Devil's Fruit (21+)

Syarat Agar Diterima Jadi Ayah



Syarat Agar Diterima Jadi Ayah

0Fruit 239: Syarat Agar Diterima Jadi Ayah     

Setelah Raja Naga Iblis Heilong memperlihatkan resonansi dari kedua jiwa di dalam dada Kuro dan dadanya sendiri, tidak mungkin Kuro bisa berkelit lagi sekarang.     

Bahkan resonansi itu makin kuat dan Kuro sampai ternganga tak percaya. Ia tidak ingin mengakui Raja Naga Iblis Heilong sebagai ayahnya, namun ternyata sang Raja justru memberikan bukti telak yang sulit dielakkan lagi.     

"Sekarang kau mempercayai ucapanku bahwa kau ini memang anakku, bukan?" Raja Naga Iblis Heilong tersenyum penuh menang melihat Kuro yang masih termangu di pundak Andrea. "Tunggu! Rasanya... rasanya ada satu lagi jiwa yang berdengung meski sangat kecil. Di mana saudaramu, Nak?"     

Belum juga Kuro menjawab, Andrea sudah menggunakan pikirannya untuk memunculkan Shiro di telapak tangannya.     

Plop!     

Dalam sekejap, Shiro telah muncul dan bocah putih itu juga telah terbangun! "Mama!" Shiro menyeru menyebut Andrea sambil gosokkan pipinya ke pipi sang mama setelah dia meloncat ke pundak Andrea.     

"Eh? Ternyata kamu udah bangun, sayank? Mama pikir kamu masih tidur dan lama bangunnya." Andrea mengelus sayang kepala Shiro.     

"Aku memang sedang tidur panjang. Itu karena Mama memberiku inti kristal yang sangat lezat dan membuat aku hibernasi. Lihat, aku sekarang makin kuat, Ma!" Shiro mengedarkan sinar putih cemerlang ke seluruh tubuhnya, membungkus dari ujung kepala hingga ujung ekor.     

Raja Naga Iblis Heilong yang mendengar pembicaraan antara Andrea dan Shiro mengerutkan dahinya. "Dia baru saja hibernasi?"     

Shiro mulai sadar ada sosok baru di depannya. "Mama, siapa dia? Apa dia musuh kita? Aku siap membantu Mama mengalahkan dia! Aku bisa tunjukkan kekuatan baruku nanti!"     

Kuro bergerak ke pundak Andrea tempat Shiro berada. Dia berbisik keras ke saudaranya yang baru bangun sambil menggosokkan pipinya ke kepala Shiro. "Kau takkan percaya siapa dia, putih jelek."     

Shiro menatap bingung ke Kuro. "Memangnya dia siapa, hitam kusam?"     

"Dia... ayah kita!" bisik Kuro sekeras sebelumnya. Itu sama saja tidak berbisik, Nak!     

Shiro mendadak mematung di tempat. Ia sedang mencerna ucapan saudara kembar beda warnanya. "A-ayah?" Mendadak ia sampai tergagap. "Apa kau bilang tadi, kusam? Ayah... kita?"     

"Iya, dasar kau ini tuli atau apa, jelek?!" Kuro menyenggol keras saudaranya sampai Shiro nyaris terjatuh.     

Shiro segera melesat ke pundak Dante. "Tapi... tapi ini kan ayah kita, Papa Dante." Ia masih tak mau percaya. Baginya, Dante adalah sang ayah, apapun bagaimana pun!     

Dante mengelus kepala Shiro. "Dia ayahmu yang sebenarnya, Shiro."     

"Dia bernama Shiro?" Raja Naga Iblis Heilong sudah menjatuhkan rahangnya karena heran.     

"Kenapa kalau namaku Shiro?!" Shiro mendongakkan dagunya penuh arogansi. "Aku suka nama ini karena Mama Andrea tersayank yang memberikannya. Ini artinya putih dan bersih! Apa menurutmu aku tidak layak menyandang nama ini?" Ia tatap arogan ke Raja Naga Iblis Heilong tanpa takut sedikitpun.     

Raja Naga Iblis Heilong hanya bisa memijit keningnya. Ia terkekeh masygul. "Heheh... kau... kau memang mirip Baimei. Benar-benar anak Baimei." Ia tak henti-hentinya terkejut. Kuro mirip dengan karakter dia yang keras kepala, dan Shiro mirip dengan istrinya, Baimei, yang penuh akan harga diri.     

Mereka sungguh-sungguh anak Raja Naga Iblis Heilong.     

"Aku tidak kenal siapa itu Baimei. Jangan kait-kaitkan dia denganku." Shiro tegas mengatakannya.     

"Nak, Baimei adalah ibumu, yang melahirkanmu. Dia adalah siluman ular boa yang sangat cantik, sesuai dengan namanya, Baimei, si putih yang cantik menawan mempesona." Raja Naga Iblis Heilong berusaha memanjangkan ususnya agar tetap sabar menghadapi kedua anaknya yang sama-sama berwatak keras. Sungguh ironis, dia bagai menghadapi dirinya sendiri dan istrinya.     

