Devil's Fruit (21+)

Memotong Antrian



Memotong Antrian

0Fruit 253: Memotong Antrian     

Ketika Andrea, Kyuna dan Kuro keluar dari alam Cosmo, para anggota kelompok Andrea lainnya yang melihat ketiga perempuan itu langsung berdecak kagum akan penampilan para gadis yang telah berdandan dengan baik.      

"Wah, kau tampak manis sekali, Nak!" puji Raja Naga Iblis Heilong pada Kuro, anak gadisnya yang memakai baju yang dibuatkan oleh Andrea.      

Kuro tersenyum lebar karena senang penampilan dia dipuji. "Benarkah? Cantik dan manis, ya kan?" Ia berputar penuh gaya sambil melihat dirinya sendiri. Baju atasan dengan model trendi dari kulit bulu hewan berwarna biru langit tampak serasi dengan warna mata Kuro.      

Untuk bawahan, Andrea membuatkan sebuah ikat pinggang dari bulu yang senada dengan atasan biru tadi dan menambahkan aksesoris untaian bunga kecil di bagian atas ikat pinggang tadi.      

Sedangkan untuk Kyuna, Andrea sudah membuat satu stel baju bulu berwarna kuning cerah. Atasan berbentuk bikini dengan dirangkap oleh rompi bulu warna oranye. Rok bawahan sengaja panjang namun berbelahan tinggi di bagian samping kirinya. Rok itu berwarna kuning seperti atasan bikini tadi.      

"Lihat, Kyuna juga manis, kan?" Andrea memamerkan keindahan Kyuna pada kelompok dia. Kyuna tersipu malu dan melirik ke Rogard yang diam tenang menatap gadis rubah itu.      

"Ini semua berkat Noni Putri yang pintar membuat baju indah." Kyuna merendah. "Penampilan Noni Putri juga tidak kalah cantik!"      

Kuro mengangguk. "Menurut aku, Mama yang paling cantik di sini!" ujarnya penuh semangat dan bangga akan mamanya. "Papa, kau setuju dengan omongan aku, iya kan?" Dia menatap penuh harap pada Dante.      

Tuan Nephilim agak terkejut ketika ditanya si bocah hybrid. Dia sedikit gelagapan saat menjawab. "Erm... Ya... Sepertinya memang... hm... yah, bagus." Dia tidak terbiasa memuji Andrea secara terang-terangan.      

Raja Naga Iblis Heilong mendecak seakan tidak senang dengan jawaban dari Dante. "Tuan, hei, kau ini harus tegas kalau memuji kekasih kamu. Sering-seringlah memuji Tuan Putri kalau kau memang mencintai dia! Jangan tunggu sampai kau kehilangan seperti aku!"      

Mendengar ucapan tegas dari Raja Naga Iblis Heilong, Dante langsung termenung. Dia seketika teringat akan nasib umur Andrea yang mungkin saja tidak panjang. Ia lekas mendekati Andrea yang tersenyum simpul. "Kau... Kau sangat cantik, bocah. Hm... Seperti biasanya."      

Anggota lainnya menyoraki Dante yang terkesan malu-malu. Kuro bahkan tertawa paling keras. Sementara, Andrea tersipu malu sambil berlagak sibuk membenahi bajunya.      

Baju Andrea terbuat dari bulu hewan berwarna merah terang. Atasan berbentuk halter-neck sepanjang bawah dada. Bawahannya perpaduan dari setengah rok mini dan setengah celana pendek. Ini potongan yang sedang trendi bagai kostum para anggota girlband Korea.      

"Oh ya, aku juga membuatkan ini untuk Bree." Andrea maju ke Sabrina dan mengalungkan sebuah baju khusus untuk kucing yang diperbesar ukurannya. Baju itu berwarna keemasan sehingga sangat indah ketika berpadu dengan bulu merah Sabrina. Andrea terlihat puas akan penampilan Sabrina. "Oke, sekarang kita berangkat!"      

Andrea dan kelompoknya mulai berkemas dan berjalan keluar dari rumah khusus penginapan dia. Ketika dia hendak membayar, Raja Naga Iblis Heilong sudah bertindak lebih dahulu ke kasir dan menyerahkan dua batu emas pada kasir.      

Andrea tertegun. "Batu emas juga digunakan sebagai alat pembayaran di penginapan ini. Paman sepertinya kaya banget ampe bisa keluarin batu emas tanpa kedip."      

"Iya, Tu-ehem! Andrea." Raja Naga Iblis Heilong nyaris kelepasan bicara memanggil Andrea dengan sebutan Tuan Putri. "Kebetulan aku masih punya beberapa persediaan batu emas yang sudah kukumpulkan sejak lama. Tapi di sini, batu emas jarang digunakan untuk pembayaran hal-hal remeh seperti penginapan. Biasanya lebih banyak perdagangan sederhana memakai pembayaran dengan menggunakan inti kristal dan buah roh."      

