Devil's Fruit (21+)

Bersiap ke Pelelangan



Bersiap ke Pelelangan

0Fruit 252: Bersiap ke Pelelangan     

Rogard menerima kantong ruang itu dan mulai khusyuk menghitung, sementara Andrea masih melakukan tawar menawar dengan Manajer Huo.     

Akhirnya dicapai kesepakatan harga lima ribu inti kristal menengah untuk satu butir Pil Anti Racun. Andrea berniat menjual sepuluh Pil Anti Racun dia. Kembali Manajer Huo memanggil penjaga untuk menyuruh Bendahara menyiapkan lima puluh ribu kristal menengah sebagai pembayaran awal Pil Anti Racun.     

"Nona, aku sarankan untukmu, di masa depan, jangan lagi memakai kotak kayu atau apapun selain botol giok untuk menyimpan pil obat." Manajer Huo memberi saran sembari mereka menunggu kristal dari Bendahara.     

"Oh? Begitukah? Kenapa?" Andrea heran.     

"Kalau pil obat tidak disimpan di botol giok, maka akan menurunkan mutu pil itu lambat laun. Percayalah." Manajer Huo memberikan penjelasan.     

Andrea manggut - manggut paham. Kini dia sedikit mengerti kenapa Pil Anti Racun dia rasanya mulai kehilangan khasiatnya. Ternyata karena dia ceroboh menyimpan dalam wadah sembarangan. "Rupanya harus memakai botol giok, yah! Aku baru tau. Untung saja Pil Jiwa Dewa aku tadi baru kubuat sebelum ke sini, jadi meskipun disimpan di kotak kayu, tentu belum berkurang mutunya, ya kan?"     

"Betul, Nona. Maka itu saya sarankan agar Anda segera mengganti tempat penyimpanan pil obat Anda, sebelum mutu dan khasiat pil Anda jadi menurun tanpa Anda sadari." Sembari bocara, Manajer Huo mengeluarkan dua buah botol giok berwarna putih yang dihiasi lukisan bunga berwarna biru. Botol itu mirip keramik Cina namun dalam bentuk mini, hanya setinggi sepuluh sentimeter.     

"Oh, rupanya botol yang seperti itu. Nanti aku akan membelinya di pasar." Andrea mengangguk paham. Ternyata selama ini dia salah memperlakukan pil-pil obat dia. "Apakah... pasta obat juga harus ditaruh di wadah giok?"     

"Anda juga membuat pasta obat?!" Manajer Huo terkejut. Dia jarang menemui ahli pil perempuan yang juga bisa membuat pasta obat.     

"Iya. Aku punya pasta obat untuk luka sayat. Ini..." Andrea mengeluarkan sebuah kotak dari bahan keramik dan memperlihatkan ke Manajer Huo.     

Manajer Huo membuka kotak keramik itu dan mencium pasta di dalamnya yang tinggal setengah saja. "Hm, pasta ini termasuk berkualitas tinggi. Apakah Nona memiliki kotak lainnya lagi?"     

Andrea menggeleng. "Tinggal itu saja. Maaf."     

"Oh, sayang sekali. Ha ha... Tidak mengapa. Jika nanti kami akan mengadakan pelelangan lagi, semoga Nona datang ke sini dan menjual pasta ini pada kami."  Manajer Huo menutup kotak keramik dan menyerahkan kembali ke Andrea.     

"Ya, semoga saja aku masih di sini kalau Paviliun Anggrek Putih ini mengadakan acara lelang lagi." Andrea menyimpan kotak pastanya dan melihat penjaga datang membawa kantong seperti tadi.     

Rogard sudah selesai menghitung kantong pertama dan semuanya tepat sesuai dengan jumlah yang disepakati. Kini dia disodori kantong kedua oleh Andrea, sementara itu, Andrea berbincang ala kadarnya sebagai basa basi selagi menunggu Rogard selesai menghitung kantong kedua.     

Sambil berbincang, Andrea memasukkan kantong pertama yang berisi ratusan ribu kristal ke dalam RingGo. Ia bertanya tentang desa ini dan beberapa hal lainnya pada Manajer Huo. Bahkan akhirnya dia mendapat sebuah kartu yang terbuat dari emas.     

"Ini adalah kartu untuk pelanggan VIP kami, Nona. Dengan kartu ini, Nona dapat dengan mudah bertransaksi dengan semua cabang Paviliun Anggrek Putih di manapun." Manajer Huo menuliskan nama Andrea menggunakan kekuatan batin dari jarinya ke kartu emas itu. Kemudian dia menyerahkan kartu tersebut ke Andrea.     

