Devil's Fruit (21+)

Mencoba Cabai Untuk Pertama Kali



Mencoba Cabai Untuk Pertama Kali

0Fruit 202: Mencoba Cabai Untuk Pertama Kali     

"Met pagi!" Andrea menyapa semua yang datang ke ruang makan pondok yang sekarang sudah berubah lumayan luas sehingga bisa dimasuki sepuluh siluman kingkong yang berbadan besar sekaligus. Itu karena kekuatan Andrea juga bertambah, makanya pondok juga menyesuaikan.     

Kyuna yang baru saja keluar dari kamar dan disapa Andrea yang sudah memakai celemek, segera menyahut canggung, "Mmhh... selamat pagi, Noni." Ia agak terkejut karena disambut wajah cerah Andrea sepagi ini.     

Kuro dan Shiro mengikuti Kyuna di belakang. Keduanya bergelanyut manja di pergelangan tangan Andrea dalam bentuk ular kecil menyerupai gelang hitam dan putih di masing-masing tangan sang Cambion.     

"Met pagi, Mama yang kusayang!" Kuro tersenyum ceria seperti biasa bila berhadapan dengan sang mama, idolanya.     

"Kalian pasti udah lapar, ya kan? Aku dah masak yang enak-enak, loh!" Andrea sodorkan berbagai masakan yang terbuat dari daging. Ia juga menyediakan beberapa buah energi roh dan buah kristal di wadah tersendiri layaknya itu adalah kudapan saja.     

Kyuna tak menyangka alam milik Andrea ini bisa memiliki buah-buah langka seperti itu. Ia mulai duduk di salah satu bangku di ruang makan.     

"Mama! Mama! Papa mana?" tanya Shiro.     

Andrea menoleh ke Shiro yang menggelungkan diri di pergelangan tangan kirinya. "Hm? Papa? Dia lagi tidur, tuh. Masih lelap."     

Shiro mulai melesat ke atas lengan Andrea. "Aku bangunkan Papa dulu, ya Ma."     

"Eh jangan!" tahan Andrea ketika anak hybrid putihnya bersiap untuk melesat pergi.     

Shiro batal meloncat dari lengan Andrea. "Kenapa, Ma?"     

Andrea mengusap lembut dahi Shiro sambil menjawab, "Papa kalian sedang kecapekan! Hihi... mendingan kalian gak ganggu dia hari ini." Ia kedipkan satu mata ke sang anak yang menatap bingung.     

"Oh, oke!" Shiro pun membatalkan kunjungan dia ke kamar sang papa.     

Kyuna yang menangkap kedipan mata Andrea tadi bisa sedikit paham apa yang terjadi. Dalam batinnya, Kyuna mengira semalam Andrea dan Dante sibuk berintim ria hingga paginya Dante terkulai lemas setelah berjuang semalam suntuk.     

Prasangka Kyuna tidak meleset sepenuhnya, karena memang Dante dan Andrea melakukan aktifitas intim semalam penuh. Namun itu terjadi di alam mimpi. Meski di alam mimpi, namun dampaknya tetap dirasakan seusainya di alam nyata.     

Tapi Kyuna belum mengetahui itu. Mungkin nanti menunggu Andrea menceritakan saja sendiri siapa dia sebenarnya, dan apa kemampuan khusus yang dia miliki.      

Mereka makan apa yang disajikan Andrea di meja makan. Kyuna menaikkan alisnya sambil terperanjat heran. "Ini enak sekali! Ternyata daging bisa dibuat seenak ini?" Ia menatap semur daging sederhana buatan Andrea. "Sepertinya ada yang menggelitik di lidahku, tapi itu membuat aku ingin terus makan dan makan."     

Andrea tergelak. "Haha, aku menambahkan sedikit cabe di semur itu. Cuma sedikit aja, sih, untuk menambah cita rasa."     

"Apa tadi namanya? Cabe?" Kyuna baru mendengar mengenai cabai.     

Putri Cambion mengangguk. "Iya, cabe. Itu bentuknya seperti ini..." Ia mengeluarkan sebuah cabai dari lemari penyimpanan bahan di dapur. Ia serahkan buah cabai kecil berwarna merah darah ke Kyuna yang terkagum-kagum.     

"Jadi ini yang menyebabkan rasa menggelitik di lidahku!" Kyuna menerima cabai dari tangan Andrea dan mengamati buah berwarna merah tersebut. "Aku coba dulu. Aarmmhh!"     

