Devil's Fruit (21+)

Mutiara Aneh Berwarna Scarlet



Mutiara Aneh Berwarna Scarlet

0Fruit 204: Mutiara Aneh Berwarna Scarlet     

Usai puas menjelajahi kebun herbal buatan Andrea, Kyuna dan Andrea, beserta Kuro pun kembali ke pondok. Mereka akan bersiap untuk berendam di kolam darah. Ini adalah hari ke-6 mereka berendam.     

Setelah persiapan dilakukan, Andrea pun memusatkan pikirannya dan membawa mereka kembali ke ngarai batu yang terdapat kolam darah di dalamnya.     

Andrea dan kelompok intinya keluar terlebih dahulu. Pertama-tama, giliran para wanita yang berendam. Sedangkan para pria harus berjaga di bibir gua.     

Andrea, Sabrina, Kuro dan Kyuna pun mulai berendam di dalam kolam darah. Mereka telanjang bulat, Andrea dan Kyuna.     

Kyuna sepertinya memiliki kekuatan yang besar sehingga dia mampu mempertahankan wujud humanoid dia lebih lama dibandingkan siluman tingkat tinggi lainnya.     

Kata Rogard, jika Kyuna memang berbakat dan menemui takdir yang bagus, Kyuna bisa meningkat menjadi hewan iblis yang akan lebih kuat lagi nantinya.     

"Kyu, ini berendam kamu yang keberapa seumur hidup kamu?" tanya Andrea sambil menoleh ke Kyuna yang duduk tenang di sisi kanannya.     

"Ini yang terakhir, Noni." Kyuna menjawab sambil balas tatapan Andrea. Ia masih tak mengira akan bisa bersahabat dan akrab dengan seseorang yang nyaris dia bunuh kemarin. Takdir memang aneh.     

"Oh ya, kok kamu manggil aku Noni?" Andrea jadi tersenyum lebar. Dia malah membayangkan dirinya memakai pakaian ala Noni Belanda jaman dulu kala jika dipanggil dengan sebutan Noni.     

"Itu... aku hanya ingin berbeda saja, karena yang lain sudah memanggilmu Nona. Apakah Noni dan Nona berbeda arti?" Kyuna ternyata hanya ingin tampil beda saja dalam memanggil Andrea.     

"Gak, kok! Kagak beda. Itu sama aja, sih! Cuma, rasanya... panggilan Noni itu lebih berasa kayak panggilan ke bangsawan aja menurutku, hehe..." Andrea meringis geli membayangkan dia bangsawan Belanda jaman dulu kala.     

"Tapi kan Mama memang bangsawan..." Kuro menimpali sembari dia berenang asik hilir-mudik di sepanjang kolam.     

"Noni adalah seorang bangsawan?" Kyuna terkejut.     

"Iya." Kuro berenang mendekat ke Kyuna. "Mama itu seorang puteri dari kerajaan Incubus di dunia bawah!"     

Mata Kyuna membelalak tak percaya. Ia menoleh ke Andrea yang tersenyum canggung karena tak mengira Kuro akan membeberkan langsung jati dirinya. "No-Noni... benarkah itu? Kau... kau seorang Puteri dari kerajaan bawah?" Tatapannya dipenuhi aroma syok pada Andrea.     

Terbayang di benak Kyuna dia sempat nyaris membunuh Andrea dan melukai parah sang Cambion. Andaikan dia benar-benar membunuh Andrea, akan jadi seperti apa dirinya nanti mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan Raja dari kerajaan dunia bawah?!     

Seketika, punggung Kyuna merinding meski tengah berendam di kolam darah yang panas. Ia tak mengira akan asal usul besar dari Andrea. "Kukira... kukira Noni adalah manusia biasa..."     

Andrea hembuskan napas. Sepertinya dia tidak bisa lebih lama menyimpan lagi indentitas dia di hadapan Kyuna. Ia pun menceritakan semua asal usul dia ke siluman rubah di sampingnya.     

"Noni... adalah Cambion..." Kyuna diberikan kejutan lanjutan mengenai darah Cambion yang ada di tubuh Andrea. Eksistensi Iblis itu sendiri sudah menakutkan dan kuat. Namun, Cambion bisa lebih kuat dari Iblis murni itu sendiri dalam hal kekuatan dan kecerdasan.     

Inilah kenapa banyak Cambion diburu berbagai pihak untuk dimusnahkan, karena dianggap spesies yang mengancam berbagai ras. Maka, sebelum Cambion tumbuh dan berkembang, mereka diburu untuk dimusnahkan, baik oleh para Iblis sendiri, ataupun para Nephilim dan Malaikat.     

Meski begitu, Cambion tetap terus bermunculan di dunia. Hanya Cambion yang paling kuat yang mampu bertahan hingga mencapai usia seratus tahun lebih, seperti Cambion Merlin. Ia adalah salah satu Cambion Zeus yang yang dihormati segala ras pada jaman dahulu.     

Sudah hampir seribu tahun tidak ada Cambion yang sekuat Merlin.     