Andrea segera menyimpan kartu tersebut ke RingGo. Lalu dia menoleh ke Rogard. "Sudah selesai, Ro?"     

"Sudah, Nona." Rogard menyerahkan kantong kedua ke Andrea yang lekas disimpan di RingGo.     

"Ayo kita pulang dan bersiap-siap untuk acara lelang sore nanti." Andrea pun pamit kepada Manajer Huo dan melangkah keluar dari Paviliun Anggrek Putih diantar penjaga.     

Setelah sampai di penginapan, Andrea segera dikerubungi oleh rekan-rekan kelompoknya.     

"Bagaimana tadi urusan kamu, Andrea?" tanya Dante penuh rasa cemas karena Andrea pergi cukup lama.     

"Oh, semua beres, kok! Dan bakalan hasilkan banyak kristal deh ntar!" Wajah Andrea berseri-seri. Raja Naga Iblis Heilong sampai tertegun. Dia heran, bukankah Andrea memiliki ladang luas berisi pohon kristal di alam Cosmo?     

"Mama! Berapa mereka memberi harga untuk pil-pil hebat Mama?" Kuro antusias ingin tau.     

"Untuk Pil Jiwa Dewa, mereka membeli dua puluh ribu kristal menengah per bijinya!"     

Kuro terpana dan memekik senang sesudahnya. "Wah, hebat! Itu kristal yang banyak!"     

Sedangkan Raja Naga Iblis Heilong termangu beberapa saat. "P-Pil Jiwa Dewa?" Ia membelalakkan mata tidak percaya akan apa yang dia dengar. Andrea membuat Pil Jiwa Dewa?! Itu terlalu mengejutkan bagi dia. "Bu-bukankah pil itu... pil itu termasuk pil langka?"     

Andrea tersenyum, sedangkan Kuro terkikik melihat syok dari sang ayah yang terlihat lucu. "Ayah! Jangan tegang begitu! Santai saja! Mama ini memang Alkemis yang sangat hebat!"     

Raja Naga Iblis Heilong masih termangu linglung, lalu bertanya ke Andrea, "Tuan Putri... itu... bagaimana kau mendapatkan bahan utamanya? Kudengar... Rumput Jiwa Dewa sudah sangat langka dan susah ditemukan di banyak dunia."     

Kuro menyodokkan sikunya ke lengan ayahnya. "Hi hi hi, Ayah... Mama justru punya ladang luas berisi Rumput Jiwa Dewa di alam Cosmo!"     

"Oh astaga Dewa..." Raja Naga Iblis Heilong kembali tertegun. Andrea sungguh kaya raya! Tidak heran dia menjadi Tuan Putri salah satu kerajaan di Underworld. Hanya, Raja Naga Iblis Heilong tidak mengetahui bahwa Andrea memusuhi ayahnya, King Zardakh. Bahkan berencana ingin menghapus darah iblis dari tubuhnya, dan berniat ingin membunuh sang ayah pula jika mampu.     

Andrea dan Kuro tertawa kecil. "Ha ha ha, Paman, santai aja, Paman. Kalo Paman Naga kepingin satu pil itu, aku bisa kasi kok ke Paman."     

"Ah, tidak! Tidak! Tidak! Aku... aku tidak membutuhkan pil itu." Ia lekas menolak.     

"Hei, ini sudah hampir waktunya acara pelelangan." Kyuna memperingatkan semuanya. "Ayo kita semua bersiap-siap dan para wanita harus berdandan sebaik-baiknya, oke?"     

"Mama! Mama sudah berjanji akan meminjamkan aku baju yang sangat bagus untuk menghadiri pelelangan nanti, ya kan? Mama tidak lupa, kan?" Kuro segera menempel ke sang mama.     

Andrea mencubit lembut hidung mancung Kuro. "Tentu aja Mama ingat. Malahan, Mama bikin khusus buat kamu, loh! Nanti akan Mama tunjukkan ke kamu. Hei, apa kalian akan mandi?" Dia menanya ke para anggotanya.     

Mereka semua menggeleng. "Ya udah, kalo gitu aku mo mandi dulu di Cosmo sebentar. Yakin tidak ada yang ingin ikut?"     

"Aku, Ma!"     

"Kalau begitu, aku ikut, Noni!"     

Akhirnya Kuro dan Kyuna turut dengan Andrea ke alam Cosmo untuk mandi. Sedangkan yang lain hanyalah membasuh muka saja dengan air yang disediakan di penginapan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.