Devil's Fruit (21+)

Akankah Dia Kembali Seperti Sedia Kala?



Akankah Dia Kembali Seperti Sedia Kala?

0Fruit 231: Akankah Dia Kembali Seperti Sedia Kala?     

Seusai permbantaian brutal dari Andrea, teman-teman kelompoknya yang masih tergeletak tak berdaya di tanah hanya bisa melongo dan keheranan dengan perubahan dari Andrea yang terlalu tajam.     

"Andrea..." bisik Dante sambil tatap tak percaya akan apa yang dia lihat di depan sana. Dia tidak pernah mengira Andrea bisa bertindak sangat keji ketika tersulut amarah yang teramat sangat. Bahkan... penampilan dari sang Cambion pun berubah.     

"Tuan, sepertinya kekuatan asli Nona Andrea sudah bangkit." Rogard yang berada di sisi Dante pun bersuara dengan lirih. Ia terus mengedarkan energi petir ungunya untuk memulihkan dirinya.      

Dante menoleh ke pria pedangnya. "Kekuatan asli? Jadi itu adalah kekuatan asli dia sebagai Iblis?" Mata Dante memicing, antara terkejut dengan tidak yakin. Tetapi, bila Rogard sudah mengatakan demikian, biasanya lebih dari lima puluh persen selalu benar adanya.     

Rogard mengangguk. "Jika dilihat dari perubahan sikap dan wajah, Nona Andrea sudah membangkitkan kekuatan sebenarnya dia. Tuan bisa melihat sendiri betapa mengerikan kekuatan Nona Andrea dalam membunuh semua lawannya. Hanya kekuatan Iblis kuat saja yang bisa demikian."     

Kyuna menelan liur bercampur darah yang ada di mulutnya. Ia juga tidak menyangka Noni Putri dia bisa seberingas dan sekejam itu dalam membantai siapapun yang sudah menimbulkan amarahnya. Beruntung sekali dulu dia tidak sampai membuat Andrea semarah itu saat dia menggoda Dante.     

"Noni Putri... benar-benar mirip Iblis sebenarnya." Kyuna lirih setengah berbisik. "Apakah Noni akan terus seperti itu?"     

Hal yang sama juga ditanyakan oleh Dante di hatinya. Apakah Andrea akan terus seperti itu wujudnya? Atau bisa kembali seperti sedia kala?     

"Mama... Mama luar biasa!" Berbeda dengan Dante, Rogard serta Kyuna yang khawatir, Kuro justru tampak senang dengan aksi sang mama yang terlihat begitu hebat di matanya. "Ah, andai si putih jelek itu di sini, dia pasti juga akan terkagum-kagum dengan Mama!"     

"Gazum, apa kau baik-baik saja?" Dante menoleh ke Gazum, sang Rajawali Angin Badai. Burung besar itu yang terluka paling parah di antara mereka semua.     

Sang Rajawali Angin Badai mengangguk meski lemah. Mana mungkin dia sudi memaparkan rasa sakit dan tidak berdaya dia di depan orang lain? Ia hanya bisa menelan semua rasa sakit yang menyelubungi dirinya. "Aku sudah tidak apa-apa. Kalian tenang saja. Aku ini kuat." Ia terkekeh menutupi kesakitan yang terus berdenyut-denyut dari segala sudut tubuhnya.     

"Sayapmu terkoyak, Gazum. Lebih baik kau makan satu lagi buah kristal. Ini, ambillah." Kyuna sodorkan Buah Inti Kristal yang kerap dia simpan di ikat pinggangnya sebagai tindakan berjaga-jaga.     

Gazum menatap buah kristal di tangan Kyuna. Ingin menolak, tapi dia memang membutuhkan itu untuk menguatkan tubuhnya yang tidak bertenaga. Ia butuh menyerap kekuatan, segera. Maka, ia pun menghela napas sambil menerima buah kristal tersebut dari Kyuna. "Ya sudah kalau ini memang kebaikan darimu, tak bisa aku tolak."     

Sang rajawali besar pun lekas memakan buah tersebut dan mulai mengedarkan energi buah ke seluruh tubuh.     

Tadi mereka sudah diberikan pil obat oleh Andrea. Namun, karena luka Gazum yang terlalu parah, pil obat dari Andrea masih terasa kurang.     

Setelah itu, kelompok tersebut merasakan jantung mereka berdegup lebih cepat ketika Andrea sudah selesai mengeksekusi semua musuhnya dan kini menoleh ke arah mereka. Mata Nona Cambion masih terlihat hitam sepenuhnya, dan kedua tangan masih dibalut sinar kabut hitam.     