"Eh, jangan!" Andrea ingin menghentikan perbuatan Kyuna yang memasukkan cabai utuh ke mulutnya, namun terlambat. Ia tersenyum miris ke sang siluman rubah ekor sembilan.     

"UWAAAA!!!" teriak Kyuna tanpa bisa diredam. "LIDAHKU! LIDAHKU TERBAKAR! TERBAKAR!" Ia panik hingga wajah dan matanya mulai memerah. Seumur-umur, ini adalah pertama kalinya dia merasakan buah cabai. Apalagi itu tadi jenis cabai rawit merah yang biasa disebut cabai setan. Bisa dibayangkan rasanya ketika dikunyah mentah-mentah.     

Kyuna lekas muntahkan cabai yang masih tersisa di mulutnya dan berlari memutari meja makan dengan panik. Andrea juga panik, lekas mengambil gelas dan mengisi dengan air alam Cosmo yang mengalir secara otomatis dari kran.     

Kuro dan Shiro malah tertawa terbahak-bahak melihat kepanikan dua wanita di depan mereka. Satunya panik berputar-putar sambil berteriak sembari meleletkan lidah dengan wajah merah, dan satunya lagi mengejar seraya membawa segelas air agar Kyuna lekas meminumnya.     

Tak berapa lama, Kyuna mulai tenang setelah meminum dua gelas air alam Cosmo yang ternyata manjur menghilangkan rasa pedas di lidah dia. Kini sang siluman rubah sedang duduk termenung dan belum tenang sepenuhnya dari syok rasa barusan tadi. Ia meringkuk di sudut seraya tertunduk.     

Andrea menghampiri Kyuna yang sepertinya masih syok dengan insiden 'lidah terbakar' tadi. Ia menepuk-nepuk bahu Kyuna. "Dah, dah, santai aja. Itu cuma sensasi rasa pedas doang, kok! Wajar kalo kamu kaget karena kamu baru kali ini ngerasain yang gitu, kan?"     

Kyuna mengusap matanya yang berair. Di sana masih ada sisa-sisa air mata setelah tadi menangis karena cabai. "Iya, Noni. Itu sungguh mengejutkan aku. Aku pikir lidahku benar-benar terbakar." Ia menatap sayu ke Andrea. "Kenapa harus ada buah yang berbahaya seperti itu di makanan?"     

"Eh? Berbahaya? Hihi..." Andrea terkikik geli. "Justru buah ini yang sering dimakan ama manusia di dunia kami, loh!"     

Kyuna membolakan matanya yang indah. "Sering? Buah seperti itu sering dimakan kalian?" Ia tak habis pikir, bagaimana bisa manusia yang berkekuatan jauh di bawah siluman bisa memakan buah yang mengerikan seperti cabai, dan bahkan sering?! Astaga.     

"Haha... tentu aja kami para manusia jarang memakan buah ini utuh seperti kamu tadi. Biasanya kami menggerus buah itu terlebih dahulu sambil dicampur beberapa bahan lain dan setelahnya bakalan bikin nagih! Percaya, deh!" Andrea menjelaskan secara singkat mengenai cabai dalam kultur makanan manusia.     

Kyuna menggeleng-geleng keras. Segila apapun dia, dia takkan mau mencicipi lagi yang namanya cabai. Ah, apa kau yakin, Nona Rubah?     

"Ahaha... Kyu, kalau misalkan nanti kau ikut denganku ke alam manusia, akan aku perkenalkan masakan- masakan enak yang memakai buah yang kamu takuti ini." Andrea geli karena Kyuna masih saja ketakutan akan cabai.     

Kuro dan juga Shiro masih terkikik geli karena Kyuna yang bereaksi heboh mengenai cabai. Keduanya tidak memiliki masalah dengan penambahan cabai sedikit pada makanan yang dimasak oleh mama mereka. Kedua bocah hybrid itu mempunyai ketahanan lidah yang lebih baik ketimbang Kyuna.     

Sedangkan Kyuna, mendengar Andrea akan membawa dia ke dunia manusia yang sering memakan cabai, dia mulai bergidik. Ia tak menyangka ternyata manusia bisa seseram itu. Memakan buah yang bisa meledakkan mulut dan membakar lidah! Kekuatan macam apa pula itu?!     

"Hrrrhh... tidak bisakah kalian tidak ribut berteriak-teriak pagi begini?" Tiba-tiba, Dante sudah muncul di ambang pintu kamarnya dengan penampilan kusut dan wajah pucat. Ia melirik jengkel ke Andrea yang justru berseri-seri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.