Devil's Fruit (21+)

Tidur Bersama (3) (21+)



Tidur Bersama (3) (21+)

0Fruit 201: Tidur Bersama (part 3)     

Andrea merasa dia sangat amatir saat ini. Dante mengamati semua kecanggungan dari sikap Andrea dalam memperlakukan penis dia.     

Awalnya, Andrea memang terlihat malu-malu dan kaku, namun, tak berapa kemudian... dengan bantuan arahan dari Dante, Andrea pun mampu menggerakkan mulut dan lidahnya lebih luwes memanjakan Mr. Happy milik Dante.     

Bahkan Andrea sudah makin lihai menggeliatkan lidahnya di seputar kepala penis Dante karena kata sang pria, itu adalah salah satu titik peka ternikmat milik Tuan Nephilim.     

Andrea patuh dan terus mencoba berbagai hal yang terasa baru baginya. Menjilat, mengulum, menghisap, meliukkan lidah, mengocok bersama dengan tangan.     

Suara Dante mulai terdengar jelas. Andrea memperingatkan agar Tuan Nephilim tidak terlalu berlebihan dalam mengeluarkan suara agar kedua anak angkat mereka di sebelah tidak terbangun dan mencari tau apa yang terjadi di kamar ini.     

Tak berapa lama, Dante pun menyemburkan peluru cair dia yang hangat di mulut Andrea. "Telan saja semuanya, Andrea... Tak apa..." Dante mengelus pipi Andrea saat gadis itu masih terus mengatupkan mulutnya yang penuh berisi cairan pekat milik Dante.     

Glekk!     

Andrea sungguh bersusah payah menelan apa yang dikatakan sebagai makanan terlezat yang menjadi incaran para Succubi. Lantas, sesudah itu, ekspresi wajah Andrea tak tertahankan. "Iuuwwhh~ rasanya gak enak! Ouwwhh~ ini rasanya gak ilang-ilang di mulut. Danteeee~"     

Dante terkekeh ringan lalu meraih wajah Andrea untuk mencumbui bibir Andrea seakan itu adalah bentuk terima kasih darinya karena Andrea sudi melakukan apa yang dia minta. Mungkin sekaligus untuk mengalihkan rasa tak nyaman dari sperma tadi di mulut Andrea yang memang beraroma dan berasa tajam.     

Apalagi jika Dante adalah pemakan daging yang aktif.      

Setelah melakukan percumbuan sambil kembali meraba-raba tubuh indah Andrea, hasrat Dante kembali bangkit dan itu dibuktikan dengan kembali menegaknya sang tongkat perkasa miliknya. Bagi Tuan Nephilim yang perkasa, urusan menegangkan pusaka kembali usai ejakulasi bukanlah perkara sulit.     

Mungkin bagi lelaki lain membutuhkan waktu hingga sepuluh menit sampai setengah jam, namun Dante hanya butuh di bawah lima menit jika memang dia sangat terangsang dan menginginkan kenikmatan kembali.     

Dante hanya butuh membujuk Andrea dengan bahasa penuh cinta yang berbunga-bunga, dan Andrea pun menyerahkan liang hangatnya untuk diisi oleh pusaka kebanggaan Dante.     

Pada awalnya, Andrea ingin menangis karena rasanya sangat sakit dan terasa sangat menyesaki vaginanya. Ia merengek agar Dante mencabut keluar miliknya karena dia tak kuasa menahan rasa sakitnya.     

Namun, lagi-lagi Tuan Nephilim sungguh pandai membujuk dan menenangkan Nona Cambion yang amatir agar percaya dan terus berjuang menahan rasa sakit untuk waktu sejenak.     

Dan memang sesuai dengan yang dijanjikan Dante, tak berapa lama, Andrea sudah mulai bisa menikmati hentakan penis Dante pada liang spesialnya. Badan Andrea terayun-ayun naik dan turun di atas ranjang sambil Dante menekuk kedua lutut Andrea dan menahannya menggunakan kedua tangan.     

Kali lain, Dante memiringkan tubuh Andrea sambil terus menyodok-nyodokkan sang pusaka tegang sembari memegangi satu kaki Andrea yang ditaruh pada bahunya. Tak lupa Dante mengelus-elus klitoris Andrea ketika penisnya terus memompa sang vagina.     

Desah keduanya terus seirama dan tetap di bawah suara rata-rata. Keduanya saling menahan suara meski sama-sama merasakan terjangan birahi yang menggebu-gebu.     

Andrea kembali luapkan orgasme dia meski Dante masih bertahan belum sampai di batas limitnya. Itu karena Dante sangat terampil dengan jari-jarinya yang benar-benar mengenal seluk beluk tubuh Andrea beserta segala kelemahannya.     

