Devil's Fruit (21+)

Siluman Ular Misterius



Siluman Ular Misterius

0Fruit 246: Siluman Ular Misterius     

Pagi ini, semua orang sarapan bersama kecuali Dante yang masih tergeletak lunglai di tempat tidur. Andrea sudah menyiapkan banyak daging mentah hewan yang masih ada di ruang persediaan. Ia tidak bisa jika harus pergi ke alam Cosmo untuk memasak. Itu terlalu memakan waktu lama.     

Hari ini, Raja Naga Iblis Heilong mengajak kedua anaknya berjalan-jalan ke pasar terdekat, berharap bisa membelikan apa yang putra dan putrinya ingin.     

Kuro masih tetap bersikukuh ingin mendapat inti kristal api yang sebesar bola basket seperti yang pernah didapatkan Shiro. Dia beralasan tidak ingin kalah dalam hal kekuatan dari saudaranya.     

Sedangkan hewan lainnya, hanya Kyuna yang pergi keluar untuk jalan-jalan. Dia ingin ditemani oleh Rogard, sebagai pengganti Andrea yang merawat Dante di penginapan.     

Semalam, sebelum Dante dibawa ke alam mimpi oleh Andrea, Dante sudah menyuruh Rogard untuk keluar dari tubuhnya dan bergabung dengan yang lain, tidur di kamar tersendiri.     

Maka, di rumah khusus penginapan itu hanya ada Andrea, Dante, dan kedua kucing besar, karena Gazum katanya ingin 'menjelajah' sendiri saja di desa itu.     

Kepergian Raja Naga Iblis Heilong dimanfaatkan oleh Andrea untuk memanen banyak inti kristal yang ada di dalam alam Cosmo, beserta buah roh juga. Kedua benda itu cukup berharga sebagai alat perdagangan dan pembayaran di alam ciptaan Djanh.     

Beruntung sekali Andrea sudah memiliki puluhan pohon inti kristal dan pohon buah roh hasil penggandaan yang rumusnya dia dapatkan dari Pangeran Djanh. Orang-orang takkan percaya kekayaan Andrea jika tidak melihat sendiri ke dalam alam Cosmo.     

Di alam Cosmo, terdapat sebuah lahan khusus untuk tempat budidaya pohon kristal dan pohon buah roh yang luasnya mencapai belasan hektar. Itu sangat-sangat cukup untuk persediaan banyak orang di dalam Cosmo selama setahun lebih.     

Andrea juga menyempatkan waktu agar bisa memasak makan siang untuk dirinya dan Dante. Dia kurang cocok dengan masakan dari kuliner alam Pangeran Djanh.     

Ketika Andrea dan Dante selesai makan siang, Raja Naga Iblis Heilong  serta kedua bocah hybrid kembali dari acara jalan-jalan. Terdengar suara Kuro yang biasa mendominasi percakapan. Lalu ada suara Raja Naga Iblis Heilong menanggapi si anak hitam.     

Setelah menyapa Andrea dan Dante sebentar di kamarnya, Kuro dan Shiro masuk lagi ke kamar penginapan sang ayah dan mereka tampak hening di dalam sana begitu lama.     

Bahkan hingga semua hewan anggota kelompok Andrea pulang di petang hari pun, tidak ada suara dari arah kamar Raja Naga Iblis Heilong.     

Terus terang saja, ini sangat mencurigakan dan membuat Andrea khawatir. "Apa dua bocahku diculik babehnya, yah?"     

"Jangan berpikiran terlalu jauh, Andrea..." Dante mengingatkan.     

"Buktinya, ampe jam makan malam gini aja mereka kagak ada suara gitu! Wajar dong kalo aku khawatir, lah babeh mereka kan sempat ngotot mo bawa dua bocahku!" Andrea malah berjalan mondar-mandir tak jelas arah di dalam kamarnya bersama Dante.     

"Lalu kau ingin bagaimana? Mendobrak pintu mereka?" Dante seperti memberi saran, tapi juga terdengar lebih ke sindiran untuk Andrea yang mulai terserang panik.     

"Ya kali itu yang musti aku lakuin!" Andrea berlagak tidak paham makna ucapan Dante.     

"Andrea, dia adalah bapak dari Kuro dan Shiro. Andaikan benar dia membawa pergi kedua bocah itu tanpa sepengetahuan kita, tentu itu juga hal yang sah-sah saja dia lakukan. Kita ini bukan kerabat mereka, maka kita tidak berhak penuh untuk memiliki kedua bocah itu." Dante menyadarkan Andrea.     

Gadis Cambion itu terdiam sesaat seperti merenungkan ucapan Tuan Nephilim. "Hmhh..." Ia mendengus terlebih dahulu sebelum mulai memberikan sahutan. "Yah, iya sih, aku tau aku ini bukan orang tua kandung Kuro ama Shiro, makanya aku kagak punya hak untuk mengekang mereka atau ingin menguasai kedua bocah itu. Tapi... yah, aku harap sih kalo emang Raja Heilong kepingin bawa anak-anaknya, plis kasi tau aku lah. Diem-diem tanpa sepengetahuan Kuro ma Shiro juga gak apa-apa, asalkan aku tau."     

