Devil's Fruit (21+)

Hewan Bergosip



Hewan Bergosip

0Fruit 222: Hewan Bergosip     

Ketika Dante sudah akan menindih Andrea... "ADUH!" Ia menyerukan rasa sakitnya. Seruan itu lumayan kencang sehingga orang-orang di luar pondok bisa mendengarnya.      

Rogard yang dari semalam tidak masuk ke tubuh tuannya, sudah duduk-duduk di bawah pohon bersama anggota inti lainnya. "Sepertinya Tuan dalam bahaya!" Ia akan melesat masuk ke pondok.     

Tepp!     

Kyuna menahan lengan Rogard meski harus meringis karena terkena sengatan listrik dari Rogard. Untung saja dia siluman yang kuat sehingga sengatan itu tidak terlalu menyakitinya karena itu memang bukan jenis sengatan untuk bertempur. "Jangan! Urrff..." Ia lekas lepaskan tangan Rogard.      

Sang pria jiwa pedang heran kenapa dirinya dihentikan. Tapi, dia melirik ke tangan Kyuna yang tersengat. "Maaf, aku tidak sengaja menyengatmu. Dan, kenapa kau malah menghentikan aku? Tuan bisa saja dalam bahaya!"      

Rogard hanya menggunakan saya-Anda jika dengan orang yang dia sangat hormati, seperti Dante dan Andrea. Tadinya dia menggunakan itu ke semua yang dia ajak bicara, namun Andrea menganjurkan agar Rogard tidak terlalu kaku dalam berkomunikasi, meski tetap tidak mengubah untuk Dante dan Andrea saja.      

Kyuna terkikik. "Mereka tidak sedang dalam bahaya, kok! Percayalah!"      

Sabrina yang duduk bersebelahan dengan Noir, ikut bersuara, "Ada Nonaku di sana, kan? Beliau menemani Tuan Dante sejak semalam, kan?"     

Sabrina dan Noir memang belum menjadi hewan siluman, namun karena mereka banyak mengkonsumsi berbagai pil dan berbagai buah ajaib yang dihasilkan dari pertempuran, kini dia dan Noir bisa berbicara seperti manusia biasa tanpa hambatan.      

"Kalian tau? Hihihi... tadi waktu aku dan bocah ular masuk ke kamar Tuan Dante, ternyata Noni Putri sedang berada di atas tubuh Tuan Dante!" Kyuna berujar sambil menoleh kanan dan kiri, memastikan Kuro serta Shiro berada jauh dari mereka.      

Sabrina membelalak, tertarik. "Lalu? Apakah mereka..." Ia akan ikut bahagia jika pada akhirnya majikan mereka pun berhasil bersatu dengan wajar.      

Kyuna menggeleng. "Entah. Kami bertiga terlalu kaget sampai tidak melihat apakah tongkat Tuan Dante tertancap atau tidak, hihi..."      

"Jadi... sekarang mungkin mereka sedang..." Noir ikut bergosip.      

Kyuna dan Sabrina kompak menjawab. "Pasti begitu!"      

Rogard menggeleng-gelengkan kepala ungunya. "Kalian ini bisa-bisanya membicarakan Tuan dan Nona di belakang begini. Sungguh tercela." Ia menatap remeh ke Kyuna, Sabrina dan Noir yang malah terkekeh.      

Pria jiwa pedang itu melirik ke Gazum yang tetap tenang menutup matanya di atas dahan pohon besar tempat mereka kini sedang bergosip. Dalam hati, Rogard memuji Gazum yang tidak pernah terlibat pergosipan apapun selama ini.      

"Mungkin tongkat Tuan Dante terkilir karena lubang Nona Andrea terlalu sempit." Tiba-tiba suara besar dan berat dari Gazum terdengar.      

Rogard rasanya ingin membenturkan kepala Gazum ke pohon keras-keras. Rajawali tua itu ternyata sama saja!      

Sabrina dan Kyuna makin bersemangat setelah mendengar celetukan dari Gazum.      

"Mungkinkah Nonaku benar-benar masih perawan selama ini?!" Sabrina menatap Kyuna dengan mata berbinar.      

"Bisa jadi! Kan kau sendiri yang cerita kalau mereka hanya melakukan itu di alam mimpi! Hihi... akhirnya... terjadi juga apa yang sudah dinanti-nantikan..." Kyuna membalas Sabrina penuh semangat.      