Setelah Andrea orgasme, Dante berhenti sejenak, mencabut penisnya, mencumbui Andrea dan merubah posisi tubuh Andrea menjadi menungging.     

Nona Cambion sempat memprotes tidak mau posisi demikian karena beralasan malu. Entah apa maksud dari malu tadi. "Dan~ engghh... jangan yang gini, please... malu, Dan..."     

Dante merunduk untuk membujuk Andrea yang sudah berhasil dia posisikan menungging. "Hei... kenapa harus malu? Ini aku, Andrea... bukan orang asing... dan menurut pengelihatanku... apa yang ada di depanku ini sangat indah dan menggugah selera..." Jari-jari Dante mengelus vagina Andrea dari belakang.     

"Daann..." Andrea menoleh ke belakang, mencari wajah tampan sang pria yang mulai mengarahkan penisnya. "Aaarghh..." Andrea menahan sekuat tenaga agar suara jeritannya tidak sekeras yang dia khawatirkan.     

Menit berikutnya, Dante sudah sibuk mengentak-entakkan penis tegang dia kuat-kuat dalam vagina Andrea yang basah. Satu tangan Dante meraih klitoris Andrea di depan sana dan mengusap-usap secara seduktif.     

Andrea mengerang pelan dan merasakan kepalanya pusing dan kosong akibat dari stimulasi Dante pada klitorisnya. Tak membutuhkan waktu lama untuk Andrea menyerah lagi dan terpuruk di atas ranjang dalam posisi telungkup.     

Tapi, itu tidak menyurutkan Dante untuk melanjutkan aksi penisnya yang beringas. Dalam keadaan Nona Cambion telungkup lemas, Dante cukup membuka sedikit paha Andrea dan melesakkan dalam-dalam sang penis ke lubang hangat si Cambion agar bisa kembali memulai pompaan nikmatnya.     

Dante bergerak agresif dan hardcore hingga Andrea harus menggigit bibirnya dan membenamkan wajahnya ke bantal sebagai upaya dalam meredam suara yang rasanya ingin mencuat keras-keras.     

Saat Dante merasa dia di batas limit, dua tangan Dante menarik pinggul Andrea agar pantat si gadis Cambion mencuat menungging ke atas meski tubuh Andrea masih ambruk lunglai di ranjang. Dante butuh pelepasan segera. Maka, kini dia berkonsentrasi.     

"Orgh! Orrgh! Hoorrghh! O-oorrghh! Herrghhh..." Akhirnya Dante tuntaskan hasrat yang sudah menumpuk dalam sebuah semburan deras memenuhi rahim Andrea.     

Sang gadis Cambion merasa lega karena Dante sudah mendapatkan ejakulasinya untuk yang kedua kalinya. Maka, sekarang mereka sudah bisa mulai tidur.     

Namun, itu ternyata hanya harapan Andrea. Tak berapa lama kemudian, Dante sudah menarik Andrea dan membopong si Cambion untuk menjajal posisi lain. Dan total mereka melakukan sepuluh gaya dengan Andrea orgasme lima kali dan Dante ejakulasi delapan kali.     

Mereka selesai menjelang pagi. Keduanya ambruk bersamaan. Ada senyum penuh rasa bahagia di wajah Dante. Ini sungguh sesuatu yang dia idamkan. Harapannya, ini bisa berlangsung selamanya, dan kapanpun dia ingin.     

Ah, bukan berarti Dante seorang maniak seks, dia hanya... tergila-gila akan Andrea. Itu saja alasan sederhananya.     

Ia ingin Andrea selalu tidur bersama dengannya, dan bangun paginya pula bersama-sama dengan dia, Tentu itu terasa sangat membahagiakan bagi siapapun... tidur dan terbangun bersama orang yang disayangi.     

Nikmat mana lagi yang terdustakan?     

Dengan saling rebah berhadapan, Andrea tersenyum manis ke Dante sambil elus pipi Tuan Nephilim. "Dante..." sapa Andrea menggunakan suara manis dan manja merayu. "Makasih, yah..."     

Dante membalas senyuman hangat Andrea. "Iya, Andrea... aku juga berterima kasih padamu karena ini suatu yang membahagiakan aku..."     

Andrea terus tersenyum hingga Dante mulai curiga. Tuan Nephilim kernyitkan dahi. Ia bertanya ke Andrea, "Kau... berterima kasih untuk apa?"     

Dahi Andrea naik sambil mengulum senyum dan menyahut pelan, "Umm... untuk sperma-sperma kamu yang mengenyangkan? Hehe..."     

Seketika Dante mengutuk banyak-banyak dalam hatinya mendengar jawaban Andrea. Karena dia tau persis arti jawaban itu. 'Shit! Shit! Shit!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.