Devil's Fruit (21+)

Berubah Empat Puluh Persen



Berubah Empat Puluh Persen

0Fruit 261: Berubah Empat Puluh Persen     

Setelah kemenangan Tuan Muda Regan akan Pil Jiwa Dewa kedua dengan harga yang sangat fantastis, empat pil lainnya pun terjual dengan harga di kisaran sepuluh ribuan batu emas.     

Bahkan, ada pula dua orang dari tempat duduk aula bawah yang berhasil menawar setelah bersaing ketat dengan orang-orang penghuni kamar VIP di lantai atas.     

Selain Pil Jiwa Dewa digunakan untuk menyembuhkan penyakit berat apapun, dia juga dimiliki sebagai sebuah prestis dari Klan, yang tentu akan membuat Klan lain iri karena itu adalah salah satu pil legendaris yang sangat langka dan dikabarkan sudah punah.     

Entah dari mana Pangeran Djanh bisa mempunyai ramuannya dan dengan enteng memberikannya ke Andrea seakan itu bukan hal yang berharga untuk sang pangeran.     

Andrea mulai menghitung-hitung keuntungan yang dia peroleh dari Pil Jiwa Dewa malam ini. Pil pertama mendapat harga sembilan ribu batu emas dari penghuni kamar VIP 6. Kemudian pil kedua berhasil mengeruk batu emas sebanyak tujuh belas ribu dari Tuan Muda Regan.     

Kemudian pil ketiga dimenangkan penghuni kamar VIP nomer 4 dengan harga sepuluh ribu tiga ratus batu emas.     

Seorang siluman tua yang duduk di aula bawah berhasil memenangkan pil keempat dengan penawaran sebelas ribu batu emas yang konon akan dia berikan ke istri mudanya yang sedang sakit.     

Pil kelima jatuh ke tangan penghuni kamar lantai atas lagi, kamar VIP nomer 9 dengan harga sepuluh ribu seratus batu emas. Harga mulai agak menurun karena dianggap ada banyak pil.     

Dan pil terakhir berhasil dimenangkan oleh seorang Iblis murni yang duduk pada bangku aula bawah di harga sembilan ribu sembilan ratus batu emas. Dia tampak puas dan sombong. Rekan-rekan satu kelompoknya menepuk bahu dan punggung dia ikut bangga dan senang.     

Total ada enam puluh tujuh ribu tiga ratus batu emas yang dihasilkan Pil Jiwa Dewa. Sedangkan dari pelelangan Pil Anti Racun, mendapatkan batu emas sebanyak dua ribu dua ratus. Jika dikurangi dua puluh persen, maka Andrea akan mendapatkan lima puluh lima ribu enam ratus batu emas. Dan akan dikurangi dengan pembayaran awal sebanyak seratus tujuh puluh ribu kristal tingkat menengah yang jika dikonversi menjadi batu emas adalah tiga ratus empat puluh batu emas.     

Banyaknya batu emas yang bisa dibawa pulang Andrea nantinya adalah lima puluh lima ribu dua ratus enam.     

Menurut Raja Naga Iblis Heilong, itu jumlah yang sangat amat banyak, yang bahkan melampaui harta pribadi dari seorang Kepala Desa paling kaya sekalipun!     

Andrea seketika merasa dirinya sekaya para sultan.     

Akhirnya, acara pelelangan pun berakhir. Andrea meminta agar mereka pergi dulu ke alam Cosmo sembari Andrea akan mendatangi ruang khusus bendahara Paviliun Anggrek Putih untuk menerima pembayaran dia.     

Karena mereka memang tidak mungkin berbondong-bondong mendatangi ruang bendahara paviliun, dan mereka juga sudah tidak menginap di sebuah penginapan, maka Andrea hanya didampingi Dante saja, sementara yang lainnya dimasukkan ke alam Cosmo, menunggu di sana.     

Andrea dan Dante keluar dari kamar VIP nomer 1 dan dibimbing pelayan, mereka berdua mulai berjalan turun dari lantai atas menuju ke ruang utama paviliun melalui jalan khusus yang takkan bertemu dengan pengunjung pelelangan lainnya.     

"Silahkan, Nona... Tuan..." Pelayan itu pun mempersilahkan Andrea untuk mulai masuk ke sebuah taman kecil dimana di sana ada gazebo yang pernah didatangi Andrea untuk menemui Manajer Huo Wei sebelumnya.     

Jadi, bendahara paviliun ingin bertemu dengannya di gazebo itu.      

Di dalam gazebo sudah ada sesosok tinggi besar dan kekar, meski sudah berambut putih seluruhnya. Sepertinya dia Iblis murni. Orang itu tersenyum menyapa Andrea. "Apakah Anda yang mempunyai Pil Jiwa Dewa dan Pil Anti Racun?"     

Andrea dan Dante beriringan masuk ke gazebo. Gadis Cambion itu mengangguk. "Iya, itu aku. Perkenalkan, namaku Andrea." Ia mengangguk sekedar sebagai tanda hormat, karena dia sendiri tidak begitu paham apa yang harus dilakukan sebagai tanda sapaan hormat.     

