Devil's Fruit (21+)

Baimei (2)



Baimei (2)

0Fruit 242: Baimei (2)     

Raja Naga Iblis Heilong sekali lagi tersenyum masam ketika anaknya, Kuro, malah melonjak senang ketika mengetahui ibu mereka tidak mudah jatuh cinta pada sang ayah. "Tapi Ayah sama sekali tidak menyerah! Kalian harus tau itu. Bahkan ketika para tetua klan Ayah menyodorkan beberapa wanita naga untuk mendampingi Ayah, semua Ayah tolak." Ia mengangkat dagu dengan bangga ketika menceritakan itu.     

"Apakah Ayah mengatakan pada klan Ayah bahwa Ayah sudah menyukai wanita lain yaitu Ibu kami?" Shiro ikut bertanya.     

"Ya, tentu saja aku mengatakan itu sebagai alasan menolak." Raja Naga Iblis Heilong menjawab. Ia mulai lega anaknya yang putih kini mulai mau turut berpendapat.     

"Dan klan Ayah menolak Ibu?" Shiro masih bertanya. Lebih tepatnya... mengonfirmasi yang ada di benaknya.     

"Ya. Mereka menolak ibu kalian."     

"Hanya karena Ibu bukan berasal dari klan naga?"     

"Ya, itu alasan utama para tetua klan menolak ibu kalian."     

"Dan akhirnya mereka mempersulit Ibu?"     

Shiro terus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tajam dan tepat. Raja Naga Iblis Heilong mendesah tak berdaya menghadapi pertanyaan lugas Shiro yang memang tidak meleset dari kenyataan yang terjadi pada jaman dulunya.     

"Iya, kau benar. Mereka mulai mempersulit ibu kalian, meski saat itu ibu kalian sudah bersikeras bahwa antara kami tidak terjadi hubungan apapun. Bahkan ibu kalian menjadi kesal dan benci pada Ayah karena berpikiran Ayah sudah membuat dia kerepotan akan gangguan dari klan naga." Raja Heilong tidak bisa tidak sedih dalam menuturkannya.     

"Lalu, kapan Ibu mulai menyukai Ayah?" Kuro tak tahan ingin tau segera mengenai itu.     

"Itu..." Raja Naga Iblis Heilong terlihat mulai sedikit menaikkan sudut mulutnya ke atas saat teringat momen tersebut. "Ketika beberapa anggota klan naga menyerang ibu kalian dengan dalih agar aku bisa melupakan dia dan fokus memasuki pelatihan untuk menjadi penerus pimpinan klan, Ayah secara membabi buta membela ibu kalian dan tidak segan-segan melukai banyak anggota klan naga."     

Raja Naga Iblis Heilong berhenti sejenak. Kemudian melanjutkan, "Ayah dengan tegas berkata menolak menjadi pemimpin klan jika Ayah harus berpisah dari ibu kalian. Bahkan akhirnya ibu kalian tau kalau Ayah sudah menolak banyak perjodohan dari klan selama ini demi bisa bersama ibu kalian. Bahkan aku... aku rela membunuh salah satu tetua dalam pertempuran itu sampai membuat tubuhku jantungku hancur. Dari situlah ibu kalian mulai melihat keseriusan Ayah dan akhirnya dia menerima Ayah."     

"Lalu?" Kuro bersemangat. "Kalian bisa bersatu dan diterima oleh klan naga?"     

Raja Naga Iblis Heilong menggeleng lemah. "Kami terpaksa bersembunyi agar tidak bisa ditemukan klan naga. Kami berhasil menyembunyikan diri di suatu alam dan kami mulai membangun rumah tangga kami. Hidup berdua dengannya, adalah sesuatu yang sangat berharga tanpa bisa dibandingkan dengan apapun."     

"Lalu kenapa sampai..." Kuro tidak sanggup meneruskan kalimatnya.     

"Itu karena... klan naga akhirnya berhasil menemukan persembunyian kami setelah mendapat informasi dari siluman babi yang sempat dihajar ibu kalian karena ingin melecehkan ibu kalian." Raja Naga Iblis Heilong tertawa getir mengingat kejadian itu.     

"Huh! Ternyata siluman babi memang jenis bajingan!" maki Kuro tanpa ditutupi. "Pernah ada siluman babi juga yang ingin merebut Mama dari Papa, bahkan Mama sampai mengorbankan diri nyaris meninggal demi bisa menyelamatkan Papa dari siluman babi tengik!"     

