Devil's Fruit (21+)

Baimei (1)



Baimei (1)

0Fruit 241: Baimei (1)     

Kuro mendadak bisu begitu dia mendengar jawaban dari ayahnya, Raja Naga Iblis Heilong. Shiro tertunduk dengan perasaan yang sulit digambarkan. Kedua bocah hybrid itu seketika hening selama beberapa menit.     

Terlebih rombongan dari Andrea yang berjalan di belakang mereka bertiga. Andrea dan yang lainnya merasakan tenggorokan mereka tercekat setelah mengetahui akhir nasib dari ibu duo bocah hybrid.     

Raja Naga Iblis Heilong yang berbicara mengenai kematian Baimei pun juga kembali merasakan sebuah sembilu yang mengerat hatinya hingga berdarah. Mengingat mengenai Baimei memang hal yang menyenangkan dan membuat sang Raja merindu akan sosok sang istri.     

Namun, setiap dia teringat bahwa sang istri terkasih telah tiada di dunia ini, hal itu pasti akan menimbulkan rasa yang sesak di hati Raja Naga Iblis Heilong.     

Dia sebagai Raja para hewan tentu saja bisa dengan mudah mencari banyak pengganti dari Baimei agar hidupnya tidak terasa sepi dan menderita. Namun, sudah beratus tahun ini sang Raja tetap tidak menginginkan ada siapapun sebagai pengganti Baimei.     

Seluruh klan naga sudah menganjurkan berbagai wanita untuk mendampingi Raja Naga Iblis Heilong, namun dia sama sekali tidak tertarik. Di matanya, Baimei tidak bisa digantikan siapapun dan tidak bisa ditandingi siapapun.     

Maka dari itu, anggota dan tetua klan naga hanya bisa mendesah putus asa akan keras kepala Raja mereka.     

"Ayah..." Setelah jeda hening sekian lama, akhirnya Kuro bersuara. "Bagaimana ibu bisa sampai meninggal? Siapa yang membunuh ibuku?" Meski Kuro tidak pernah melihat seperti apa ibunya, bahkan sama sekali tidak merasakan kasih sayang sang ibu sejak dia lahir. Namun, melalui cerita singkat ayahnya, dia seolah merasakan kedekatan dan hangat akan jiwa sang ibu.     

"Hnghh..." Raja Naga Iblis Heilong menghela napas terlebih dahulu sebelum mulai bercerita. "Ayah akan ceritakan mengenai kisah kami." Sang Raja sudah bersiap untuk menceritakan semua pada anak-anaknya. "Aku dan ibumu, Baimei, bertemu secara tidak sengaja ketika ayah masih sangat muda. Ketika itu ayah sedang dikeroyok oleh sekelompok siluman laba-laba."     

"Huh! Siluman laba-laba memang tidak ada yang baik!" dengus Kuro dengan nada tajam. Dia teringat siluman laba-laba itu sangat merepotkan dan nyaris membuat mereka celaka. Bahkan Papa Dante hampir kehilangan nyawanya dikarenakan duri racun siluman laba-laba.     

Raja Naga Iblis Heilong kembali melanjutkan ceritanya. "Di saat ayah hampir celaka, ibumu datang. Dia menyelamatkan ayah yang masih berkekuatan lemah saat itu. Saat itu, ayah langsung jatuh cinta dan terpikat akan pesona ibumu yang luar biasa. Dia angkuh, dingin, dan kuat. Dia menghalau semua siluman laba-laba dan menolong ayah yang terluka, membawa ayah ke pondoknya yang sederhana."     

"Apakah saat itu ibu memakai fisik manusia? Atau setengah manusia?" tanya Kuro antusias.     

"Saat itu ibumu sudah menjadi siluman tingkat tinggi. Dia sudah bisa berwujud manusia. Sedangkan aku, karena dari lahir aku langsung menjadi hewan iblis, maka ayah kalian ini bisa dengan mudah memakai wujud manusia." Raja Naga Iblis Heilong mengenang momen-momen indah itu.     

"Ayah sepertinya suka ibu hanya karena ibu cantik." Lidah duri Kuro kembali mencambuk Raja Naga Iblis Heilong yang hanya bisa tertawa getir. "Ayah, kau ini sungguh murahan."     

"Hei, hei, lelaki mana yang bisa diam bertahan jika berhadapan dengan wanita cantik. Saudaramu Shiro juga nantinya akan merasakan itu. Kau lihat saja nanti." Raja Naga Iblis Heilong akhirnya membalas dengan memakai Shiro sebagai tameng.     

