Devil's Fruit (21+)

Burung Vermilion



Burung Vermilion

0Fruit 226: Burung Vermilion      

"Heh! Apa lu bilang? Manusia bodoh?!" Andrea berkacak pinggang setelah mendengar ucapan pertama dari burung tersebut.      

"Kau memang bodoh, skriiiiii!!!" Burung itu mengepak-kepakkan sayapnya sehingga udara sepanas api menghembus langsung ke Andrea.      

Untung saja ini di dalam mimpi atau mungkin saja Andrea bisa terpanggang. "Gue jadiin sate burung panggang, mampus lu!"      

"Skriiiii!!!"     

"Oh iya, elu kan udah dilalap api gitu, yak! Percuma juga manggang elu, tong!"      

"Skriiiii!!! Dasar bodoh, skriiiii!!!"     

Andrea mulai kesal. "Heh, tong! Yang bodoh itu elu!"     

"Kau yang bodoh, skriiiii!!!"      

"Elu!"     

"Kamu, skriiii!!!"     

Dan itu terus berlangsung selama hampir lima belas menit.      

Setelah Andrea merasa benar-benar akan menjadi bodoh karena berdebat kusir dengan burung merah itu, ia pun menghentikan debatnya. "Kenapa lu sebut gue bodoh? Emang lu pinter?" Ia cemberut kesal.      

"Tentu saja kau bodoh, skriiii!!! Itu karena kau tidak segera bersujud setelah melihatku, skriiii!!!" Burung merah itu makin ganas kepak-kepakkan sayap di hadapan Andrea.      

"Eh, bangkeee! Bisa-bisanya lu pede banget ngira gue bakalan nyembah elu begitu lu nongol! Lu pikir elu siapa, tod?!" Andrea berkacak pinggang, tak habis pikir burung itu memiliki level pede tingkat berapa sebenarnya?     

Andrea harus segera bersujud begitu melihat si burung? Pasal undang-undang dari mana itu?!     

"Kau ini hanya makhluk rendahan. Kau harus berlutut di hadapanku, atau aku akan murka! Skriiii!!!" Si burung makin beringas berteriak-teriak.      

Andrea sampai harus menutup telinganya saking kerasnya suara si burung merah besar. "Hoi! kagak usah alay, napa? Ngomongnya biasa aja, tod! Emang lu siapa ampe gue musti sujud ke elu? Lu pikir lu dewa?"     

"Iya! Skriiiii!!!"     

Andrea melongo. Sungguh baru kali ini dia menemukan burung yang sombong sekali mengklaim sebagai dewa!      

"Skriiii!!! Aku adalah Vermilion yang agung! Semua manusia selalu memujaku! Atau aku bisa basmi mereka semua dengan api abadiku, skriiiiii!!!!"  Burung itu pun mulai membuka identitasnya.      

"Hah? Apa? Vermilion?" Andrea mengulangnya dengan nada terkejut.      

Burung Vermilion pun makin menunjukkan wajah angkuhnya memandang Andrea yang ada di bawahnya. "Nah, kau sudah mengetahui siapa Tuan Raja ini, maka kau harus berlutut! Segera!!! Skriiii!!!"      

Andrea masih termangu dan tidak begitu fokus akan ucapan selanjutnya si Burung Vermilion.      

Jika sesuai dengan pengetahuan yang dia ketahui mengenai makhluk mitos, Andrea paham apa dan siapa itu Burung Vermilion.      

Burung itu memang disebut sebagai burung api karena tubuhnya berwarna merah seluruhnya dan diselubungi oleh api abadi yang berkobar-kobar menjadi lidah api di sekeliling tubuh si burung.      

Burung Vermilion berbeda dengan Burung Phoenix. Meski mereka dianggap sebagai burung dewata oleh masyarakat Asia Timur, namun keduanya tidak sama.      

Burung Vermilion biasanya lebih ganas dan beringas dibandingkan Burung Phoenix.      

Burung Vermilion berasal dari mitologi China yang memiliki nama lain Zhuque. Zhuque adalah salah satu dari keempat simbol konstelasi China.     

Dia melambangkan elemen api, arah selatan dan musim panas.     

Zhuque juga terkenal dengan beberapa nama di berbagai negara seperti Suzaku (Jepang), Jujak (Korea) dan Chu Tuoq (Vietnam). Penampilannya hampir sama seperti Phoenix namun didominasi oleh warna merah menyala.     

Dan, Burung Vermilion termasuk dalam empat hewan suci di mitologi Cina. Ada Harimau Putih, Naga Biru, Kura-Kura Hitam, dan Vermilion Merah. Semuanya melambangkan empat mata angin.      

