Devil's Fruit (21+)

Keputusan Andrea



Keputusan Andrea

0Fruit 208: Keputusan Andrea     

=[[ Author POV ]]=     

Setelah pemikiran dari Dante yang sangat mendalam, ditambah dukungan saran dari Noir, akhirnya Dante mencapai keputusan bahwa dia akan lebih sabar dan baik dalam memperlakukan Andrea.     

Memangnya siapa orangnya yang sanggup berbuat jahat pada seseorang yang hidupnya sudah di ambang batas?      

Ini bagai Andrea sedang terkena penyakit berbahaya yang tingkat hidupnya menipis. Andrea seperti seorang penderita kanker yang sebentar lagi memasuki usia final, entah kapan.     

Oleh karena itu, Dante akan berusaha keras untuk menurunkan keras kepala dan ego dia yang teramat besar. Ia tak mau Andrea pergi selamanya dalam kondisi mereka bertengkar.      

Sejak itu, Dante benar-benar merubah sikapnya. Dia sudah tidak lagi membantah ucapan Andrea, tidak lagi marah-marah kesal pada Andrea. Bahkan dia juga lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan Andrea.     

Apakah Andrea merasakan perubahan itu? Tentu saja dia tau. Dan dia berpikir itu karena semua orang di alam Cosmo sudah mengetahui tentang Andrea yang mungkin hidup tidak lama lagi.      

Andrea sendiri sebagai sosok gadis yang sudah terbiasa tegar dan sering menghadapi kepahitan hidup, dia lebih bisa menerima nasibnya. Dia tidak sesedih yang lain, tetap menjalani kehidupan dia dengan penuh optimis seperti semula.     

Bagi Andrea, untuk apa bermuram durja? Untuk apa terus galau dan sedih? Lebih baik manfaatkan waktu yang mungkin singkat dan tersisa ini dengan sebaik-baiknya bersama dengan siapapun yang dia sayangi.      

Nona Cambion juga tidak ingin memiliki penyesalan.      

Namun, meski sudah berpikir positif demikian, masih ada satu hal yang rasanya mengganjal di benak dia. "Kalo aku matek... kalian yang di Cosmo gimana, yah? Kalian bakalan terkunci selamanya di Cosmo en kagak bisa keluar?"      

Andrea mengungkapkan kebuntuan pikirannya pada saat mereka makan malam di pondok dengan para anggota inti. Bahkan Gazum yang anti sosial saja sudi untuk turun dan ikut makan setelah merubah ukuran tubuhnya.      

"Itu bisa dipikirkan nanti, Andrea." Dante sambil mengunyah daging di piringnya.      

"Isshh~ jangan nanti-nanti, lah! Ntar kalo aku tiba-tiba mati abis malem ini, gimana?" Andrea mencubit lengan Dante yang duduk di sebelahnya. Meja makan pondok berubah bentuk menjadi lebih panjang dari sebelumnya, sehingga bisa menanampung sepuluh orang sekaligus.     

Meskipun Sabrina dan Noir tidak bisa merubah ukuran tubuh mereka, ruang makan itu masih bisa menampung kedua kucing besar berukuran jumbo tersebut.      

"Iya, iya, baiklah, akan kita pikirkan segera." Dante lekas meralat ucapannya. "Maksudku... nanti itu adalah sesudah makan. Ini lebih baik kita makan sampai kenyang dulu, baru bicarakan yang tadi kau sebut, Andrea. Begitu maksudku."      

Andrea menatap Dante secara takjub. "Woahaa! Tumben banget kamu bisa ngomong sepanjang itu, bambang!" Ia menepuk-nepuk bahu Tuan Nephilim dengan sikap santai.      

"Ehem! Yah, memangnya tidak boleh aku bicara banyak sekarang?" Dante berikan tatapan ke Andrea, tapi kali ini bukan tatapan tajam seperti biasanya. Ini adalah tatapan sangat sederhana dan biasa.      

Andrea menelan ludah, hatinya berdebar aneh tak karuan. Tatapan Dante itu terasa spesial di penglihatan dia. Atau dia hanya berlebihan membayangkan sesuatu? "A-ahahaa! Yah kagak apa lah, bambang! Tentu aja aku demen kalo kamu banyak ngomong. Kan kita jadi bisa asoi ngobrolnya. Ya kan?" Ia menaik turunkan alisnya ke Dante.      

Gadis Cambion itu sebenarnya gugup dengan perubahan Dante yang makin sweet padanya akhir-akhir ini. Tapi dia berusaha menyamarkan kegugupan dia dengan sikap sewajar biasanya.      

Andrea sudah mengatakan pada semua anggota kelompoknya untuk tidak lagi bersedih mengenai hidup Andrea yang mungkin saja akan singkat. Dia minta agar mereka semua tidak terpengaruh dan tetap berlaku seperti biasanya.      

Terutama Kuro. Andrea sudah memaksa Kuro untuk tidak lagi menangis. Ular bermata sembab itu tidak cantik, begitu ucap Andrea ke Kuro, yang alhasil membuat Kuro berhenti menangis karena takut dikata tidak cantik oleh sang mama.     

Usai makan malam, Andrea mengajak mereka berendam di kolam misterius alam Cosmo. Berendam bersama sambil berbincang akrab.      

Karena itu adalah permintaan Andrea, maka tak ada satupun yang menolak. Mereka ingin memberikan kenangan terbaik bersama Andrea.      

