Devil's Fruit (21+)

Tidur Bersama (2) (21+)



Tidur Bersama (2) (21+)

0Fruit 200: Tidur Bersama (part 2)     

Dante tidak menggubris penolakan Andrea. Toh dia paham, jika memang Andrea menolak dia dengan sungguh-sungguh, Andrea bisa menggunakan Mossa atau tenaga dia lainnya untuk menjauhkan Dante dari dia.     

Namun, nyatanya... Andrea tidak melakukan itu semua, yang menandakan bahwa Andrea hanya berpura-pura tidak menginginkan ini. Dante mencapai konklusi demikian menilik dari sikap Andrea yang terkesan pasrah walau seolah memberontak.     

Tepp!     

Dua tangan Andrea disatukan tangan Dante di atas kepala sang Cambion, sementara Dante berpuas diri mencumbui sang Gadis Cambion yang ada di bawahnya.     

"Dan, jang-mmrrsshh... aanghh... stop-mmccpphh... aanghh... ini... ini waktunya kita-mmsspphh..." Andrea kesulitan berbicara jika Dante terus saja memburu bibir dia untuk dilumat.     

"Bocah... mmccphh... bersihkan bibirku... mmccpphh... dari aroma... si rubah itu... mmccpphh... mmrrlpphh..." Dante terus mencari bibir Andrea yang menolak bibirnya. Kedua tangannya masih menahan tangan Andrea di atas agar si Cambion tidak bisa berkutik.     

Selain itu, Dante juga suka jika wanitanya terlihat tak berdaya dan terintimidasi oleh dia dalam aktifitas seperti ini. Dante sangat menyukai sebagai pihak pendominan utama.     

Andrea terengah-engah akibat dari ulah bibir Dante yang terus mengejar ingin mencumbu tanpa henti. Apalagi tubuh bawah sang Nephilim terus bergerak-gerak menggesek-gesekkan area selatan mereka berdua.     

Dante tak mau ini berhenti. Hal seperti ini sudah menumpuk di otaknya, berkubang di khayalannya. Maka, setelah Andrea jelas-jelas menyerahkan diri dengan mengajukan dirinya untuk tidur berdua dengannya, mana mungkin Dante akan melepaskan kesempatan ini begitu saja?     

Ia mau tak mau membuang segala gengsi dan harga dirinya demi bisa meyakinkan Andrea mengenai apa yang dia inginkan, apa yang dia rasakan.     

Tubuh Andrea terbuai naik dan turun meski mereka belum melakukan apapun, bahkan belum secuilpun penetrasi.     

Dante bergerak cepat dan meloloskan baju atas Andrea walau gadis Cambion itu sempat mempertahankan baju tersebut. Tapi Dante berhasil menjadi pemenangnya dan baju itu pun berhasil ditarik ke atas dan dibuang sembarangan oleh Tuan Nephilim tampan.     

"Dante, kamu ini-aarrhh... Daaann~ mmhh..." Andrea segera memejamkan mata ketika bra warna pink dia sudah ditarik ke bawah dan mulut Dante berhasil memenjarakan puting dia yang telah menegang.     

Andrea pejamkan mata kuat-kuat sambil busungkan dadanya tanpa dia sadari dan kepalanya ia lempar ke belakang karena sensasi dari kuluman lincah mulut Dante dalam mengeksplorasi puting-puting dia secara bergantian.     

Tangan Dante meremas payudara sembari terus berikan cumbuan dalam pada kedua puting Andrea.     

Gadis Cambion yang sedari awal tidak berharap akan ada kejadian begini bersama Dante, kini mulai luluh dan menampakkan sikap pasrah. Alih-alih ingin menolak, dia malah mencengkeram bahu Dante kuat-kuat dengan mata masih memejam.     

Alih-alih mulutnya ingin memarahi Dante atas kelakuan si Nephilim yang tidak pada jalurnya, Andrea malah menghabiskan napasnya untuk mendesah lirih dan sesekali melenguh keenakan. Lidah Dante seakan-akan tau persis bagaimana merangsang puting dada Andrea.     

Setelah puas beberapa saat menguasai payudara sang Cambion, satu tangan Dante merayap ke arah selatan mereka, menyusupkan tangan itu ke dalam rok mini yang sudah tersibak secara alami karena gerakan keduanya.     

"Haanghh... Daaann... please, stop... aanghh... aku.., aku takuttthh... nnghh..." desah Andrea masih saja belum mau membuka matanya. Satu tangannya dia gunakan untuk menghalau tangan agresif Dante, namun itu tidak berpengaruh banyak.     