Andrea menghela napas, tidak percaya jika di alam mimpinya, dia bisa berjumpa dengan salah satu hewan suci mitologi rakyat Tiongkok. Apalagi burung ini sangat arogan dan memiliki aura dominasi yang tinggi, ingin menekan Andrea.      

"Haahh... kenapa gue bisa apes kayak gini, dah! Tetiba aja malah nemuin burung narsis di mimpi gue..." Andrea mengeluh pelan.      

"Heh! Apa yang kau gumamkan, manusia bodoh?! Skriiii!!!" Burung Vermilion manatap galak ke Andrea yang sepertinya tidak ketakutan meski sudah dipelototi olehnya. Biasanya, manusia akan langsung tersungkur di tanah, bersujud dengan suka rela jika mengetahui dia adalah Burung Vermilion.      

"Gue cuma heran, ngapa deh elu malah nongol di mimpi gue? Coba, dah, lu bisa kasi tau ke gue gak, gimana biar lu enyah dari mimpi berharga gue?" Andrea malah tanpa sengaja memprovokasi si Burung Vermilion.      

"Manusia durhaka! Skriiii!!!" Burung Vermilion murka dan mulai menukik untuk menerjang Andrea. Ia ingin mencabik-cabik tubuh Andrea hingga jutaan potongan untuk memuaskan kemarahannya.      

"Oi! Oi!" Andrea lekas gunakan Mossa untuk menghindari terjangan Burung Vermilion sambil bersalto ke samping di udara. "Lu kagak perlu baper, napa sih?! Gue ini cuma nanya baik-baik ke elu. Ngapain lu malah emosi, heran!"      

"Skriiiii!!! Kau sangat kurang ajar pada Tuan Dewa ini!!! Skrriiiiiiikkkkhhh!!!" Burung Vermilion belum ingin menyerah untuk keinginan mencabik-cabik Andrea. Ia melesat di ruang hampa mimpi Andrea, mengejar sang Cambion tanpa jeda.      

Andrea berkali-kali menghindari dengan menggunakan Mossa. Dia tidak ingin melawan atau melukai si burung dewata. Ini hanyalah mimpi. Maka, tentu tak perlu dianggap serius, bukan?     

Itu adalah pemikiran Andrea. Oleh karena itu, dia hanya menghindar dan berkelit saja tanpa menyerang.      

Namun, Burung Vermilion tidak puas. "Lawan aku kalau kau memang punya nyali dan tidak bodoh, dasar manusia pengecut!!! Skriiikkhhhh!!!" Kini Burung Vermilion mengibaskan kedua sayapnya dan menyebakan bara api di sayap itu mengejar Andrea.      

Gadis Cambion berlari panik dikejar api Burung Vermilion. Hanya dari jarak sepuluh meter saja Andrea sudah bisa merasakan hawa panas yang luar biasa dari api Burung Vermilion, lalu bagaimana jika dia benar-benar terkena api itu?      

Lagipula... ini hanya mimpi, kan? Kenapa rasa panasnya senyata itu?!     

Andrea mengerang ketika lengannya tersambar sedikit dari hembusan asap api Burung Vermilion. Padahal dia sudah berkelit jauh, namun asapnya saja sudah mampu membuat lengannya tersambar meski tidak parah.      

Walau begitu, tetap saja rasanya panas menyakitkan meski sedikit.      

Mengetahui Andrea terkena uap panas dari kibasan apinya, Burung Vermilion terbahak senang disertai raut pongah menatap Andrea. "Lihat, kau ini tidak ada apa-apanya di depan Tuan Raja ini!"      

Menggigit gerahamnya, Andrea segera berkonsentrasi dan mengerahkan tenaga Razum dia untuk mengunci pikiran Burung Vermilion.      

Burung Vermilion itu mendadak terhenti dan seperti linglung. Ia menatap tak percaya pada Andrea. "Kau... kau bisa teknik jiwa?!"     

"Teknik jiwa? Auk, dah!" Andrea kembali serangkan kekuatan pikiran dia melalui tenaga Razum untuk menyerang pikiran Burung Vermilion.      

"Skriiii!!! Stop! Stop! Hentikan! Skriiiii!!!" Burung Vermilion terus berteriak sambil berusaha menutup matanya agar teknik jiwa yang dia sangkakan tadi tidak terus menyerang dia.      

Namun, Razum milik Andrea itu kuat. Meski lawan menutup mata, namun jika Razum Andrea sudah mengunci pikiran target, maka itu akan susah dilepaskan meski lawan menutup mata atau bersembunyi ke lubang semut sekalipun.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.