Devil's Fruit (21+)

Bocah-Bocah Siluman Serigala Bulan



Bocah-Bocah Siluman Serigala Bulan

0Fruit 213: Bocah-Bocah Siluman Serigala Bulan     

Kuro dan Shiro juga menikmati pertempuran pembantaian klan Siluman Serigala Bulan ini. Masing-masing dari mereka terus bergerak lincah meski tubuh mereka besar.     

"Rasakan ini! Rasakan ini!" Kuro terus semburkan gas beracun hitamnya yang bisa melelehkan tubuh Siluman Serigala Bulan tingkat rendah dan menengah. "Ini akibatnya kalau kau mengganggu Kak Kyuna! Huh! Mati saja kalian, makhluk jahat!" Ia menambah kepekatan kabut hitam korosif miliknya yang menyelimuti banyak Siluman Serigala Bulan.     

Para Siluman Serigala Bulan yang terperangkap kabut hitam Kuro segera meleleh menjadi genangan darah di tanah. Setelah itu, Kuro bisa menyeringai puas akan hasil kerjanya.      

Kuro menoleh ke Shiro yang masih berkutat dengan beberapa Siluman Serigala Bulan juga. "Apa kau membutuhkan bantuanku, wahai saudaraku?" tanya dia ke saudara putih dia.      

Shiro mendengus. "Huh! Jangan harap kau bisa mengganggu keasikan aku di sini, Kuro! Sana kau cari mangsa lainnya saja!" Dia mengusir Kuro yang hendak menghampirinya.      

Kuro mendecih dan akhirnya mencari korban baru untuk dia lelehkan. Dia sempat melihat Shiro yang sedang melepaskan kekuatan petir putihnya yang baru terbentuk belum lama ini. "Huh! Jadi kau ingin menguji coba petir barumu? Ya sudah! Aku cari mangsa lain! Bersenang-senanglah!"     

Shiro hanya melirik sekilas ke Kuro yang pergi. Dia memang sudah bisa mengeluarkan petir putih beberapa minggu lalu. Dan kini dia ingin menjajal kekuatan baru dia.      

Bocah hybrid putih itu melepaskan jaring petir putih ke atas para Siluman Serigala Bulan yang membentuk seperti kurungan dari petir putih, melingkupi para Siluman Serigala Bulan.      

Tidak berapa lama setelah banyak Siluman Serigala Bulan terkurung di jaring Shiro, dari bagian pusat atas jaring itu muncul ular-ular putih dari petir yang terus menerus menyambar tubuh Siluman Serigala Bulan di bawahnya. Tubuh Siluman Serigala Bulan seketika hangus dan ketika Shiro memukul santai menggunakan ekor besarnya, tubuh hangus itu berubah menjadi abu hitam.      

Shiro menatap puas pekerjaannya. Dia tidak kalah menakutkan dari Kuro. Tenaga mereka sudah mulai bertambah kuat sejak banyak menelan inti kristal, buah energi dan juga berendam di kolam darah.      

Sabrina dan Noir juga melepaskan kekuatan besar mereka untuk membasmi banyak Siluman Serigala Bulan yang ada di dekat mereka.      

Setelah semua serangan dari anggota kelompok Andrea, para pejuang Siluman Serigala Bulan sudah habis tidak tersisa. Banyak mayat bergelimpangan di tanah di seluruh area desa, di berbagai sudut.      

"Udah kagak ada lagi nih yang bakalan kita habisi?" Andrea berseru ke kelompoknya.      

"Sepertinya memang sudah habis semua prajurit Siluman Serigala Bulan. Bahkan kita juga sudah membasmi yang ingin melarikan diri." Dante menyahut sambil terbang ke sisi Andrea. Tubuhnya penuh dengan percikan darah, meski itu bukan darah miliknya. Semua adalah darah Siluman Serigala Bulan yang dia bantai.      

"Bree, Noir, kalian udah kumpulkan mereka?" Andrea menoleh ke Sabrina dan Noir.      

"Sudah, Nonaku. Akan aku bawa mereka ke hadapanmu." Sabrina mengangguk dan berjalan bersama Noir ke suatu tempat.     

Tidak lama setelah itu, kedua kucing besar itu telah berjalan bersama sambil menggiring banyak anak-anak dari Siluman Serigala Bulan. Mereka semua masih kecil. yang paling besar sekitar berumur sepuluh tahun jika diukur dengan umur manusia.      

Rombongan anak-anak Siluman Serigala Bulan dihadapkan ke Andrea dan yang lainnya yang mulai berkumpul.      

"Hah! Jadi ini jalang yang berani menyerang kami!" Salah satu anak Siluman Serigala Bulan mengumpat ke Andrea. Wajahnya begitu sengit menatap Andrea.      