Sesampainya di kolam, Andrea meminta Dante tetap memakai celana meski hanya boxer. "Kagak boleh telanjang bulat!" Ia memberikan peringatan ke Dante. Ia berikan tatapan tegas ke pria Nephilim yang bersiap melepas semua pakaiannya.      

Untuk Kyuna, Andrea tidak perlu memberikan peringatan karena akhir-akhir ini Kyuna lebih sering menggunakan tubuh hewani dia. Ternyata Kyuna adalah seekor rubah putih yang sangat cantik dan imut. Ukurannya seperti kucing dewasa dan bulunya sangat lebat serta halus.      

Andrea suka memeluk Kyuna yang bagai bola bulu.      

Akhirnya, mereka pun berendam bersama-sama di kolam panas itu. Andrea memakai handuk yang dia lilitkan kuat dari dada hingga pertengahan paha. Lagi-lagi Dante memilih duduk di sebelah dia, dan Andrea tidak keberatan mengenai itu.      

Kuro dan Shiro mulai berenang hilir mudik dengan santai di sepanjang kolam. Mereka sudah mulai tenang akan nasib Andrea. Mereka tidak ingin membebani pikiran Andrea jika mereka terus menerus bersedih.      

"Nah, kayak yang aku bilang tadi di pondok, menurut kalian gimana?" Andrea membuka percakapan.      

"Soal Cosmo dan penghuninya?" tanya Dante.      

Andrea mengangguk. Ia melipat lututnya ke atas sehingga Kyuna bisa bertengger di atas lutut Andrea dan berendam tanpa takut tenggelam akibat tubuh mungilnya. Ditambah, Andrea juga terus memegangi Kyuna dalam bentuk rubah kecil agar tidak jatuh ke kolam.      

"Menurutku, biar saja mereka tetap di sini." Dante memberikan opini dia seraya tatap lembut Andrea di sampingnya.     

"Tapi ntar aku tiba-tiba matek tanpa sempat bebaskan kalian gimana? Eh iya, aku kan juga punya perjanjian kontrak ama Bree, Gazum, ama Kyuna juga, ya kan? Kalo aku matek, apa mereka ikut matek? Duh... jangan, deh!" Ia tiba-tiba teringat mengenai kontrak darah dia dengan beberapa hewan.      

"Menurut saya tidak begitu, Nona." Rogard sudah muncul dari tubuh Dante dan sudah memakai handuk yang dililitkan di pinggang, lalu duduk tenang di samping tuannya.      

"Gak gitu gimana, Ro?" Andrea menoleh ke Rogard yang sudah muncul.      

"Seperti sudah pernah saya katakan sebelumnya... bahwa ada tahapan-tahapan tertentu untuk korban dari Mutiara Scarlet Penghisap." Rogard mengingatkan. "Jadi, tidak mungkin Nona akan tiba-tiba meninggal tanpa pernah melalui masa-masa lemah, sakit dan terkapar terlebih dahulu."     

"Nah! Dengarkan Rogard." Dante mulai bersemangat, meski tidak tau kenapa demikian.     

"Jadi... beneran ada tahap-tahap sebelum matek, gitu yah? Berarti bisa bersiap-siap, benar kan Ro?"     

"Benar, Nona. Pasti akan ada tahapan-tahapannya." Rogard mengangguk. "Maka dari itu, ketika Nona Andrea sudah mulai sering merasa lemas hingga akhirnya susah melakukan aktifitas apapun, Nona bisa mulai melepaskan kontrak dengan para hewan Nona, dan mungkin juga Nona bisa keluarkan koloni kingkong dari Cosmo agar mereka tidak terjebak di Cosmo."     

Andrea manggut-manggut paham akan penjelasan Rogard yang memang masuk akal. "Bener juga, tuh Ro. Berarti selama aku masih bisa aktifitas, kalian masih bisa tetep di sini, yah, bareng ma aku."     

"Betul, Nona."      

"Semoga ini nggak bikin koloni kingkong muram karena musti keluar dari sini. Padahal aku kan udah janji kasi mereka kehidupan yang tentram sentosa." Andrea merenung.     

Malamnya setelah puas berendam dan sudah memakai baju ganti yang bersih dan kering, Andrea menemui kediaman Raja koloni Kingkong Tubuh Besi. Ia ingin membicarakan mengenai apa yang dipaparkan Rogard di kolam tadi.     

"Nona manusia, jadi benar-benar Nona terkena kutukan dari Mutiara Scarlet Penghisap?" Ratu koloni menampakkan raut sedih. Dia sudah menerima kabar mengenai Andrea, tapi tak menyangka bahwa itu adalah fakta. Ia jadi sedih. Baginya, kenapa manusia sebaik Andrea harus berumur pendek?     

"Iya, hehe..." Andrea mulai duduk di tempat yang disediakan oleh Ratu koloni.     

"Nona manusia, lalu apa yang ingin Nona bincangkan dengan kami sehubungan dengan itu?" Raja koloni menanya tepat sasaran sambil dia masih berdiam di kursi kebesarannya di gua kediaman dia di salah satu lembah Cosmo.      

"Aku ... jika nanti aku semakin melemah dan tidak bisa beraktifitas lagi, saat aku mendekati kematian, aku pengin melepas kalian ke luar dari Cosmo."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.