Devil's Fruit (21+)

Salah Asuhan



Salah Asuhan

0Fruit 214: Salah Asuhan     

Andrea mulai maju untuk menyentuh Kuro yang sudah memunculkan tubuh aslinya. "Kuro sayank, jangan begitu."     

"Lepaskan kami..." rengek salah satu bocah Siluman Serigala Bulan sambil terisak karena takut.      

"Iya, tolong lepaskan kami. Kami masih kecil. Kami belum tau apa-apa..." Bocah yang lain ikut memohon sambil memegang erat lengan kakaknya.      

"Hmhh... apakah orang tua kalian juga melepaskan anak-anak siluman rubah saat itu?" Kyuna picingkan matanya. Hawa membunuh dia sudah membumbung tinggi dan itu mencekik para bocah yang masih lemah.      

"Kyu..." Andrea menyentuh pundak Kyuna, lalu menggeleng seolah melarang Kyuna untuk melakukan hal kejam pada bocah Siluman Serigala Bulan di hadapan mereka.      

"Tapi mereka ini sudah didoktrin untuk bersikap kejam dan tidak tau bagaimana berbuat baik dengan yang lainnya, Noni Putri! Mereka dididik untuk menjadi siluman kejam! Kita harus bunuh mereka segera sebelum mereka dewasa!" Kyuna berapi-api.      

"Kalo kamu berbuat kejam ke mereka, apa bedanya kamu dengan mereka yang membunuh habis klan kamu?" Andrea tersenyum hangat ke Kyuna yang masih terbakar emosi.      

Kyuna pun mendesah berat lalu menatap ke arah bocah-bocah Siluman Serigala Bulan yang masih berdiri dengan kaki gemetar. Bahkan ada yang mengompol pula, membuat udara jadi berbau tak sedap. "Kalian dengar sendiri... orang yang tadi kalian caci maki justru meminta pengampunan untuk kalian."      

Bocah-bocah Siluman Serigala Bulan itu pun lekas menatap ke Andrea dengan tatapan mengiba. "Nona, tolong kasiani kami, tolong selamatkan kami. Kami masih ingin tetap hidup..."     

Andrea menatap balik bocah-bocah Siluman Serigala Bulan yang sedang mengiba padanya. "Kalo untuk mengasiani kalian, tentu aku bisa. Tapi untuk membiarkan kalian hidup, itu rasanya sulit kulakukan. Aku sudah berjanji untuk membasmi habis isi klan ini pada Kyuna. Kalo kagak aku tepati, Kyuna akan sedih dan roh para siluman rubah juga takkan tenang." Ia menggeleng tanpa daya.      

"Dasar pelacur! Kau manusia jalang! Ternyata kau tetap saja ingin membunuh kami! Kau busuk!" Para bocah Siluman Serigala Bulan bergantian memuntahkan sumpah serapah mereka ke Andrea.      

Anggota kelompok Andrea sudah geram sejak tadi dan ingin bergerak ke para bocah Siluman Serigala Bulan, namun dihentikan Andrea.      

Saat para bocah Siluman Serigala Bulan sengit menatap Andrea, itu dimanfaatkan Andrea untuk mulai melepaskan kekuatan Razum dia dan membuat semua bocah untuk mengantuk kemudian tertidur.      

Satu demi satu bocah Siluman Serigala Bulan terjatuh ke tanah dan benar-benar tertidur akibat kekuatan pengendali pikiran Razum milik Andrea.      

Setelahnya, Andrea menghela napas sedih. "Mereka ini salah asuhan. Beneran korban doktrin sesat dari orang tuanya. Sayang banget." Ia menatap sedih ke tubuh-tubuh yang tergeletak di tanah di depannya. "Dante, Ro, tolong buatkan lubang besar untuk mengubur mereka. Biarlah mereka tertidur abadi selama-lamanya."      

"Nonaku, aku menemukan mayat rubah di salah satu pondok jerami." Tiba-tiba Sabrina bersuara. Rupanya tadi ketika semua orang sibuk berurusan dengan para bocah Siluman Serigala Bulan, Sabrina masih berkeliling bersama Noir ke segenap penjuru desa untuk memastikan tidak ada yang tersisa.      

Kyuna tercekat. Jantungnya berdetak kencang. Sudah pasti itu adalah mayat dari tuan putri klan dia yang dia cari-cari. "Bawa aku ke sana!"      

Sabrina dan yang lainnya pun bergegas ke sebuah pondok yang dimaksud. Di dalam pondok itu terdapat sebuah tempat tidur dari kayu yang dialasi jerami, dan di atasnya tergeletak sesosok mayat kaku seekor rubah berwarna emas cantik.     

