Devil's Fruit (21+)

Pergi ke Alam Mimpi Tanpa Tipuan (19+)



Pergi ke Alam Mimpi Tanpa Tipuan (19+)

0Fruit 245: Pergi ke Alam Mimpi Tanpa Tipuan (19+)     

Andrea sudah membawa sang pria Nephilim ke dalam alam Morpheus. Meski begitu, alam itu begitu spesial dalam membuai Dante. Di sana dia bisa melepaskan segala hasrat dan birahi yang telah mengendap diam untuk diburaikan sesuka hati dia.     

Dante menatap gadis pujaan jiwanya yang berada di depan dia. Gadis itu memakai pakaian tipis menerawang berwarna merah. Gaun itu melambai-lambai bagai diterpa angin. Gaun merah tipis transparan itu mirip dengan pakaian yang dipakai gadis Tiongkok di jaman dulunya.     

Napas Dante tercekat menyaksikan sebuah keindahan di depan matanya. Bahkan aroma dari Andrea begitu manis dan memabukkan meski ini berbeda dengan aroma feromon sihir Succubus yang dimiliki Andrea sebelumnya.     

Aroma ini tidak tajam, halus lembut membelai penciuman Dante, membuat pria itu secara tak sadar meraih tubuh Andrea sambil menghidu aroma sang gadis yang terus berputar di udara sekitar dia.     

Tangan Tuan Nephilim meraih pipi Andrea dan mulai mencumbui bibir gadis itu perlahan dan lembut sembari tangan lainnya bergerak ringan ke dada Andrea, membelai perlahan gundukan kenyal di sana.     

Andrea sempat melenguh sebentar ketika tangan besar lelaki itu berputar dan meremas gundukan itu, meski masih terhalang oleh kain transparan berwarna merah yang setipis tisu. Bahkan ia segera pejamkan matanya ketika tangan yang meremas itu mulai mengelus sebuah pucuk di dadanya.     

"Haanghh~" desah Andrea saat kedua jari Dante telah menguasai pucuk dada kenyalnya sehingga benda itu segera mengeras setelah terus digerakkan secara instens oleh jari binal sang pria.     

Dan entah bagaimana, gaun transparan merah itu telah terjatuh, terkulai tak berharga di lantai sehingga tubuh murni Andrea telah terekspos secara jujur apa adanya, menampilkan kulit seputih giok dan sehalus sutra terbaik.     

Tangan posesif sang pria bergerak makin giat pada dada itu, keduanya menyatukan dua bngkahan besar kenyal dan mulutnya meraup kedua pucuk di sana secara bergantian. Itu mengakibatkan sebuah melodi desahan terus mengalun bersama dengan bunyi decapan dari sang pria.     

Bahkan karena terlalu terlena, Andrea tak tau jika dirinya sudah rebah tak berdaya di atas sebuah ranjang yang ditutupi kulit bulu yang sangat halus dan empuk. Sungguh membuat nyaman.     

Usai memuaskan laparnya pada dada sang gadis, pria itu melanjutkan perjalanan sentuhannya pada selatan sang gadis sembari perlahan membuka kedua paha gadis tersebut sehingga tidak ada lagi yang bisa disembunyikan Andrea saat ini.     

Sang Cambion membuka matanya disertai sebuah pekikan kecil karena tersentak akan sebuah sentuhan basah pada mutiara intimnya. "Angh! Dante~" Ditatapnya pria itu yang ternyata sudah merunduk rendah demi menggapai sang mutiara istimewa di bawah sana.     

Lenguhan dan rintihan tersamar terus berlantunan memenuhi udara berbarengan dengan liukan lidah Tuan Nephilim yang menggeliat tanpa jeda pada sebutir mutiara yang mampu membuat sang Cambion merasakan kegilaan tak tertahankan.     

Napas Andrea makin berpacu dengan lenguhannya sendiri ketika lidah dan mulut Dante semakin agresif menghisap-hisap mutiara bagai ingin mendapatkan benda berharga itu dari Andrea. Rintihan dan pejaman mata mulai dilakukan kembali sambil gadis itu menikmati semua sensasi yang diberikan oleh pria itu.     

Dan ketika satu jari dari pria Nephilim itu terjulur untuk menyusup masuk ke sebuah lubang istimewa milik sang gadis Cambion, Andrea menambahkan suara erangan dengan turut menaikkan pinggulnya tanpa dia sadari sebagai respon jujur atas apa yang dia rasakan.     

Bahkan Andrea tidak tau jika satu jari lagi telah ditambahkan untuk membantu yang sebelumnya di dalam sana, mengaduk secara berirama sembari lidah Dante tetap memberikan pemanjaan yang maksimal pada Andrea.     