Kuro lekas menoleh ke arah sang saudara dan berkata, "Hei putih jelek, kau jangan sekali-kali meniru ayah murahan ini, oke?! Carilah wanita yang hebat dan baik seperti Mama, jangan hanya karena cantik, kau dengar itu?"     

Shiro mendecih acuh tak acuh. "Yang penting, aku takkan sebodoh itu untuk mencari wanita yang seperti kamu, hitam kusam."     

Kuro sudah akan bertengkar dengan Shiro jika tidak segera dilerai oleh sang ayah. "Kalian ini, astaga... tidak bisakah kalian rukun agar aku tidak menambah keriput pada diriku?"     

"Huh! Biar saja kau keriput, ayah murahan." Kuro mendengus kejam.     

Raja Naga Iblis Heilong rasanya tidak berdaya menghadapi Kuro yang berlidah duri. "Baiklah, baiklah, apa kalian masih ingin mendengar cerita mengenai ibu kalian?"     

"Tentu saja!" Kuro dan Shiro berbarengan menjawabnya.     

"Kalau begitu, dengarkan baik-baik dan jangan berdebat." Raja Naga Iblis Heilong menoleh ke kanan dan kiri bahunya, tempat kedua anaknya berada. "Ayah tinggal di pondok ibu kalian selama beberapa waktu. Pertama kalinya ayah bertemu dengan wanita yang sangat dingin di luar namun begitu lembut di dalam hatinya. Ayah sangat susah untuk menaklukkan hati ibu kalian. Dia kukuh tidak ingin didekati, dan beberapa kali mengusir ayah dari pondoknya, haha... dia memang keras."     

"Baguslah jika Ibu tidak murahan seperti Ayah!" Kuro berujar lega. "Ibu mirip dengan Mama yang sering galak ke Papa jika Papa ingin menyentuh. Hihi..."     

Mulut Raja Naga Iblis Heilong segera berkedut mendengarnya. Sebenarnya seberapa banyak adegan dewasa dari Andrea dan Dante yang dilihat anak-anaknya? Ia menoleh ke belakang dan mendengus ke Andrea dan Dante seolah ingin membuat perhitungan tersendiri dengan keduanya.     

Andrea tersenyum canggung, sementara Dante hanya berdehem dan mengalihkan pandangan seolah dia tidak berbuat apapun yang salah.     

"Ayah akan lanjutkan." Raja Naga Iblis Heilong kembali bercerita. "Setelah ayah merasa ibu kalian sulit didekati, ayah pun terpaksa pergi dari pondok ibu kalian dan mulai menempa diri ayah agar tidak lagi mudah diintimidasi hewan lainnya. Lalu, beberapa tahun berikutnya, ayah kembali bertemu ibu kalian saat dia sedang bertarung dengan banyak siluman untuk mempertahankan tanaman langka yang ada di halaman pondoknya. Yah, bisa dibilang, aku sengaja kembali ke sana karena rindu yang susah aku simpan lebih lama."     

"Apakah Ibu seorang alkemis seperti Mama? Yang membuat obat-obatan?" Kuro seketika antusias. Dia senang karena ibunya mirip dengan Andrea dalam berbagai aspek.     

Tapi, Raja Naga Iblis Heilong menggeleng. "Tidak, dia bukan alkemis atau tabib. Dia hanya memiliki tanaman itu untuk keperluan dia meningkatkan kekuatannya saja. Dan para siluman yang menyerang dia juga tidak semata ingin tanaman itu, mereka ingin menghinakan ibu kalian. Itu karena ibu kalian begitu menawan sehingga siapapun pasti akan meneteskan liur saban menatap sosoknya yang sempurna."     

"Jadi... Ayah yang ganti menyelamatkan Ibu?" Kini Shiro mulai ikut berkomentar.     

Raja Naga Iblis Heilong mengangguk. "Untung saja kekuatan Ayah sudah meningkat pesat ketika itu. Maka, Ayah kalian ini dengan mudah mengusir dan membunuh sebagian besar para siluman terkututk yang ingin merendahkan ibu kalian."     

"Apakah setelah itu Ibu jadi menyukai Ayah?" Kuro bertanya.     

Raja Naga Iblis Heilong tampak ragu-ragu menjawab. "Errrr... masih belum."     

"Astaga! Ibu keren sekali!" pekik Kuro senang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.