Setelah mengetahui asal usul dari Andrea, kini Kyuna memandang Andrea dengan cara pandang baru. Dia tak berani lagi bersikap santai pada Andrea. Bagi dia yang hanya siluman, eksistensi Iblis adalah jauh di atasnya, apalagi jika itu adalah salah satu keluarga bangsawan Iblis.     

Andrea yang menyadari perubahan raut wajah Kyuna segera menepuk-nepuk bahu Kyuna sambil tersenyum ringan. "Udahlah, Kyu... bikin santai aja. Toh aku bakalan lepasin darah Iblis ini kok suatu hari nanti."     

Lagi-lagi Kyuna terlonjak kaget. Dia tak pernah tau makhluk bodoh seperti apa yang justru menolak kekuatan besar seperti Cambion? Siapapun dari ras apapun pasti menyukai kekuatan. Dengan adanya kekuatan, maka akan bisa melindungi siapapun yang dia inginkan. Dengan adanya kekuatan, dia bebas menekan siapapun yang dia kehendaki.     

Kekuatan memang bagai pedang bermata dua. Ia akan berbeda penanganan dan fungsi di tangan yang berbeda pula. Pemiliknya adalah penentu dari manfaat kekuatan itu sendiri.     

Tapi... bagaimana mungkin Andrea yang sudah dikaruniai kekuatan sehebat itu justru ingin menyingkirkannya? Kyuna sampai menggeleng-geleng tanpa dia sadari dikarenakan mendengar niat Andrea tadi.     

"Putri... sepertinya itu... tidak bagus..." Kyuna tersendat mengatakannya.     

"Tidak bagus?" Andrea miringkan kepalanya. "Kenapa?"     

Kyuna pun menguraikan pemikiran dia barusan ke Andrea. Dan sang Cambion kuat hanya mendengarkan dengan seksama segala paparan pikiran Kyuna. Kuro sesekali menimpali Kyuna dan mengatakan dia setuju dengan pendapat Kyuna. Sabrina juga demikian.     

"Tapi... ini udah tekad aku, sih! Pokoknya aku harus lepasin darah Iblis ini dan hidup kayak manusia normal biasa lagi. Aku lelah banget kalo harus dikejar-kejar mo dibunuh. Sumpah, itu tuh bikin capek! Aku kangen kehidupan biasa aku dulunya..." Pandangan Andrea menerawang ke langit-langit gua.     

Sedang membayangkan Oma dan Opa, Andrea justru menemukan benda aneh yang menempel di langit-langit gua. Benda itu sangat menarik pandangan Andrea karena itu seperti sebuah mutiara sebesar kelereng berwarna merah kehitaman yang menempel begitu saja di dinding atas gua, tepat di atas kolam darah.     

"Itu... apa, yah?" Andrea menunjuk ke arah mutiara merah kehitaman di atas sana. Semua yang di kolam pun turut menengadah ke arah yang ditunjuk oleh Andrea.     

"Itu... seperti mutiara?" Kyuna tampak ragu.     

"Bagus sekali, Ma! Aku ambil, yah!" Kuro segera melesat ke atas untuk mengambil mutiara itu. Namun... "ARGHH!" Kuro menjerit keras.     

"KURO!" teriak Andrea sambil bergegas mendekati Kuro yang sudah jatuh kembali ke kolam. "Kamu gak apa, sayank?" Ia menggapai tubuh Kuro yang lunglai.     

Kuro menggertakkan gerahamnya menahan sakit. "Tadi... tadi seperti ada penghalang di sana, Ma waktu aku mau menyentuhnya. Penghalang itu seperti menyerang aku, Ma... urrghh..." Ia terkulai di telapak tangan Andrea.     

"Coba aku ambil..." Kyuna segera julurkan salah satu ekor putih dia keluar dari air ke arah mutiara berwarna scarlet cantik di atas kolam.     

CTASS!     

"Arghh!" Kyuna menjerit. Ia mengelus ekornya yang seperti bekas terbakar. "Mutiara apa itu sebenarnya? Kenapa begitu kuat?!" Ia menatap bingung ke Andrea.     

"Oke, kalo gitu, biar aku coba sekarang, dah!" Andrea pusatkan konsentrasi dan mulai kerahkan tenaga Mossa dia untuk mencapai mutiara scarlet di atas sana.     

Andrea berkeringat dari kepala hingga meleleh ke kening saat dia mencoba terus untuk menggapai mutiara itu.     

Syuutt!     

"Berhasil!!!" teriak Andrea girang ketika dia berhasil menarik mutiara itu lepas dari dinding atas gua dan pelan-pelan mengarahkan ke depan wajahnya untuk diamati.     

Semua yang di kolam membelalak takjub melihat kesuksesan Andrea mengambil mutiara warna scarlet itu. Mereka semua terkagum-kagum dengan mutiara yang ternyata mampu mengeluarkan sinar kemerahan samar yang menyelubungi sekujur mutiara.     

"Dia cantik ba-"     

Syuutt!     

Wuusss!     

Belum sempat Andrea melengkapi kalimatnya, dia dikejutkan dengan gerakan tiba-tiba dari si mutiara scarlet yang melesat masuk ke dahinya dan menghilang bagai tertelan oleh kening Andrea.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.