Andrea sempat terkejut dengan ucapan anak Siluman Serigala Bulan itu. Ia sungguh tidak menyangka.      

"Ternyata manusia jelek dan busuk ini yang sudah membunuh orang tua kami! Mati saja kau setelah ini, pelacur buruk rupa!" Anak lainnya tidak kalah sengit memaki Andrea.      

Plaakk!     

Pipi bocah Siluman Serigala Bulan itu ditampar satu ekor Kyuna. Bocah itu langsung terpelanting di tanah dan mukanya seketika berdarah. Ia mengaduh kesakitan sambil mulutnya masih saja meracau penuh sumpah serapah.      

"Kyu... jangan..." Andrea menegur lembut Kyuna yang mulai emosi.      

"Noni Putri! Mereka sungguh bermulut busuk!" Ia marah sambil menunjuk ke bocah-bocah Siluman Serigala Bulan itu. "Heh, kalian bocah busuk! Apa kalian tidak tau kelakuan orang tua kalian, hah?!"     

"Apa! Apa?!" Bocah Siluman Serigala Bulan lainnya malah berkacak pinggang menantang Kyuna tanpa rasa takut.      

Kuro maju dan ikut memukul kepala bocah itu sampai si kepala si bocah pecah dan tersungkur kaku di tanah. Bocah Siluman Serigala Bulan lainnya mulai ciut melihat kekuatan Kuro yang sudah menciutkan tubuhnya. "Apa?! Apa?! Masih berani omong busuk ke Mama aku?" balasnya.      

"Kalian... kalian sangat kejam!" seru bocah Siluman Serigala Bulan lain sambil mulai menangis ketakutan.      

"Kejam?" Kyuna terkekeh. "Apa kau tidak pernah diceritakan mengenai tingkah orang tua kalian pada klan siluman rubah belum lama ini? Apa tidak ada satupun yang memberitahu kalian bagaimana orang kalian memperlakukan anggota klan siluman rubah?" Ia menatap tajam dengan mata bersinar kuning ke bocah yang menangis tadi.      

"Aku tidak perduli! Aku tidak perduli tentang itu! Itu adalah urusan kalian! Bukan urusan kami yang masih kecil ini!" Bocah Siluman Serigala Bulan memeluk yang menangis ketakutan tadi. Ia menegarkan hatinya menatap Kyuna secara tegas.      

"Oh, tidak perduli? Bahkan kau tidak perduli bagaimana orang tua kalian memutilasi bocah-bocah siluman rubah di desaku tanpa mengenal ampun? Padahal mereka seusia kalian. Kalian masih tidak mau perduli?" Kyuna merasakan hatinya tersengat ketika teringat para anak-anak siluman rubah yang menjadi sasaran kekejaman dari Siluman Serigala Bulan belum lama ini.      

Bocah keras kepala itu menggeleng tak mau tau. "Itu bukan urusanku! Kalau orang tuaku membunuh orangmu, berarti itu karena orangmu memang bersalah dan lemah! Jangan salahkan kami jika kami ini kuat!"      

Andrea dan yang lainnya menggeleng-geleng sedih mendengar ucapan bocah itu. Ternyata begini didikan dari orang tua mereka selama ini, bahwa yang kuat berhak melalakukan apapun. Dan pihak yang lemah harus memaklumi jika ditindas oleh yang kuat.      

Sungguh ajaran luar biasa dari Siluman Serigala Bulan pada anak-anak mereka. Pantas saja sikap para bocah Siluman Serigala Bulan sungguh tidak semestinya. Rupanya mereka dicekoki dogma buruk sedari mereka kecil agar menghasilkan prajurit kuat dan kejam setelah dewasa.      

Kuro maju dan menempeleng bocah itu menggunakan ekornya. Andrea tidak sempat mencegah tindakan sang anak yang impulsif. Bocah Siluman Serigala Bulan tadi tersungkur di tanah, sekarat. "Oh, lihat! Ternyata aku lebih kuat dari kalian. Maka... bolehkah aku mempermainkan nyawa kalian sesukaku sekarang?"     

Ucapan sarkastis Kuro membuat para bocah Siluman Serigala Bulan bergidik ketakutan. Mereka mundur langkah demi langkah ke belakang, takut bila Kuro benar-benar merealisasikan ucapannya.     

"Hei... kenapa kalian mundur? Bukankah kalian harus merasakan apa yang dirasakan adik-adik Kak Kyuna sebelumnya? Aku ingin memotong-motong tubuh kalian seperti orang tua kalian juga memotong-motong tubuh adik-adik siluman rubah. Bagaimana?" Kuro menyeringai jahat.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.