Devil's Fruit (21+)

Balas Dendam ke Raja Siluman Serigala Bulan



Balas Dendam ke Raja Siluman Serigala Bulan

0Fruit 212: Balas Dendam ke Raja Siluman Serigala Bulan     

Tangan bercakar besar Raja Siluman Serigala Bulan mencengkeram erat leher Kyuna, sedangkan tangan lainnya bergerak agresif ke dada Kyuna bermaksud melecehkan Kyuna yang tak berdaya karena napasnya nyaris berhenti akibat cekikan si Raja.      

CTAARRR!     

Seketika saja, ada petir berwarna ungu berbentuk cambuk besar yang menghantam tubuh Raja Siluman Serigala Bulan yang masih ingin melecehkan Kyuna.      

Serangan dadakan itu membuat Raja Siluman Serigala Bulan terkejut dan melepaskan Kyuna tanpa sadar. Dia langsung melihat ke atas dan menemukan tatapan penuh kebencian dari mata ungu Rogard.      

Andrea segera ambil cambuk tulangnya untuk menarik Kyuna menjauh dari Raja Siluman Serigala Bulan sebelum Raja jahat itu menyadari Kyuna yang kini sudah tidak berada di dekatnya.      

"Kyu, sori aku telat selamatkan kamu." Andrea sangat menyesal karena dia sibuk menghalau Siluman Serigala Bulan lain yang ingin mengepungnya. Meski ada Dante yang membantunya, namun jumlah Siluman Serigala Bulan ini sangat banyak dan susah ditumpas dalam waktu singkat.      

Kyuna menggeleng lemah, masih merasakan sisa-sisa sakit dari cekikan Raja Siluman Serigala Bulan. "Tidak apa, Noni Putri. Aku bisa mengerti situasi Noni." Ia ulaskan senyum tulus ke Andrea.      

"Syukur aja ada Ro, yah yang langsung bisa bikin Raja geblek itu bebasin kamu." Andrea sangat ingin berterima kasih ke Rogard yang sedang melayang di udara. Kyuna juga setuju dan mengangguk. Mereka berdua menatap ke Rogard yang berdiri gagah di udara.     

"Siapa kau, makhluk aneh!" Raja Siluman Serigala Bulan meraung marah ke Rogard yang masih berdiri angkuh di udara sambil menatap tajam ke arahnya.      

"Bukankah kau itu yang berbentuk aneh? Bertubuh manusia tapi berkepala serigala. Benar-benar tidak jelas!" balas Rogard. Ucapan ini membuat murka Raja Siluman Serigala Bulan namun justru membuat Andrea dan Kyuna terkikik singkat sebelum mereka mulai menangkis serangan Siluman Serigala Bulan yang berdatangan ke arah mereka.      

"Huaarrrkkhh! Mati saja kau manusia lemah!" Raja Siluman Serigala Bulan mengira Rogard adalah manusia. Ia kibaskan lengannya membentuk angin yang membawa aura cakar berbahayanya, siap mencabik-cabik Rogard di atasnya.      

Ctaass!      

Dhuaarr!     

Sebuah sambaran cambuk petir ungu setebal ukuran lengan manusia dewasa, menyengat turun ke Raja Siluman Serigala Bulan, beradu dengan angin bermuatan aura cakar dari Raja Siluman Serigala Bulan di udara dan mengakibatkan ledakan keras.      

Rogard tidak ingin berhenti. Dia memberikan serangan lagi ke Raja Siluman Serigala Bulan di bawahnya. Cambukan petir ungu tebal itu dia hantamkan ke arah Raja Siluman Serigala Bulan.      

Ctaarr!     

Buummm!     

Cambukan petir ungu dari Rogard sangat keras menimpa area tempat Raja Siluman Serigala Bulan berdiri.     

Wajah Raja Siluman Serigala Bulan berubah pucat. Tubuhnya gemetaran tanpa peringatan ketika begitu banyak retakan mulai muncul terciptadari tempat dia berdiri. Retakan itu membentuk jaring laba-laba besar di bawah kaki sang Raja Siluman Serigala Bulan.      

Raja Siluman Serigala Bulan tidak pernah mengira bahwa akan ada serangan petir sebesar itu yang dia terima. Tubuhnya berbau gosong meski nyawa belum meninggalkan raganya. Namun, nyalinya sudah lenyap, menguap hilang bersama dengan asap dari tubuh gosongnya.      

"Dia milikku, Rogard!" teriak Kyuna setelah mengetahui Raja Siluman Serigala Bulan telah dikalahkan Rogard dalam sekali cambukan petir. Dia menerjang ke arah Raja Siluman Serigala Bulan yang masih terpaku seolah mengakar di tanah, tidak bergerak.      

