Devil's Fruit (21+)

Membalikkan Arah Angin



Membalikkan Arah Angin

0Fruit 263: Membalikkan Arah Angin     

Andrea membolakan kedua matanya lebar-lebar sembari menatap tidak percaya ke arah Manajer Huo Wei. "Hei, kau! Kenapa bisa enteng banget ngubah perjanjian kesepakatan gitu? Kok bisa?!"     

"Nona, kendalikan dirimu!" Bendahara Huo Di makin mendapat angin untuk menekan Andrea agar menerima persetujuan mereka. "Sangat tidak sopan berteriak lantang pada kami, para petinggi Paviliun Anggrek Putih. Benar-benar tidak tau aturan!"     

Gadis Cambion makin tersulut akan ucapan nyinyir dari Bendahara Huo Di. "Eh! Wajar, dong kalo aku emosi! Kamu juga kalo ditipu bakalan kagak terima, iya kan?" Dia tidak lagi bertutur kata sopan menggunakan kata baku.     

"Nona, jaga ucapanmu!" Tetua Paviliun lainnya menegur Andrea sambil melotot tak senang dengan Andrea. Tampaknya di antara mereka telah terjadi kesepakatan diam-diam melalui transmisi suara. "Apakah kau sedang menuduh kami ini menipumu?"     

"Nona, Paviliun Anggrek Putih tidak pernah merugikan siapapun selama ratusan tahun kami beroperasi di sini."     

"Nona tampaknya bukan orang dari daerah ini, jadi kami memaklumi jika Nona tidak tau pembagian hasil yang biasa kami lakukan adalah enam puluh dan empat puluh. Nona pasti salah dengar."     

"Nona kecil, saya sarankan Anda pulang saja dan nikmati hasil yang sudah kami berikan. Itu bukanlah hasil yang kecil untuk nona kecil seperti Anda. Tolonglah bersikap bijaksana, Nona."     

Andrea terus menerus menerima teguran dan saran dari para tetua paviliun. Mereka saling bersahutan hingga tidak ada kesempatan bagi Andrea untuk menyahut atau memprotes secuilpun.     

Tiba-tiba, terdengar suara di kepala Andrea. Rupanya dia mendapatkan transmisi suara dari Raja Naga Iblis Heilong. "Tuan Putri, lekas keluarkan aku dari sini. Akan aku beri mereka semua pelajaran yang sangat amat bagus!"     

Mengetahui ternyata Raja Naga Iblis Heilong bisa mengirimkan transmisi suara padanya, Andrea menggunakan kekuatan batin dia untuk mengirim suara jawaban ke Raja Naga Iblis Heilong. "Tidak perlu, Paman. Sepertinya aku masih bisa tangani ini. Dan juga aku gak mau terlalu membuka identitasku kalo kagak kepepet."     

Terdengar desah kecewa Raja Naga Iblis Heilong dari alam Cosmo. "Tuan Putri, mereka ini sungguh keterlaluan padamu. Mereka sangat curang dan merugikanmu tidak kira-kira!"     

"Lalu, menurutmu bagaimana selain kau harus kumunculkan ke luar?" Andrea bertanya pada Raja Naga Iblis Heilong melalui transmisi suara.     

"Aku bisa salurkan aura aku ke Tuan Putri. Kita lihat apakah tanggapan mereka." Raja Naga Iblis Heilong memberikan saran.     

"Oke, deal! Itu aja lebih bagus." Andrea tersenyum. Lalu mulai berbicara ke para anggota Paviliun Anggrek Putih. "Jadi, menurut kalian, kalian kagak merugikan aku? Kalian tidak berbuat curang, gitu?"     

"Tentu saja tidak!" Bendahara Huo Di menjawab dengan pandangan arogan dan dagu terangkat. Rasanya Andrea ingin sekali menarik kuat-kuat jenggot panjang lelaki iblis murni itu agar tidak selalu mendongak sombong.     

"Yakin?" Lalu tiba-tiba saja muncul sebuah aura yang tebal menyelimuti tubuh Andrea, memberikan tekanan pada para tetua dan Tuan Paviliun Anggrek Putih. "Manajer Huo Wei, apa kau yakin kau mengatakan aku mendapatkan potongan empat puluh persen? Bukan dua puluh persen, yah? Yang mana, tuh?"     

Semburan aura Raja Naga Iblis Heilong yang tebal pekat mulai membuat tidak nyaman para orang tua dari Paviliun Anggrek Putih. Hanya yang di luar gazebo seperti Tuan Muda Regan dan Nona Muda Aiko yang tidak terpengaruh tekanan aura itu karena terlalu jauh dari gazebo.     

Manajer Huo Wei merasa dirinya seperti tercekik perlahan demi perlahan. Wajahnya mendadak memerah menahan sakit. Demikian juga yang lainnya.     

Hanya Tuan Paviliun yang tidak merasa kesakitan. Namun, dia menatap terkejut ke Andrea. "Kau... apakah kau... dari Klan Naga? Kenapa... aura Raja Naga Iblis Heilong ada padamu?! Kau... apakah kau kerabat dari Raja Naga Iblis Heilong?" Kini dia kehilangan ketenangan dan wibawanya.     

Meski mereka semua, anggota inti Paviliun Anggrek Putih adalah para iblis murni, namun mereka juga takkan berani bermain-main dengan nyawa mereka jika harus berhadapan dengan Raja Naga Iblis Heilong yang terkenal kejam, yang berani membantai klannya sendirian saja beberapa ratus tahun silam.     

Siapa yang tidak mengenal kekuatan dan kekejaman Raja Naga Iblis Heilong? Mereka semua mendadak gentar.     