Wajah pucat dan aneh Andrea terasa dingin tidak bersahabat, tampak kontras dengan biasanya Andrea yang penuh akan kehangatan dan keakraban. Apakah... kesadaran Andrea juga sudah lenyap? Apakah... Andrea juga akan membantai kelompoknya sendiri nantinya?     

Dante dan yang lainnya sama-sama meneguk ludah tanpa dikomando saat Andrea menoleh ke mereka dan mulai berjalan ke arah mereka tanpa menghilangkan aura Iblisnya.     

"MAMA!" Hanya Kuro yang berani maju melesat ke sang mama tanpa perduli apapun. Wajahnya sungguh bahagia penuh memuja sang mama. Meski dia terluka, dia tidak menggubris itu. Kebanggaan dia pada Andrea terlalu memuncak hingga nyaris menjadi sebuah kultus dari dirinya.     

Dante dan yang lainnya tidak sempat mencegah Kuro. Mereka hanya bisa menyeru nama Kuro, menyesalkan kenapa bocah hybrid hitam itu seenaknya saja bertingkah, padahal mereka belum yakin apakah Andrea akan kembali seperti semula atau sebaliknya, tetap menjadi sosok Iblis yang bisa berlaku kejam kapanpun juga.     

Wuusss!     

Tepp!     

Kuro sudah membelitkan dirinya di pergelangan Andrea seperti kebiasaan dia usai mengubah ukuran tubuhnya. Dan dari pergelangan tangan itu, Kuro melesat lagi ke bahu sang Cambion tanpa memperdulikan kekhawatiran yang lain.     

"Mama, Mama sangat hebat! Aku senang lihat Mama aku yang hebat begini!" Kuro tanpa ragu-ragu sama sekali segera menggosok-gosokkan kepalanya ke pipi Andrea.     

Andrea menoleh dengan tatapan mata hitam ke Kuro. Cakar kirinya diangkat, siap menyentuh Kuro. Dante dan yang lain bergidik ngeri. Kuro akan dicabik-cabik!     

Kyuna tidak bisa menahan diri dan berteriak. "Noni! Itu Kuro, Noni! Jangan sakiti dia, Noni! Kumohon!" Ia menjerit panik. Meski dia dan Kuro awalnya berselisih dan bertarung penuh kebencian, namun seiring waktu, mereka makin akrab dan kompak satu sama lain. Ia tidak ingin sesuatu terjadi pada 'adiknya' itu.     

"Siapa yang kamu bilang akan menyakiti Kuro?" Andrea berbicara ke Kyuna yang masih ketakutan. Sementara, cakar yang dikira akan mencabik Kuro, ternyata untuk membelai si hybrid hitam. Ia juga tersenyum penuh rasa sayang ke Kuro yang makin mengusap-usapkan kepalanya ke wajah sang Cambion.     

Perlahan, wajah pucat itu mulai memiliki rona warna kehidupan dan juga bola mata hitam bagai onix itu mulai berubah menjadi ke bentuk normal semula. Cakar yang diselimuti kabut hitam pun mulai menghilang beserta kabutnya.     

Melihat perubahan kembali Andrea, membuat Dante dan yang lainnya menghela napas lega. Ternyata kekhawatiran mereka terlalu berlebihan saja.     

Dante seketika merasa malu pada dirinya sendiri karena tidak mempercayai Andrea. Dia kalah dengan Kuro dalam hal menyayangi dan mempercayai Andrea. Ini sungguh ironis. Dia yang berkali-kali bangga mengucapkan kata cinta pada Andrea, ternyata imannya tipis ketika berhadapan dengan Andrea dalam sosok Iblis.     

Andrea bersama Kuro yang bertengger di bahunya, berjalan menuju ke anggota kelompok mereka yang masih terduduk lemah dengan bersandar pada pohon besar yang tadi mereka hantam menggunakan tubuh mereka. "Ayo kita kembali dulu ke Cosmo. Bree ama Noir luka berat."     

Mereka semua mengangguk.     

"Gaz, kamu juga luka berat. Aku akan buatin obat yang lebih bagus untuk lukamu, oke?" Andrea tersenyum ke Gazum. Kini dirinya sudah seluruhnya kembali ke wujud normal dia. Hanya kedua tangannya saja yang berlumuran darah, meski itu bukan darah dia, melainkan darah para hewan iblis dan tuannya tadi.     

"Baik." Gazum menjawab lemah.     

Mereka pun dikirim kembali ke alam Cosmo oleh Andrea.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.