Dante masih saja bisa membuat tangannya terus bergerilya tanpa henti di area lembab tersebut. "Takut? Takut apa, bocah? Hm?" Suara Dante makin dalam dan serak sambil jari-jarinya memulai aksinya di dalam celana dalam Andrea.     

"Akhh... aku... aku takut..." Andrea kini berani membuka matanya setelah lama terpejam. "Aku takut aku gak mau ini berenti..." Wajahnya memerah dengan tatapan sayu pada Tuan Nephilim, sungguh mengundang birahi Dante.     

"Tsk! Kau ini, bocah!" Dante jadi terbakar tanpa dia ingin memadamkan api di jiwanya. Dengan beberapa gerakan cepat, Dante berhasil melucuti celana dalam mungil Andrea yang berwarna serasi dengan bajunya.     

Andrea terhenyak sesaat sebelum akhirnya dia menerima perlakuan erotis Dante pada daerah spesial dia. Ia tak menolak ketika Dante membuka kedua pahanya dan mulai merunduk untuk menyesap kehangatan yang ditawarkan Andrea di bawah sana.     

"Aanghh! Mmmrrrhh... Daaannn~ mmrrghh..." Andrea membekap mulutnya sendiri memakai telapak tangan agar suara dia tidak sampai terdengar hingga ke kamar sebelah. Sungguh tidak lucu jika Kuro dan Shiro terbangun dan penasaran dengan suara di kamar Dante yang menyebabkan kedua bocah hybrid akan menyambangi kamar sang papa.     

Kedua bocah itu tidak boleh tau! Andrea bertekad demikian.     

Tapi, bagaimana mungkin Andrea mampu meredam kenikmatan yang diberikan lidah dan mulut Dante sekaligus? Terutama ketika dua jari Dante mulai masuk perlahan-lahan dan ikut bekerja sama dengan mulut sang Nephilim untuk membuat Andrea makin tersengal-sengal bernapas pendek.     

Andrea sampai-sampai menggigit tepian telapak tangannya dikarenakan terjangan birahi yang dihantarkan oleh aksi Dante. Pada menit berikutnya, dia menyerah dan menjerit tertahan saat orgasme-nya datang bagai air mancur.     

Rasanya malu, tapi ternyata Dante sangat menyukainya. Dante terus memberikan pujian setinggi luar angkasa mengatakan bahwa dia menyukai orgasme indah dari Andrea tanpa perduli seprei dia basah kuyub.     

Andrea terengah-engah sangat malu. Wajahnya merah padam dengan peluh meleleh di tepian wajahnya. Sayu, dia menatap Dante. "I-ini aja, yah Dan... ini aja, oke? Abis ini kita tidur..."     

Dante naikkan alis tebalnya mendengar ucapan Andrea pasca orgasme. "Ini saja? Ah, ya... sehabis ini memang kita akan tidur, itu tak perlu diragukan..."     

Namun, Dante bukannya berhenti seperti harapan Andrea dan mengajak tidur, pria Nephilim itu justru meloloskan celana boxer dia sehingga kini tampak sudah sebuah benda besar nan panjang yang berurat tegang dan keras, tegak teracung menantang gravitasi.     

"D-Daann?" Andrea menatap bingung ke Dante yang menggerak-gerakkan otot penisnya di depan wajah Andrea. "Kan kita mo tid-"     

"Iya, kita akan tidur setelah INI selesai. Bukan begitu sesuai yang kamu mau, ya kan Andrea?" Dante menampilkan senyum diagonalnya. Ia pun memegangi batang penis besarnya dan mulai arahkan ke mulut Andrea. "Ayo sayank, bantu aku sebentar..."     

"B-bantu?" Andrea jadi makin bingung dengan bahasa ambigu Dante. "Tapi aku kan maksudnya tadi-mmhh... Daann..." Andrea merasa malu karena Dante sudah sentuhkan ujung penisnya yang kenyal luar biasa ke mulut Andrea.     

"Ayo, Andrea... coba jilat... dan buat aku melayang..." Dante memerintah. Atau... ini lebih tepat dikatakan jika dia sedang memohon?     

Andrea tampak ragu-ragu sambil melihat penis yang sudah diarahkan ke mulutnya. Dia kini sudah setengah duduk di atas ranjang sedangkan Dante masih mendominasi di atas tubuhnya.     

Meneguk ludah sekali, Andrea julurkan lidahnya perlahan-lahan dan sentuh batang jantan sang Nephilim menggunakan ujung lidahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.