah bertekad ingin mengabdi ke Noni Putri sampai kapanpun." Mata Kyuna bersinar tegas dalam sekejap.      

"Kayaknya aku kagak bisa nolak, ya kan? Hahaha..." Andrea tertawa ringan.      

"Assiikkk!" Kuro pun mulai angkat bicara setelah ini selesai diperbincangkan. "Jadi Kakak Kyuna akan tinggal bersama kita! Kak Kyuna, kita nanti tetap tidur bersama, yah!" Meski Kuro sempat sedih ketika Andrea menyinggung mengenai umurnya yang mungkin saja akan singkat, namun kabar bahwa Kyuna akan bergabung dengan kelompok mereka sungguh membuat dia girang.      

Kyuna tersenyum seraya mengangguk. "Iya, Kuro. Pasti akan tetap satu kamar dengan kalian seperti biasa. Jadi... Mama dan Papa kalian akan bisa terus tidur satu kamar, ya kan?"     

"Woi, wooii... ini kalian lagi bikin konspirasi?" Andrea mulai picingkan mata.      

Kuro dan Kyuna hanya tertawa canggung secara kompak.      

Maka, hari itu berlalu dengan damai dan suka cita.      

Ada senyum tipis dan samar dari bibir Rogard.      

Hari-hari mereka terus bergulir setelah itu dengan kegiatan di alam Cosmo. Mereka tidak lagi ingin bertarung dengan siluman apapun di alam ciptaan Pangeran Incubus Djanh. Mereka sudah memiliki Buah Energi Roh untuk suplai tenaga mereka, dan ada juga Pohon Kristal yang berbuah inti kristal berbagai elemen yang berguna untuk penambahan kekuatan mereka.      

Jika ingin bertarung untuk semakin mengasah skill pertempuran, mereka cukup melakukan latih tanding saja di alam Cosmo dengan sesama anggota kelompok. Biasanya lawan untuk latih tanding adalah Kyuna atau Raja Siluman Kingkong.      

Mereka tidak bisa terus hidup enak-enakan karena mereka masih tidak tau kapan mereka bisa keluar dari alam Djanh tersebut. Maka dari itu, mereka harus tetap siaga dan kuat jika terjadi sesuatu yang tidak mereka harapkan.      

Andrea juga sudah tidak memusingkan mengenai takdir umurnya dan lebih suka berkutat dalam bidang alkemi bersama Rogard, atau latih tanding dengan yang lain, atau pun berkebun di ladang tanaman herbal dia.      

Semua terasa tentram dan damai.      

Dante juga makin dekat dengan Andrea, dan makin penyabar atas segala keajaiban tingkah Andrea. Tekadnya benar-benar kuat mengenai perubahan sikapnya.      

Meski begitu, masih saja di antara mereka belum terjalin namanya hubungan resmi entah itu sebagai pacar atau lebih. Mereka jadi mirip dengan TTM (Teman Tapi Mesra).      

Walaupun tidak pernah ada kepastian akan status hubungan, Dante sudah tidak mempermasalahkan hal remeh demikian. Baginya, kebersamaan dengan Andrea jauh lebih penting dibandingkan status belaka.      

Asalkan hati mereka sama-sama paham mengenai perasaan masing-masing, itu sudah cukup.      

Hari ini Andrea sudah selesai memasak sarapan pagi untuk mereka yang ingin ikut makan di pondok. Biasanya Andrea memasak dalam jumlah banyak. Toh, dia punya banyak stok daging dari dulu, jadi tidak akan masalah jika itu berhubungan dengan bahan utama makanan mereka.      

"Dan~ bangun, dong!" Andrea menyibakkan tirai di kamar Dante yang sekarang menjadi kamar mereka berdua karena Kyuna sudah menetap resmi di kamar Andrea bersama duo bocah hybrid.      

Tepp!     

Andrea terkejut dan berjengit sambil menoleh ke samping. Ada Dante yang sudah berdiri di belakangnya dan memeluk pinggangnya. "Aiishh~ Dante, apaan, sih! Gih dah sono makan pagi dulu. Ditunggu ama yang lain..."     

Dante tidak menggubris ucapan Andrea dan malah asik mengecup-kecup pipi Andrea sekenanya. Semalam Andrea baru saja mendatangi Dante di alam mimpi dan sensasi rasanya belum memudar dari benak Dante.      

"Dan-nnghh... kamu, tuh! Buruan sana makan ato man-mmpphh!"      

Dante sudah menolehkan wajah Andrea dan melumat bibir si Cambion. "Diamlah, mmcchh..." Satu tangan menahan wajah Andrea dan tangan lain bergerak merayapi dada penuh Andrea.      

"Mmmrrffhh... Dante-no! Mmmsshh..." Andrea agak kewalahan atas sergapan Dante sepagi ini. Ia merasakan geli ketika payudaranya diremas-remas tangan besar Dante.      

Dengan susah payah, akhirnya Andrea berhasil lolos dari rengkuhan Dante. Ia berdiri agak jauh dari Dante, khawatir jika lelaki Nephilim itu masih mengejarnya. "Kamu ini loh, Dan! Bukannya biasanya kamu kayak zombie kalo abis aku datengin di mimpi? Haha..."      

"Coba saja." Dante sudah akan menangkap Andrea, namun gadis Cambion itu berhasil berkelit dan keluar dari kamar sambil tertawa penuh kemenangan.      

Dante mendecih kesal. Lalu, ia pun bergerak ke kamar mandi sebelum ke ruang makan untuk bergabung dengan yang ada di sana.      

"Wah! Ternyata ini udah memasuki bulan kesepuluh kita di alam Djanh piiipp, loh!" Andrea berseru sambil menatap ke kalender di dinding ruang makan. "Gak kerasa, yak!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.