Devil's Fruit (21+)

Kaya Mendadak Dari Pil



Kaya Mendadak Dari Pil

0Fruit 258: Kaya Mendadak Dari Pil     

Raja Naga Iblis Heilong segera mengangkat dagunya penuh akan rasa bangga karena telah berhasil mendapatkan barang yang diidamkan oleh sang anak. Dengan begini, pasti wibawa dan kharisma dia melejit di mata Kuro dan Shiro.     

Banyak pengunjung yang menoleh secara otomatis ke arah kamar VIP nomer satu. Mereka bertanya-tanya, siapa sebenarnya seseorang yang ada di dalam sana? Tadi orang dari kamar itu sudah memenangkan sepasang pedang elemen yang mahal, kemudian mereka memenangkan kembali inti kristal dengan harga yang fantastis.     

"Apakah mungkin itu kepala desa kita?"     

"Ah, tidak mungkin! Aku dengar kepala desa kita sedang pergi keluar desa."     

"Apa itu mungkin anaknya? Tuan Muda Regan?"     

"Tidak, tidak! Dari suaranya jelas orang itu bukan Tuan Muda Regan. Sepertinya dia sudah lanjut usia jika menilik suara berat dan tua dia."     

"Apakah mungkin dia akan menelan inti kristal itu untuk dirinya sendiri? Agar bisa hidup lebih lama lagi?"     

"Cih! Tidak tau diri kalau begitu! Sudah terlalu lama hidup tapi masih menginginkan umur? Kenapa dia harus bersaing dengan kita yang ingin memberikan kristal itu untuk keturunan kita?"     

"Ya, benar! Benar! Akan menjadi sangat tidak tau malu jika dia egois ingin menelan kristal itu untuk diri dia sendiri!"     

"Tua bangka egois!"     

Raja Naga Iblis Heilong seketika merasakan hatinya berdarah karena dihujat tanpa alasan oleh orang-orang yang duduk di aula bawah. Dia ingin sekali berteriak keras-keras bahwa dia rela mengeluarkan banyak emas demi anaknya! Sama seperti mereka!     

Andrea segera menyentuh lengan Raja Naga Iblis Heilong ketika sang Raja hendak berdiri dan mungkin berbuat sesuatu yang konyol. Dia menggeleng seakan-akan mencegah Raja Heilong. "Abaikan saja, Paman. Tidak perlu Paman capek-capek menanggapi ucapan tidak penting seperti itu. Jangan sembarangan mengeluarkan aura menekan Paman, oke?"     

Raja Naga Iblis Heilong pun menghela napas tiga kali dan kembali ke tempat duduknya. Tidak lama kemudian, inti kristal api yang diidamkan Kuro pun datang dibawa oleh seorang pelayan.     

Begitu inti kristal diserahkan ke Raja Naga Iblis Heilong, sang Raja segera menyerahkan sejumlah besar batu emas yang telah dia persiapkan sebelumnya. Batu-batu emas itu dibawa oleh pelayan tadi.     

Kuro berteriak kegirangan dengan hadirnya inti kristal api besar tersebut. Segera ia meraih kristal itu dan mendekapnya erat-erat di pelukan, khawatir jika tidak dia pegang kuat-kuat, akan diserobot orang lain.     

Andrea tergelak kecil melihat kelakuan anak angkatnya. "Apa Kuro sayank ingin buruan menghisap kristalnya? Mama bisa kirim kamu ke Cosmo kalo kamu mau."     

Kuro hampir menjawab iya sebelum akhirnya dia teringat dia ingin melihat sendiri berapa harga lelang dari pil-pil istimewa buatan sang mama.     

Maka, menahan rasa ingin lekas menggunakan kristal itu, dia menyerahkan bongkahan sebesar bola basket berwarna merah menyala ke mamanya agar disimpan terlebih dahulu di RingGo. Ia menghirup udara dan mulai duduk tenang di kursinya, siap menantikan pelelangan pil sang mama.     

Selanjutnya, pelelangan berjalan dengan beberapa barang dikeluarkan dan antusiasme pengunjung masih tetap ada. Hingga akhirnya, mereka tiba di penghujung pelelangan.     

"Para pengunjung terhormat, kami memiliki beberapa pil yang mengagumkan!" Feriz membuka pengenalan akan barang yang akan dilelang.     

Semua pengunjung segera mendengungkan bisik-bisik mereka.     

"Apakah ini Pil Jiwa Dewa?"     

"Mungkinkah pil legendaris itu akhirnya keluar?"     

