Devil's Fruit (21+)

Ikut Aku dan Jadi Kelompokku



Ikut Aku dan Jadi Kelompokku

0Fruit 196: Ikut Aku dan Jadi Kelompokku     

Kyuna tentunya tidak memiliki pilihan lain selain menuruti apa kata Andrea. Hidup dan matinya kini berada di keputusan Andrea. Ia pun mengangguk setuju dan membiarkan Andrea memasuki kesadarannya.     

"Katakan yang jujur mengenai pembasmian klan kamu, Kyuna." Andrea sudah melakukan Razum pada Kyuna. Pandangan mereka terus berpadu.     

Mata Kyuna tampak kosong tanda Razum telah berhasil merasuk dan menguasai Kyuna sepenuhnya. Dia kini terhipnotis dan menuruti apapun mau Andrea. "Klan aku adalah klan siluman rubah yang ada di wilayah Tenggara ini. Kami memiliki musuh bebuyutan yaitu klan serigala bulan Tenggara."     

Kyuna memulai ceritanya. Dia tidak mungkin berkata bohong walau satu katapun karena kekuatan Razum sudah menguasai kesadarannya.     

"Lalu? Kenapa serigala bulan itu membantai klan kamu?" tanya Andrea.     

"Karena kami menolak menyerahkan puteri rubah kami yang berharga untuk dijadikan selir siluman serigala." Kyuna menjawab. "Kami yakin mereka hanya berbohong akan menjadikan tuan putri kami selir. Mereka pasti akan menyiksa tuan putri dan akhirnya akan memakan tuan putri karena mereka adalah makhluk jahat dan kejam serta licik!" Nada suara Kyuna tampak emosi.     

"Di mana tuan putri kamu, Kyuna? Apa dia masih hidup? Atau mungkin ditawan para siluman serigala?" Andrea masih terus berikan pertanyaan.     

"Tuan Putri Kyuri... hiks, ia memang berhasil ditangkap siluman-siluman serigala keparat itu! Dan kami... kami... hiks... kami tidak berdaya karena desa kami dikepung oleh ratusan siluman serigala. Kami kalah jumlah dan sebelumnya... sebelumnya mereka sudah meracuni sumur desa kami sehingga kami kehilangan kekuatan dan berhasil dibasmi mereka, hiks!" Air mata mulai meleleh deras dari mata Kyuna.     

Andrea terdiam sejenak. Dia bisa segera memahami alur cerita dari Kyuna. Itu memang hal yang licik dengan meracuni air sumur desa dan membuat mereka tidak berdaya dan lalu membasmi mereka. "Kamu... gimana kamu bisa lolos? Apa masih ada yang lain selain kamu, Kyuna?"     

Kyuna menggeleng. "Hanya tersisa aku. Itu pun karena salah satu tetua kami mendorongku ke pintu rahasia sehingga aku bisa lolos dari pembasmian. Dan beberapa hari setelah aku memutari gunung untuk kembali ke desa... kulihat... hiks... kulihat mayat-mayat penduduk desaku sudah bergelimpangan dan termutilasi dengan inti siluman yang sudah hilang dari dada mereka. Bahkan mereka tidak mengampuni anak-anak rubah kami yang masih kecil!!!" Nada emosi terdengar seketika dari Kyuna.     

Nona Cambion meneguk ludahnya. Napasnya mendadak memburu. Dalam hal apapun di dunia ini, dia paling membenci bila ada anak kecil dilibatkan dalam sebuah pertempuran. Hatinya segera terpicu. Ia yakin Kyuna tidak berbohong dengan bercerita demikian. Ia sudah meggunakan kekuatan pengendali pikiran Razum ke Kyuna.     

"Mereka... tidak menyisakan satupun?" Andrea bertanya untuk memastikan.     

Kyuna menangis dan menggeleng. "Bahkan mereka memutilasi adik-adikku yang masih di bawah umur!!! Aaarrghh..." Kyuna meraung dan meratap pilu mengingat adik-adik dia. "Hanya mayat Tuan Putri Kyuri yang tidak aku temukan, makanya aku berasumsi Tuan Putri Kyuri dibawa oleh serigala-serigala keparat itu! Hiks! Aku ingin memotong-motong serigala itu semua! Hiks!"     

Tubuh Kyuna bergetar karena emosi jika mengingat mengenai kedua adiknya yang masih kecil. "Kyumi... hiks... Kyutera... hiks... Kakak tidak berguna... hiks!"     

"Kyuna, tenangkan dirimu dulu. Aku butuh kau menceritakan semuanya. Kau sanggup?" Andrea masih ingin mendengar semua dari Kyuna.     

Kyuna menatap Andrea penuh dengan sorot mata nanar seolah-olah hanya ada luka di sana. "Tanyalah. Aku akan menjawab semuanya."     

"Kau ini kuat. Kekuatanmu bahkan di atas aku, Kuro dan juga Sabrina." Andrea menunjuk ke arah Kuro yang ada di punggung Sabrina yang duduk di dekat batu besar. "Apakah klan kamu sekuat kamu?"     