Andrea membulatkan mulutnya berbentuk O. "Berapa perbandingan batu emas dengan kristal level menengah?"      

"Satu batu emas setara dengan lima ratus kristal tingkat menengah, dan seratus batu perak." Raja Naga Iblis Heilong menjelaskan. "Dan biasanya uang emas dan perak digunakan dalam pelelangan."      

Andrea manggut-manggut mengerti.      

Mereka kemudian mulai berjalan menuju ke Paviliun Anggrek Putih. Hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit saja.      

Dan di depan pintu masuk paviliun sudah mulai berdiri antrian panjang mengular sampai meluber ke jalan. Itu dikarenakan adanya rumor Paviliun Anggrek Putih akan melelang Pil Jiwa Dewa yang legendaris.      

Andrea tersenyum singkat. Rupanya pil miliknya diberitakan pada khalayak segera setelah dia pulang tadi. Dan tidak disangka, antusiasme masyarakat desa begitu tinggi setelah mendengar kabar mengenai Pil Jiwa Dewa.      

Bahkan, tidak hanya penduduk Desa Awan Hijau saja yang berjubel dalam antrian. Warga desa sekitarnya juga banyak ingin menghadiri acara pelelangan tersebut. Gaung nama Pil Jiwa Dewa memang luar biasa efeknya.      

Andrea berusaha merangsek masuk ke depan karena tadi Manajer Huo mengatakan dia bisa menggunakan kartu emas VIP dia untuk lekas masuk tanpa perlu mengantri. Maka, ini yang sedang dilakukan Andrea.      

Namun, baru melangkah setengah antrian, ada beberapa siluman kuda yang marah karena Andrea dianggap menyerobot antrian. "Hei, kau! Antri yang benar! Jangan mau enaknya sendiri!" Siluman kuda itu menghardik marah ke Andrea.      

Orang lain yang mendengar pun mulai menggunjingkan Andrea yang dianggap tidak sopan karena seenaknya ingin menebas antrian. Mereka tidak segan-segan menunjuk-nunjuk ke Andrea sambil menghina tanpa ditutup-tutupi.      

Raja Naga Iblis Heilong marah karena Andrea dihina dan dihardik. Dia maju dan segera mengeluarkan aura Raja Naga dia. Seketika banyak hewan yang merasa tertekan akibat aura tersebut dan segera menyingkir. "Apa ada yang keberatan jika gadis ini masuk lebih dahulu?" seru Raja Naga Iblis Heilong pada kerumunan orang. "Dia memiliki kartu VIP paviliun ini, untuk kalian tau!"      

Penjaga yang mendengar keributan itu segera menyeruak datang. Setelah penjaga mengetahui Andrea membawa kartu emas VIP Paviliun Anggrek Putih, mereka segera dibimbing masuk ke dalam aula besar paviliun, tempat acara pelelangan berlangsung nantinya.      

Para hewan yang tadi marah ke Andrea hanya bisa berwajah masam dengan senyum kecut menatap punggung kelompok Andrea.      

"Siapa mereka sebenarnya? Kenapa Raja Naga Iblis Heilong bersama mereka?" Salah satu siluman bertanya ke teman di sebelahnya.      

"Memang kau pikir aku ini tau segalanya?" jawab si teman. "Kalau aku tau, tentu aku tidak ikut marah tadi."      

"Pasti latar belakang gadis itu tidak sederhana."      

"Mungkin dia kerabat dekat Raja Heilong?"      

"Oh celaka bagimu, saudaraku, kau tadi yang pertama dan paling keras menghardik dia." Siluman kuda menatap iba ke saudaranya yang tadi berkata kasar ke Andrea.     

"Huh! Mana aku tau bahwa dia bersama Raja Heilong?!"      

Sementara Andrea dan kelompoknya tidak mengetahui mereka tengah digunjingkan dan diperdebatkan di luar, kini mereka sudah dibawa ke lantai atas aula Paviliun Anggrek Putih. Hanya tamu terhormat dan pemegang kartu emas dan perak saja yang berhak mendapatkan ruangan khusus di lantai atas.      

Di lantai atas itu terdapat lima belas ruangan khusus. Dan ruangan untuk pemegang kartu emas ada lima. Ruangan untuk pemegang kartu emas paling besar di antara ruangan lainnya. Ruangan tersebut bisa untuk lima belas orang.      

Andrea bersyukur dia mendapatkan kartu emas VIP Paviliun Anggrek Putih dalam kesempatan ini.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.