Rogard pun membiarkan Kyuna menyerang Raja Siluman Serigala Bulan disisa-sisa kekuatan si Raja. Meski begitu, pria jiwa pedang itu tetap mengawasi dari atas, siapa tau Raja Siluman Serigala Bulan masih memiliki serangan pamungkas atau senjata rahasia dari lengan bajunya.      

Kyuna menyongsong ke Raja Siluman Serigala Bulan sambil dia pusatkan kekuatan mengerikan dia pada ekor-ekornya. Dia habis-habisan mengeluarkan tenaga terbesarnya untuk dikumpulkan dan menyelimuti seluruh ekornya sehingga ekor itu tampak bersinar terang.      

Namun, jangan terlena. Ekor itu membawa kekuatan tirani yang sangat berbahaya sekali menyentuh tubuh seseorang.      

Craassss!     

Salah satu ekor Kyuna mengiris pundak Raja Siluman Serigala Bulan yang masih linglung dan tak berdaya. Pundak itu segera terpotong begitu saja dan satu lengan Raja Siluman Serigala Bulan sudah terkulai di tanah. Darah menyembur bagaikan air mancur dari bekas potongan tadi.      

Rogard menaikkan alisnya cepat ketika menyaksikan kekejaman Kyuna pada musuhnya.      

Akan tetapi, Kyuna belum ingin berhenti. Ia masih ingin menyiksa Raja Siluman Serigala Bulan sesuka hati dia. Raja jahat itu harus merasakan kondisi hidup dan mati. "Jangan harap kau akan kulepaskan, jahanam!"      

Craasss!     

Satu ekor Kyuna yang lain memotong lengan lainnya milik Raja Siluman Serigala Bulan tanpa ampun. Sedikitpun tidak ada belas kasihan di mata Kyuna. "Kau akan berharap mati setelah ini! Tapi jangan harap aku akan membiarkanmu mati dengan mudah, serigala bajingan!"      

Craass!     

Craasss!     

Craasss!     

Kyuna terus memutilasi bagian-bagian tubuh Raja Siluman Serigala Bulan yang sudah tak berdaya. Tangan dan kaki sang Raja sudah terpisah dari tubuh utama, telah berpencar serampangan dilempar ekor Kyuna yang kejam.      

Kini, Raja Siluman Serigala Bulan hanya bisa meratapi nasibnya. Yang tersisa darinya hanyalah tubuh tanpa kaki dan tangan saja. Darahnya menggenang di sekujur tempat dia tergolek lemah di tanah. Tubuhnya masih menghitam akibat petir ungu Rogard sebelumnya.      

Tak ada Siluman Serigala Bulan satupun yang berani mendekat untuk menyelamatkan raja mereka. Mereka semua sibuk masing-masing untuk menyelamatkan diri setelah menyadari kekuatan anggota kelompok Andrea begitu mengerikan.      

"Ingin lari? Ciyusan, nih?!" Andrea melonjak ke udara menggunakan Mossa dan memanggil Gazum yang lekas menyambarnya. Andrea pun duduk di punggung Gazum dan menembakkan panah Cero ke banyak Siluman Serigala Bulan yang kalang kabut ingin melarikan diri.      

Suara bergemuruh terdengar ketika energi Andrea berkumpul di dalam Busur Sparrow dia. Kemudian, anak panah cahaya Cero secara eksplosif ditembakkan bagai rinai hujan ke arah para Siluman Serigala Bulan yang berlarian tak tentu arah.      

Hujan anak panah Cero yang dilepaskan Andrea tanpa ampun menembus tubuh para Siluman Serigala Bulan. "Kalian sudah begitu kejam ke Kyuna dan klan dia. Maka, jangan salahkan aku kalo aku biarkan kalian mencicipi kekejaman yang sama!"      

Andrea bersama dengan Gazum mulai mengejar satu demi satu Siluman Serigala Bulan yang akan melarikan diri dari desa itu.      

Pedang petir Dante hasil dari kondensasi energi petir ungu di tangannya bergerak penuh hawa tirani seolah-olah ingin menerjang ke para Siluman Serigala Bulan demi mengiris-iris tubuh para Siluman Serigala Bulan dan tidak ingin membiarkan mereka bertubuh utuh.      

Energi petir yang besar telah terkumpul menyelimuti pedang cahaya petir Dante. Ketika pedang itu ditebaskan ke arah Siluman Serigala Bulan, siulan bunyinya memekakkan telinga bagai suara guntur, mampu membuat siapapun gemetar hingga ke tulang.     

Tuan Nephilim menunjukkan kekejamannya di medan pertempuran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.