Kyuna mulai hentikan tangisannya walau masih menyisakan sedikit isakan pelan. "Tidak. Hiks. Tidak semuanya sekuat aku. Setengah dari kami memang berekor sembilan, tapi itu masih tak berdaya menghadapi racun pemunah energi dari klan Serigala Bulan. Hiks!"     

Dari cerita Kyuna, Andrea bisa menyimpulkan bahwa ini murni karena rasa iri dari klan Serigala Bulan atas kekuatan para Siluman Rubah Ekor Sembilan yang besar. Andrea juga mengerti bahwa Klan Siluman Serigala Bulan takut tersaingi oleh kekuatan Klan Siluman Rubah makanya digunakan racun pemusnah energi untuk menaklukkan Klan Siluman Rubah.     

"Apakah Klan Serigala Bulan kuat? Bagaimana bila dibandingkan dengan klan kamu, Kyuna?" Andrea ingin tau kekuatan dari para siluman Serigala Bulan.     

"Mereka tidak sekuat yang kau bayangkan. Mereka hanya pandai dalam hal ilusi dan serangan berkelompok. Dari dulu mereka memang mengincar kekuatan klan rubah kami. Dan kekuatan mereka menguat di saat malam hari, terutama ketika terjadi bulan purnama." Kyuna membeberkan mengenai siluman Serigala Bulan.     

Andrea mengangguk-angguk sebentar. Lalu dia meneruskan, "Kyuna, apakah kau menyukai Dante? Sungguh-sungguh menyukai Dante?"     

Kyuna melirik Dante di sisi Andrea. Kemudian dia menggeleng. "Aku hanya iseng saja padanya. Itu karena dia tidak terpengaruh oleh pesonaku, oleh karena itu aku merasa emosi karena ditolak, makanya aku terpaksa menggunakan kabut racunku padanya."     

Sang gadis Cambion pun mengulum senyum. Ia lega mendengar bahwa Kyuna tidak bersungguh-sungguh menyukai Dante.     

"Kyuna, kalau misalkan aku membebaskan kamu, apakah kamu akan mengejar-ngejar Dante lagi? Apa kau akan nekat menggunakan segala macam upaya untuk memikat dia?" tanya Andrea. Ini murni karena penasaran. Walau ada sedikit tendensi kecemasan jika Kyuna masih akan mengejar Dante.     

Kyuna menggeleng. "Aku melihat dia tidak tergoyahkan. Dia sepertinya hanya melihat ke kamu saja, Andrea. Dan rasanya aku harus mengakui bahwa tidak semua lelaki bisa aku pikat dengan pesonaku."     

"Kamu yakin? Beneran nih nggak akan kejar-kejar Dante lagi? Dia ganteng, loh!" Andrea malah memanas-manasi Kyuna disertai nada memancing.     

Namun, Kyuna masih juga menggeleng. "Aku sudah tidak berminat padanya lagi semenjak dia terlihat sangat tidak perduli pada wanita manapun kecuali kau, Andrea."     

"Uhuk!" Dante tiba-tiba terbatuk ketika Kyuna menyelesaikan kalimatnya.     

Andrea terusik dan mencubit pinggang Dante. "Apaan sih, pake batuk-batuk segala, dih..."     

Dante balas menatap Andrea. "Hei, memangnya sejak kapan kau punya kuasa untuk melarang orang batuk? Undang-undang mana yang kau ciptakan untuk tidak memperbolehkan orang batuk?"     

Andrea memutar bola matanya. Rasanya memang percuma berdebat dengan Nephilim satu ini. "Undang-undang moyang aku, piiipp."     

"Sudah, jangan berbicara ngawur." Dante menghentikan perdebatan sebelum berlanjut ke arah konyol nantinya. "Sekarang, apakah aku sudah boleh membunuh dia?"     

Andrea mencubit lagi pinggang Dante. Pria Nephilim itu mengaduh, tapi Andrea tidak menggubris. "Kamu kenapa sih demen banget pake bunuh-bunuhan? Kagak kasian apa ma dia?"     

Dante melongo. "Kasihan? Dengannya?" Ia menunjuk ke Kyuna yang masih tertunduk lunglai. "Dia hampir membunuh kamu, Kuro dan juga Sabrina! Apa kau lupa?!"     

"Ya, tapi kan nyatanya aku ama yang lain selamat." Andrea tak mau kalah.     

"Itu karena aku lekas datang, bocah bodoh!" Dante malah gemas sendiri atas perlawanan argumen Andrea.     

Andrea segera menutupi mulut Dante menggunakan telapak tangannya dan menoleh ke Kyuna. "Oi, Kyuna, kamu masih kepingin balas dendam?"     

Kyuna mendongak dan mengangguk cepat dengan raut tegas. "Tentu. Tentu aku harus membalas dendam!"     

"Kalo gitu... ikut aku dan jadi kelompokku. Gimana?" Andrea naikkan keningnya sembari tersenyum lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.