Bendahara itu tersenyum tipis. "Nama saya Huo Di. Manajer Huo adalah junior saya."     

Dari itu, Andrea paham bahwa Paviliun Anggrek Putih ini dikelola oleh klan keluarga, Klan Huo. Ia mengangguk lagi dan mulai duduk bersama Dante setelah Bendahara Huo mempersilahkan duduk.     

"Nona Andrea, ini adalah batu emas yang patut Anda dapatkan." Bendahara Huo pun menyerahkan sebuah kotak kayu yang berisi banyak batu emas di dalamnya.     

Andrea membuka kotak itu dan menyerahkan ke Dante untuk dihitung. "Apakah semuanya lima puluh lima ribu dua ratus enam puluh batu emas?" Dia bertanya untuk mengkonfirmasi apakah sesuai dengan hitungan dia sendiri.     

Bendahara Huo tampak mengernyit dan ia tertawa canggung. "Ha ha, maaf, Nona Andrea, rasanya batu emas di kotak itu tidak berjumlah sesuai dengan yang Nona sebut baru saja."     

Mata Andrea menyipit seketika. Apakah hitungan ala dia itu salah? "Benarkah? Lalu... ada berapa tepatnya?"     

"Empat puluh satu ribu tiga ratus enam puluh batu emas. Itu adalah nominal pasti yang bisa Anda peroleh, Nona Andrea," jawab Bendahara Huo dengan sikap tenang.     

Andrea lekas kerahkan neuron-neuron di otaknya untuk segera berhitung. Tak lama, dia menatap tak percaya pada Bendahara Huo yang masih bersikap tenang bagai tidak bersalah. "Kenapa jumlahnya terlalu berbeda dengan hitungan aku? Bahkan... kenapa malah dipotong empat puluh persen?"     

Alis putih Bendahara Huo terangkat singkat, dan dengan wajah arogan, dia menjawab, "Itu memang potongan yang Anda dapatkan dari kami, Nona Andrea." Ia pun mulai bangun dari duduknya. "Karena kami sudah menyerahkan batu emas sesuai dengan yang seharusnya, maka saya akan permisi dulu. Nanti akan ada pelayan yang akan mengantar Anda berdua keluar melalui jalan rahasia ke luar paviliun setelah Tuan itu selesai menghitung."     

Namun, sebelum Bendahara Huo benar-benar bisa beranjak pergi dari gazebo, Andrea sudah mencegah langkah lelaki iblis tua itu. Wajahnya tampak menahan marah. "Tunggu dulu bentar!"     

"Ada apa lagi, Nona Andrea? Bukankah urusan kita sudah selesai?" Mata Bendahara Huo menatap arogan ke Andrea yang kalah tinggi puluhan sentimeter.     

"Dulu Manajer Huo Wei bilang aku akan mendapatkan potongan sebanyak DUA PULUH PERSEN! Bukan EMPAT PULUH PERSEN!" Andrea menekankan jumlah persen dalam suara tegasnya. Dante terusik namun dia tidak boleh berhenti menghitung. Maka, dia hanya percaya Andrea bisa menangani Bendahara Huo di dekat pintu gazebo.     

"Dua puluh persen?" Kening Bendahara Huo berkerut. "Omong kosong! Paviliun kami selalu memberikan potongan empat puluh persen pada pelelang. Dan itu sudah dari sejak lama sekali dan tidak ada yang mengeluh."     

"Bendahara Huo, aku bukannya mengeluh soal jumlah persenannya itu. Aku cuma mempertanyakan kenapa empat puluh persen, padahal perjanjiannya dua puluh!" Andrea menegaskan maksudnya.     

"Mungkin Nona Andrea salah mendengar dari Manajer Huo Wei. Permisi, saya harus masuk ke dalam untuk melapor pada Tuan Paviliun terlebih dahulu. Mohon Nona minggir dari jalan saya." Bendahara Huo mulai maju ke depan untuk melewati Andrea.     

Tapi gadis itu kukuh menghalangi jalan dari Bendahara Huo dan berteriak ke Dante. "Berhenti ngitungnya, Dan! Gak usah dilanjutin!" Lalu dia menatap kembali ke Bendahara Huo. "Kalo gitu, ayo kita bareng-bareng temui Tuan Paviliun, sekaligus ketemu ma Manajer Huo Wei."     

Bendahara Huo tampak tidak senang. "Memangnya Anda siapa hingga harus bertemu dengan Tuan Paviliun kami? Nona, bijaksanalah dan jangan memaksakan keberuntunganmu."     

"Memaksakan keberuntungan apa, anjiiirrr!" seru Andrea makin kesal. Dia sudah tidak ingin menahan diri lagi kali ini.     

Tanpa mereka sadari, sudah berdiri dua orang di taman itu, tidak jauh dari gazebo. "Wah, wah, ada hal menarik apa ini?" Tuan Muda Regan dan Nona Muda Aiko mulai berjalan mendekat ke gazebo. Seringaian muncul di bibir Regan karena dia sempat diam-diam membuntuti Andrea saat keluar dari kamar VIP.     

Kini dia tau siapa penghuni kamar VIP satu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.