Andrea menyeringai. "Ya, aku ini keponakan Raja Naga Iblis Heilong. Lalu kenapa jika gitu?" Dia sudah tidak menggubris apakah perbuatan dia membawa-bawa nama besar Raja Naga Iblis Heilong itu salah atau baik. Dia hanya ingin menerima keadilan.     

Dan jika datangnya keadilan dengan cara demikian, maka terjadilah!     

Tuan Paviliun Huo Tian makin kesulitan mempertahankan sikap berwibawanya. Dia mulai bergerak gelisah dan bahkan bangkit dari duduknya untuk menghadap dengan lebih pantas ke hadapan Andrea. "Saya... saya sungguh tidak tau Nona adalah kerabat dekat dari Raja Naga Iblis Heilong. Mohon maafkan kebodohan kami yang tidak mengetahui ini!" Ia lekas tangkupkan dua tangannya menghormati Andrea.     

Hati Andrea bersorak senang. Akhirnya dia mendapatkan wajah dalam masalah ini. Dia mendengus kecil. "Pfftt! Aku masih bertanya ke Manajer Huo Wei, tuh! Coba Manajer Huo jawab dulu pertanyaan aku, deh!"     

Manajer Huo Wei yang sangat tidak menyangka Andrea berselubung aura tebal Raja Naga Iblis Heilong, segera mengendalikan diri. Wajahnya masih memerah dan ia menyentuh lehernya. Suaranya tercekat sambil menjawab. "Du-dua puluh... dua puluh... persen!"     

Andrea berlagak manggut-manggut seolah baru saja mendapatkan infromasi bagus. "Ahh... ternyata dua puluh persen. Apa itu udah benar?"     

"Su-sudah, Nona!" Suara Manajer Huo Wei makin mencicit seperti tikus terjepit perangkap. "Tolong... tolong Nona mengasihani kami."     

Seketika aura Raja Naga Iblis Heilong pun mulai hilang dengan sangat cepat. Begitu aura itu menghilang dari tubuh Andrea, para tetua dan Tuan Paviliun Anggrek Putih pun mulai bisa bernapas normal dan warna wajah mereka kembali ke semula.     

Mereka semua lekas menghirup napas sepuas-puasnya setelah tadi dicekik oleh aura Raja Naga Iblis Heilong.     

Di dalam benaknya, Andrea berterima kasih pada Raja Naga Iblis Heilong atas bantuan 'kecil' ini. Ia tidak mengira pengaruh Raja Naga Iblis Heilong begitu besar di alam ini.     

Namun, dari kejauhan malah terdengar seruan dari Tuan Muda Regan yang terlihat sangat tidak puas karena mendadak semua anggota Paviliun Anggrek Putih malah mencapai kesepakatan yang bagus dengan Andrea. Dia masih merasakan hatinya berdarah-darah telah kehilangan tujuh belas ribu batu emas untuk membayar pil milik Andrea.     

"Hei, dia itu curang! Dia tadi ikut menawar untuk pilnya sendiri sehingga harga jadi melonjak tajam!" teriak Tuan Muda Regan.     

"Benar!" Nona Muda Aiko tidak mau diam saja tanpa mendukung kekasihnya. "Dia tadi di kamar VIP satu dan dia terus menerus ikut menawar untuk pil yang ternyata itu milik dia sendiri! Itu adalah curang!"     

"Ya! Dia curang, Tuan Paviliun!" Tuan Muda Regan tidak rela jika Andrea tidak merasakan kerugian apapun. "Bukankah karena curang itu maka dia harus dihukum? Hukum dia! Kurangi batu emas dia!"     

Andrea memutar bola matanya. "Katakan pada aku, Tuan Paviliun yang bijak..." Andrea tidak repot-repot menoleh ke Tuan Muda Regan di taman sana dan justru menatap lekat Tuan Paviliun Huo Tian. "Apakah aku curang jika aku ikut menawar barang lelangku sendiri? Bukankah yang begitu sudah sangat umum terjadi di pelelangan?"     

Sekali lagi aura Raja Naga Iblis Heilong muncul. Tuan Paviliun Huo Tian terkesiap bagai disengat. "Tidak! Tidak curang!" Ia buru-buru menjawab Andrea sebelum kembali tercekik.     

Tuan Muda Regan mendelik tak percaya dirinya tidak mendapatkan dukungan dari pihak Paviliun Anggrek Putih. "Hei, Tuan Paviliun! Dia jelas-jelas berbuat curang! Hal seperti itu adalah hal tabu yang dilakukan dalam pelelangan!"     

"Tuan Muda Regan, tolong jaga bicaramu pada Tuan Paviliun!" Salah satu tetua ganti menegur Regan yang melongo.     

Andrea terkikik geli, lalu kembali menanya pada Tuan Paviliun Huo Tian. "Jadi, bener nih aku kagak curang walo aku ikutan nawar barang aku sendiri?"     

Tuan Paviliun Huo Tian menggeleng cepat berulang kali.     

"Berarti ini kesalahan dari seseorang yang panas dan mempertaruhkan semua uangnya dengan sangat bodoh, iya kan, Tuan Paviliun?" Andrea melirik sekilas ke Tuan Muda Regan.     

"Bajingan! Jalang tukang onar! Pembuat kecurangan!" Tuan Muda Regan terus mencaci maki Andrea.     

Tuan Paviliun Huo Tian segera kibaskan lengan bajunya yang panjang ke arah Regan dan segera saja pemuda jelmaan hewan iblis itupun terbang dan menghantam tembok taman. "Antarkan Tuan Muda Regan keluar dari sini. Dia tidak ada urusan dalam masalah di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.