"Pu-Putri Kyuri..." Kyuna segera mengambil jasad tuan putrinya untuk dia peluk. Sepertinya kematian sang putri belum lama meski tubuhnya sudah dingin dan kaku.      

Kyuna menemukan bercak banyak darah di lubang kelamin dan dubur Kyuri, menandakan adanya pemerkosaan kejam di sana selama Kyuri disekap. "AAARRGHHH!" Kyuna menjerit sekeras yang dia sanggup untuk melepaskan amarahnya. Air matanya berderai membasahi mayat Kyuri yang mengenaskan. "Putri... Putri Kyuri..." Ia menangis meratapi jasad dingin itu.      

Andrea menepuk-nepuk pundak Kyuna yang berguncang-guncang karena tangis kerasnya. Kuro juga merasakan darahnya mendidih geram. Andai dia tadi lebih menyiksa para Siluman Serigala Bulan, alangkah bagusnya!      

"Kyu... ayo kita kuburkan tuan putri kamu." Andrea berkata lembut sambil mengelus pipi basah Kyuna yang masih memeluk tubuh dingin Kyuri.      

"Noni... hiks! Bolehkan... bolehkan tuan putri Kyuri... hiks... dikuburkan di alam Cosmo? Hiks! Aku... aku tak sudi putri Kyuri... hiks... dikuburkan di sini bersama dengan para-hiks... Siluman Serigala Bulan bajingan... hiks!" Kyuna menatap penuh harap ke Andrea.      

Andrea naikkan keningnya mendengar permintaan Kyuna. "Oh, tentu saja itu boleh. Kenapa tidak?" Ia berikan senyum lembut ke Kyuna yang langsung berterima kasih berkali-kali padanya.      

Setelah Dante dan Rogard selesai mengubur para bocah Siluman Serigala Bulan di sebuah lubang besar, Andrea pun mengirimkan mereka semua ke alam Cosmo, kecuali dia dan Gazum masih tetap tinggal di desa itu.      

"Yuk, Gaz... kita bersih-bersih dulu..." ajak Andrea sambil naik ke punggung Gazum.      

Rajawali Angin Badai raksasa itu segera terbang membawa Andrea untuk berputar di atas desa Siluman Serigala Bulan.      

Tak lama, Andrea keluarkan energi api Cero dalam jumlah besar yang dia semburkan ke sekeliling wilayah desa, membakar desa itu beserta semua mayat para Siluman Serigala Bulan di dalamnya menjadi abu.      

Usai mengurus desa Siluman Serigala Bulan dan mayat-mayat di sana, Andrea dan Gazum terbang pulang ke alam Cosmo. Mereka langsung muncul dari udara dan mendarat di depan pondok, di mana semua orang sudah menunggu.      

"Noni Putri, kami menunggumu." Kyuna tersenyum dengan mata sembab.      

"Menungguku?" Andrea turun dari punggung Gazum.      

"Kami ingin mengadakan prosesi pemakaman untuk Kak Kyuri!" Kuro menjelaskan secara singkat dan padat.      

"Ah, ayo deh kalo gitu!" Andrea pun mulai berjalan mengikuti ke tempat yang sudah disiapkan sebagai kuburan bagi Kyuri. Itu ada di salah satu lembah di belakang pondok. Tempat itu hening, sepi dan sangat pas untuk mengubur sebuah jasad.      

Prosesi pemakaman Kyuri berlangsung sederhana dan khidmat. Kyuna sesekali masih sesenggukan jika mengingat dia dan Putri Kyuri lumayan dekat dan kerap mengobrol.      

Andrea memeluk Kyuna. "Sudah, sudah, relakan dia, oke? Sekarang dia sudah terbebas dari deritanya. Dia sudah bahagia karena kita berhasil membalaskan dendam dia dan mereka semua."     

Kyuna mengangguk lemah. "Iya, Noni Putri. Aku sungguh lega dan sangat amat berterima kasih pada Noni Putri Andrea yang benar-benar membantuku balas dendam untuk klan aku... hiks!"      

"Oh ya, karena aku sudah menepati janjiku membantu kamu balas dendam, berarti secara otomatis kontrak perjanjian kita batal, ya kan?" Andrea teringat itu. "Aku benar, ya kan Ro?" Kini dia memandang ke Rogard yang diam sejak tadi.      

"Iya, Nona. Perjanjian kontrak antara kalian sudah luruh sekarang." Ekspresi Rogard terlihat aneh dan rumit. Tapi sayangnya tidak ada yang menyadari itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.