"Sudah, sudah, jangan terlalu berpikir berat begitu, bocah. Lagi pula, kita juga belum tau pasti kenapa kamar mereka begitu sunyi tenang sejak mereka pulang jalan-jalan. Lebih baik tunggu sampai besok. Jika besok masih hening, maka kita bisa mengetuk pintu mereka." Dante memberikan masukan yang menurut Andrea cukup masuk di akal.     

"Oke, kita tunggu ampe besok. Kalo besok tiba-tiba kamar mereka kosong..." Andrea sudah mengerutkan kening, ketika terdengar bunyi ketukan di pintunya.     

"Noni Putri, apakah aku mengganggu kalian? Kalau mengganggu, abaikan saja ini." Ternyata Kyuna.     

Andrea lekas bergerak menuju ke pintu dan membukakannya, lalu muncul wajah berseri Kyuna dan di sebelahnya ada Rogard. "Ada apa, nih? Ya udah, sini gih, masuk dah kalian daripada bengong di luar." Ia cepat menyuruh kedua orang itu untuk masuk.     

"Tidak mengganggu kah, Noni?" tanya Kyuna ingin memastikan. Dia khawatir jika ternyata Andrea sedang dalam kondisi krusial dengan Dante.     

"Kagak. Isshh~ kamu ini mikirin apa, sih?!" Andrea menyuruh keduanya duduk di kursi kamar. "Ada info apa, nih? Mukamu ampe sumringah gitu, Kyu?"     

"Noni, tadi kami jalan-jalan di pusat keramaian desa." Kyuna memulai omongannya. "Dan tebak apa yang kami dapatkan?"     

Andrea menekuk lengkung bibirnya ke bawah, bagai sedang berpikir berat. "Apaan, emangnya? Buruan kasi tau, lah."     

Kyuna terkikik sebentar, lalu mengeluarkan sebuah gulungan yang lumayan panjang, hampir sama dengan Gulungan Kuno yang selalu dia dapat dari Pangeran Djanh, cuma yang ini lebih panjang lagi.     

Andrea mengambil gulungan dari tangan Kyuna dan menatap semua isi yang ditorehkan di gulungan dari bahan kulit itu. Di sana, terdapat sebuah daftar dan beberapa bahkan memiliki gambar dari nama barang yang ditulis. "Ini... apa, yak? Buruan ngomong, deh Kyu."     

Kyuna tersenyum simpul sebelum menjawab, "Itu daftar barang-barang yang akan dilelang besok, Noni! Lihat saja barang apa saja yang tertulis di sana."     

Andrea akhirnya mulai meneliti tulisan di dalam gulungan itu yang anehnya mampu dia pahami. Padahal itu ditulis dalam aksara iblis. Mungkin karena Andrea memiliki setengah darah iblis pada dirinya sehingga dia langsung tau begitu saja tanpa perlu susah payah mempelajarinya.     

Mata Andrea membola ketika menyorot ke sebuah nama barang di sana. "Kristal Api Super?" Ia membacanya dan melihat sebuah gambar di bawah nama itu. Lalu dia menatap ke Kyuna dan Dante. "Kristal api! Akhirnya... akhirnya ada kristal api yang bakalan bisa aku beli untuk Kuro!" Dia mulai bersemangat, tidak menyangka barang yang dia cari-cari sejak kemarin dulu akan ada di pelelangan.     

"Tunggu, Kyu. Kamu dapat ini daftar dari mana?" Andrea bertanya penuh selidik ke Kyuna.     

Siluman rubah ekor sembilan itu terkikik nakal. "Hanya meminjam dari seorang iblis."     

Mendengar jawaban enteng dari Kyuna, Andrea makin tak percaya. Dia menatap Rogard, berharap pria jiwa pedang itu mau memberikan kalimat jujur.     

"Ehem!" Rogard berdehem, paham makna tatapan Andrea. "Dia... dia mengambilnya dari dalam lengan seorang iblis yang sepertinya petinggi desa."     

Andrea memutar matanya dan menatap kesal ke Kyuna. "Neng, lain kali jangan nyopet lagi. Kalo ketahuan kan bahaya. Kamu kan tau ndiri, kekuatan kita masih ku-"     

Gadis itu belum sempat melengkapi kalimatnya ketika tiba-tiba pintu kamarnya sudah dibuka begitu saja dari luar dan semua pandangan tertuju pada oknum pembuka pintu.     

Andrea tertegun. Dia menatap sosok di ambang pintu, seekor siluman ular yang setengah tubuh atasnya ala humanoid dan tubuh bawah masih berupa ekor ular, khasnya wujud para siluman ular.     

"MAMA! AKU CANTIK, KAN?!" Siluman ular itu berteriak ke Andrea dengan wajah ceria.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.