Dengan adanya dua serangan kenikmatan pada area selatannya, Andrea tidak bisa bertahan lebih lama dari ini. Ia menyerahkan cairan cintanya yang direguk sang pria.     

Setelah gadis Cambion terkulai dengan sikap elegan dan penuh pesona di atas ranjang bulu, Dante bergerak meraih celananya dan melakukan sesuatu di sana sehingga akhirnya dia berhasil membebaskan tonggak keras dia yang telah bersikap arogan menentang gravitasi.     

"Andrea... kau milikku... cintaku satu-satunya..." Dan setelah pria Nephilim itu mendesahkan kalimat indah nan jujur dari kalbunya tersebut, maka ia perlahan memasukkan tonggak miliknya ke dalam liang hangat yang sudah sempat basah sebelumnya.     

"Annghh~" Andrea dan Dante nyaris bersama-sama melecutkan sebuah pekikan tertahan ketika tubuh mereka bersatu tanpa ada yang bisa menghalangi lagi.     

Dante mulai memacu tonggaknya dari perlahan menjadi ke sebuah ritme cepat.     

Dari adagio menuju ke andante, kemudian meluncur ke allegro.     

Perlahan, semakin cepat, dan makin cepat.     

Andrea tidak menolak semua kenikmatan yang selalu diberikan oleh Dante di alam ini. Ia menerima sepenuhnya apa yang diberikan oleh sang pria.     

Terkadang bahkan dia terlalu tenggelam dalam hasrat yang berhasil digelitik keluar oleh Dante hingga dia tidak sengaja bergerak binal atau hanya menghujamkan kuku-kuku dia pada kulit lelaki itu sebagai sebuah pelampiasan.     

Lelaki itu tidak memperdulikan rasa sakit apapun, karena itu adalah sebuah bukti dari pencapaian tindakannya.     

Karena Andrea sudah mulai terbuai dan erangannya telah memenuhi ruang mimpi tanpa ditahan lagi, gadis itu juga mengimbangi buaian dari Dante dengan gerakan seirama untuk mencapai titik harmonisasi penyatuan keduanya.     

Maka, setelah Dante yakin Andrea dan dia sama-sama tidak mampu bertahan lagi, pria itu pun mengubah tempo menjadi allegrissimo. Itu mengakibatkan tubuh keduanya terlonjak-lonjak sedemikian rupa penuh akan erotisme visual.      

Tak perlu menunggu terlalu lama untuk menyaksikan Dante menyerahkan seluruh cairan penuh cinta dia untuk Andrea, memenuhi seluruh rongga agar diserap oleh sang Cambion.     

Usai itu, Dante tidak ingin terlalu lama menjeda aksinya.     

Tidak sampai lima menit berlalu dalam kepasifan, Dante sudah merengkuh tubuh di bawahnya untuk mulai memacu kembali dalam posisi yang berbeda.     

Dante adalah pemegang kendali. Dia seorang dominator untuk kekasih jiwanya. Meski begitu, dia lah yang paling memberikan semua hasil dalam setiap aksinya.     

Andrea sebagai submisif hanya mengikuti irama yang disodorkan oleh Dante. Ia berusaha mengikuti agar harmonisasi yang mereka inginkan tidak terputus.     

Bahkan ketika Andrea membelakangi Dante sambil lelaki itu terus memacu tonggaknya kuat-kuat sambil memeluk tubuh sang Cambion dari belakang, keduanya tidak menahan diri. Tidak ada lagi yang namanya gengsi, harga diri ataupun menjaga imej.     

Mereka bergerak secara jujur dan transparan, tidak menyembunyikan apapun. Semuanya terasa lepas dan bebas untuk mendapatkan sebentuk semburan hangat usai pergerakan yang cepat demi memuaskan lapar Andrea akan benih cair tersebut.     

Sesudah pria Nephilim berjuang dan menyerahkan upeti hangatnya sebanyak lima kali, maka mereka pun memutuskan untuk berhenti dan kembali ke alam nyata.     

Dan esok harinya, ketika mereka sarapan pagi di ruang makan rumah penginapan itu, Dante tidak hadir.     

"Tuan Dante tidak ikut sarapan, Noni?" tanya Kyuna ketika semua orang sudah menempati kursinya masing-masing.     

Andrea menjawab agak malu-malu. "Oh, dia belum bisa bangun sekarang ini, hehe..."     

Dari jawaban itu, para hewan dewasa langsung paham apa yang telah terjadi pada Tuan Nephilim.     

Raja Heilong awalnya tidak paham, namun akhirnya dia mengerti makna ucapan Andrea. Ia melirik kedua anaknya, berharap kedua bocah hybrid itu tidak paham apa yang terjadi pada papa mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.