Raja Naga Iblis Heilong hanya bisa termangu mendengar cerita anaknya. Dia menoleh sekilas ke belakang sambil merasa salut atas kegigihan jalinan cinta sepasang manusia di belakang dia. "Yah, begitulah watak siluman babi yang biasanya tidak bisa mengendalikan hasrat mereka pada wanita cantik."     

"Setelah itu, apakah klan naga mulai menyerang kediaman Ayah dan Ibu?" tanya Shiro.     

"Tentu. Mereka membawa bala pasukan banyak dan juga beberapa tetua kuat dari klan Ayah. Mereka serius ingin memisahkan Ayah dari ibu kalian. Saat itu, ibu kalian sedang mengandung kalian. Kami terpaksa melarikan diri setelah bertempur melawan banyak anggota kuat klan naga." Raja Naga Iblis Heilong mengambil napas pelan-pelan sambil pejamkan mata.     

"Kemudian... bagaimana nasib Ibu?" Suara Kuro mulai bergetar. Dia antara siap dan tidak siap mendengar kelanjutan cerita.     

"Pada akhirnya, para tetua klan naga berhasil membuat Ayah dan ibu kalian terpisah. Namun, sebelum kami terpisah, aku menitipkan sekeping kecil jiwaku ke Baimei agar dia menelan dan memasukkan kepingan jiwaku itu ke dalam telur-telur yang dia kandung. Lalu, Ayah ditangkap dan tidak bisa melarikan diri." Raja Naga Iblis Heilong menggigit bibir bawahnya. Ini adalah sesuatu yang berat, namun dia harus menceritakan ini pada anak-anaknya agar mereka mengetahui sejarah mereka.     

"Lalu Ibu... Ibu bagaimana, Ayah?" Mata Kuro mulai basah. Suaranya makin bergetar.     

"Ayah... setelah Ayah ditangkap, Ayah dimasukkan ke sebuah kamar penjara yang diberi mantra kuat sehingga Ayah tidak bisa keluar sama sekali selama beratus-ratus tahun lamanya. Dan, setelah Ayah dikeluarkan dari penjara agar menerima jabatan pemimpin klan naga, Ayah langsung melesat mencari ibu kalian. Namun... ternyata... dia... dia sudah..." Raja Naga Iblis Heilong merasakan tekana berat di hatinya.     

Kuro sudah tidak tahan lagi dan lekas menghambur ke pelukan sang Mama di belakangnya. Ia menangis tersedu-sedu dalam dekapan Andrea. "Mama... huhu~ Mama, aku ingin membunuh semua anggota klan naga, Ma. Huhuhuu~ aku juga ingin balas dendam seperti Kak Kyuna! Mama bantu aku, Ma! Huhuhuu~"     

Andrea ikut merasakan kesedihan anak angkatnya dan membelai sayang kepala Kuro yang hitam mengkilat. "Iya, sayank... nanti akan Mama bantu untuk balaskan dendam ibu kamu, yah! Tapi, tentu aja Mama harus tingkatkan kekuatan Mama dulu. Kuro juga harus mulai rajin berlatih, yah! Supaya lebih kuat lagi..."     

Kuro mengangguk.     

Raja Naga Iblis Heilong melihat interaksi anaknya dengan Andrea. Sekeping hatinya merasa nyeri namun selebihnya dia merasa lega karena ada orang yang menyayangi sang anak begitu rupa. Dalam hatinya, dia membatin, 'Baimei, anak-anakmu disayang dan dilindungi oleh banyak orang. Mereka semua menyayangi anak-anakmu sebagai perwakilan dirimu.'     

"Ayah mengetahui tentang kami dari mana?" Shiro belum putus asa dan masih mengajukan pertanyaan cerdas.     

"Aku memperoleh informasi dari seekor phoenix iblis yang baik. Dia menceritakan pada aku bahwa dia sempat melihat ketika ibu kalian bersembunyi di sarang si phoenix itu dan memohon pada phoenix baik itu agar dia bisa menitipkan dua telur dia sebelum dia keluar dan bertarung dengan para naga yang mencarinya. Ibu kalian sengaja berlari menjauh dari sarang phoenix agar orang klan naga tidak tau dia sudah mengeluarkan telurnya di sarang phoenix." Raja Naga Iblis Heilong bertutur disertai raut sedih.     

"Jadi, Ibu sempat menyembunyikan kami di sarang burung phoenix?" Shiro mengonfirmasi.     

Raja Naga Iblis Heilong mengangguk. "Ya, dia menitipkan kalian di sana dan kalian dijaga burung phoenix selama beberapa ratus tahun. Namun, kata burung phoenix, suatu hari telur-telur ibu kalian hilang secara mendadak dari sarang dia. Dia sudah mencari kesana kemari dan tidak juga menemukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.