"Oh Dewa, tiba-tiba aku menyesal sudah membeli beberapa barang tidak berguna sebelumnya. Tolong, aku ingin mengembalikan barang-barang ini dan mendapatkan uangku kembali..."     

"Itu salahmu sendiri yang selalu kalap jika ada pelelangan!"     

"Nah, ini adalah sebuah pil yang tentu sangat kalian butuhkan!" Suara centil Jazie lantang bergaung. "Ini bisa menyelamatkan hidup kalian dalam keadaan darurat!"     

Feriz mendekat ke rekan host-nya dan berlagak tak sabar. "Oh ayolah, Jazie sayank... katakan pada kami, pil apa itu yang kau sebut sangat kami butuhkan untuk menyelamatkan hidup kami?"     

"Ya, Nona Jazie! Lekas saja katakan!" Ada pengunjung yang sudah tidak sabar ingin agar kain berwarna merah yang menutupi botol pil itu diangkat dan mereka bisa lekas mengetahui pil apa yang ada di dalamnya.     

"Nona Jazie, kami sudah tidak sabar lagi! Lekas tunjukkan dan kami akan mulai berebut!" teriak pengunjung lainnya secara gamblang.     

Jazie terkikik nakal. "Baiklah, baiklah... kalian begitu tidak sabaran!" Tangan Jazie yang lentik dan mungil perlahan-lahan menarik ke atas kain merah sehingga kini muncul sebuah botol giok kecil berwarna putih dengan hiasan lukisan warna biru. "Nah, ini dia..."     

Feriz mengamati Jazie yang mengeluarkan sebuah pil dari dalam botol giok itu. "Wah... dari harum baunya... ini memang obat yang istimewa! Aku bisa melihat warna hijau legam dengan sulur emas terang yang cantik sekali! Ah~ rasanya aku tidak tega untuk memakannya karena ini terlalu indah! Terlalu sempurna!" Wajah gadis seksi itu terlihat mendamba.     

Jazie terkikik binal pada Feriz. "Kau memang benar. Ini memang sempurna, karena ini adalah Pil Anti Racun tingkat Sempurna!"     

Langsung saja ucapan Jazie direspon dengungan keras dari para pengunjung. Mereka mulai berdebat argumen dan sibuk menilai pil tersebut.     

"Ternyata bukan Pil Jiwa Dewa!"     

"Apakah sebenarnya rumor adanya Pil Jiwa Dewa itu hanya tipuan Paviliun Anggrek Putih agar kita berbondong-bondong ke sini?"     

"Ya Dewa! Itu tingkat sempurna! Dan memang dari kilauan warna emasnya aku bisa yakin itu benar-benar pil tingkat sempurna!"     

"Jadi itu Pil Anti Racun?"     

"Kau harus tau kegunaan hebat pil itu! Dia bisa menghilangkan racun hanya dalam hitungan tiga tarikan napas saja!"     

"Kau tidak bercanda?"     

"Baiklah! Kami akan membuka harga dasar dari Pil Anti Racun ini. Di sini, setiap botol akan berisi dua pil di dalamnya dan semuanya adalah tingkat sempurna. Kami tidak akan mempertaruhkan nama besar kami untuk menipu Anda! Harga awal untuk satu botol berisi dua pil adalah... seratus batu emas!" Jazie berteriak lantang menyebutkan harga awal.     

Tidak ada pengunjung yang langsung menyerukan harga seperti sebelumnya. Mereka tampaknya masih ragu apakah benar ada Pil Jiwa Dewa atau tidak.     

"Dua ratus emas!" Sebuah suara dari arah kamar VIP nomer lima terdengar.     

"Tiga ratus emas!" Suara lain dari kamar VIP tujuh juga menyahut.     

Akhirnya, terjadi pertarungan antar penghuni kamar VIP di lantai atas, kecuali kamar nomer satu dan dua.     

Hasil akhir, botol pertama jatuh ke penghuni kamar VIP sepuluh dengan empat ratus batu emas. Botol kedua dimenangkan oleh kamar VIP tujuh dengan lima ratus emas. Botol ketiga berhasil dibeli kamar VIP tiga dengan empat ratus lima puluh batu emas. Botol keempat dan kelima dimenangkan semua oleh penghuni kamar VIP lima dengan lima ratus emas dan empat ratus emas.     

Andrea menarik napas dalam-dalam dengan senyum terkembang lebar di tempat duduknya. Dia sudah membayangkan. Dua ribu dua ratus batu emas! Dia merasa kaya mendadak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.