"Shiro, jangan menentang takdir." Dante menasehati. "Kau memang anak Papa dan Mama, tapi kau tidak boleh lupa, kau juga punya ibu dan ayah pula."     

"Aku akan mengakui kamu ayahku asalkan kau tidak menyulitkan Mama dan Papa!" Kuro sudah berbicara lantang terlebih dahulu, memberikan sikap.     

"Ya, benar! Kau tidak boleh menyakiti Mama, Papa dan anggota kami semuanya kalau kau memang ingin aku panggil ayah!" Shiro turut tegas.     

Raja Naga Iblis Heilong terkekeh masam, sedikit terpukul. Rasanya sang anak lebih membela orang tua angkatnya ketimbang orang tua kandung sendiri. "Yah, ini memang salahku yang kurang cepat menemukan kalian, Nak. Baiklah, baiklah, ayah berjanji takkan menyakiti siapapun yang kalian sayangi."     

"Dan kami juga tidak ingin kau bawa pergi, dengan alasan apapun!" Kuro menambahkan. Itu karena dia khawatir jika dia mengakui Raja Naga Iblis Heilong sebagai ayahnya, dia akan dibawa pergi oleh Raja Naga Iblis Heilong menjauh dari Andrea dan yang lainnya.     

Shiro mendengus seolah menyetujui persyaratan dari sang saudara.     

Lagi-lagi, Raja Naga Iblis Heilong hanya bisa tertawa masygul dalam hati. "Iya, aku tau, aku tau. Aku takkan memaksa kalian ikut denganku. Sebaliknya, biarlah ayah yang ikut kalian."     

Ucapan Raja Naga Iblis Heilong sangat mengejutkan semua orang di situ. Mereka sungguh tidak menyangka seekor Raja Naga bisa patuh begitu saja pada ucapan anaknya yang masih kecil. Dari situ bisa dilihat betapa dia sangat mencintai anak-anaknya, karena sang anak adalah sebuah 'warisan' terakhir dari sang istri tercinta.     

"Nah, itu bagus! Aku senang mempunyai ayah yang penurut begitu! Hore!" Kuro mengucapkannya tanpa rasa bersalah sama sekali. Ia tidak melihat wajah keruh ayahnya.     

"Ayah, apakah... apakah kau yang tadi melakukan sesuatu pada kami?" tanya Shiro dengan tatapan menyelidik.     

Raja Naga Iblis Heilong menyiptikan matanya. "Melakukan sesuatu?" Ia mencoba mengingat-ingat. "Oh, yang seperti beginikah?" Dia kembali menggetarkan jiwanya sehingga muncul sinar dari dalam dadanya dan beresonansi dengan sesuatu di dalam dada Kuro dan juga Shiro.     

"Ya, itu!" Shiro berseru takjub. "Aku terbangun karena itu!" Shiro segera melesat menuju ke ayahnya dan bertengger di bahu sang ayah. "Apa itu tadi?" Ia penasaran. "Rasanya ada sesuatu yang terus bergetar di dalam dadaku tanpa aku tau apa itu. Karena itu, aku bisa bangun dari hibernasiku."     

Raja Naga Iblis Heilong tersenyum senang salah satu anaknya mau mendekat ke dia. "Itu adalah sedikit pecahan dari jiwa ayah yang kuberikan pada ibumu untuk diteruskan ke kalian."     

"Benarkah begitu?" Shiro mulai tertarik. "Apakah ibu begitu cantik?"     

"Sangat cantik. Dia wanita tercantik yang pernah ayah temui selama hidup ayah." Raja Naga Iblis Heilong segera saja membayangkan wajah sang istri yang begitu menawan tak tertandingi.     

"Ceritakan tentang ibu kami." Kuro ikut melesat ke bahu satunya dari Raja Naga Iblis Heilong. Dia sudah tidak takut diculik lagi sekarang. Dia yakin ayahnya bukan jenis orang murahan yang seenaknya mengingkari janji.     

Akhirnya, mereka semuanya kembali melanjutkan perjalanan bersama dengan Raja Naga Iblis Heilong berjalan paling depan dengan dua anaknya di masing-masing bahu, sembari dia bercerita pada keduanya.     

Di belakangnya, Andrea dan yang lain tidak bertutur apapun dan turut mendengarkan cerita dari Raja Naga Iblis Heilong. Sesekali Andrea melirik ke sekeliling, terkadang ada hewan iblis yang lewat, entah itu sendiri saja atau bergerombol, tapi mereka segera menjauh begitu mengetahui ada Raja Naga Iblis Heilong di rombongan Andrea.     

Aura Raja Naga Iblis Heilong terlalu besar dan menekan, makanya mereka takkan berani bertingkah macam-macam.     

Bahkan iblis murni di alam milik Djanh pun akan segan dan takut pada Raja Naga Iblis Heilong yang memang kuat.     

Raja Naga Iblis Heilong merupakan sosok di puncak rantai makanan di alam tersebut. Tak ada yang berani bertingkah di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.