"Kalian..." Rogard ingin mencegah pembicaraan melantur mereka.      

"Atau mungkin Nona Andrea terlalu keras begoyang? Tau sendiri, kan? Tuan baru saja sembuh, sedang masa pemulihan." Noir malah seperti mengipasi gosip itu.      

"Waahh... aksi Noni Putri sungguh ganas kalau begitu!" Mata Kyuna makin berbinar senang membayangkan 'pergulatan' sengit Dante dan Andrea di atas kasur.      

"Semoga saja tongkat Tuan Dante tidak patah." Gazum berbicara dengan entengnya tanpa membuka mata.      

Sabrina dan Kyuna terkikik binal.      

"Kalian... kalian sungguh tercela!" Rogard kesal tuannya diperbincangkan dengan tidak sopan. "Kalian harusnya malu bergosip seperti itu! Ini sangat tidak pantas, apa kalian tau?"     

"Rogard... apakah kau belum pernah bercinta dalam hidupmu?" tanya Kyuna sambil condongkan wajah ke arah Rogard yang menelan ludah sambil memundurkan tubuh menjauh dari Kyuna.      

Sabrina dan Kyuna makin cekikikan melihat sikap canggung Rogard.      

"Bro, sesekali cobalah merasakan cinta dan kehangatan wanita, walau sekali dalam seumur hidupmu." Noir justru berkata sesuatu yang menohok Rogard.      

Sudah jelas Rogard adalah amatir mengenai cinta meskipun sudah hidup ribuan tahun lamanya. "Aku..." Dia gugup ditatap semua orang. "Aku tidak membutuhkan kehangatan wanita. Cinta dan kesetiaanku hanya pada tuanku saja!" Ia hanya memaksudkan bahwa dia hanya ingin menjadi hamba yang setia secara absolut pada majikannya saja.      

"Astaga, Ro!" teriak Kyuna tak percaya. "Apakah kau sekarang homo?! Ro, kumohon jangan bersaing dengan Noni!"      

Hewan yang lain mulai terkekeh mendengar kalimat usil Kyuna.      

Wajah Rogard langsung masam. "Aku bukan homo! Aku hanya tidak mau berbuat konyol seperti mencinta dan itu bisa melengahkan aku dari menjaga tuanku!" Ia mengangkat dagunya penuh kebanggaan akan dirinya sendiri.      

Sementara, di kamar Dante ketika Dante mengaduh keras tadi...     

"Dan! Kenapa?! Ada apa?!" Andrea panik karena Dante sudah menunjukkan raut kesakitan, dan dia percaya itu bukan sekedar akting agar dikasihani.      

Dante segera rebah kembali ke kasur dan masih mengerang sakit. "Pu-pundakku... ssshh..." Dan akhirnya dia juga sadar pahanya juga berdenyut-denyut ketika dia menggerakkan kaki tadi.      

Andrea akhirnya tau penyebab Dante menjerit kesakitan tadi. Ia terkekeh sambil memiringkan tubuh dan menopang menggunakan siku ke arah Dante. "Rupanya bekas lukanya belum sembuh total..."      

Dante menggapai Andrea, ingin meneruskan apa yang terhenti. Rasanya tidak masalah jika memang Andrea harus beraksi di atas.      

Andrea yang paham kemauan Dante, justru menepis lembut tangan Dante yang ingin menggiringnya naik ke atas tubuh Tuan Nephilim. Alih-alih melanjutkan permainan nakal tadi, tangan Andrea malah meraih kaos yang teronggok di dekat bantal Dante.      

Tangan Dante ingin menahan kaos itu agar tidak dipakai, tapi Andrea bersikeras. "Udah ilang mood-nya, hahaha... lain kali aja, yah... sheyeeeenk..." ucap Andrea sambil meleletkan lidah, menggoda Dante.      

Tau bahwa keputusan Andrea tidak akan bisa diganggu gugat, Dante pun mengerang kesal. Harusnya tadi dia menahan saja semua rasa sakit yang langsung menyerbu begitu dia menggerakkan seluruh tubuh. Jika begini, yang ada justru rasa kesal dan kepala yang berdenyut.      

Meski kesal setengah mati, namun Dante mengetahui suatu hal... bahwa Andrea sudah mulai menerima sentuhannya di dunia nyata. Ia tak perlu lagi sungkan setelah ini.      

"Aku buatkan sarapan untuk kamu dulu, yah!" Andrea mulai turun dari ranjang. Ia mendengar suara gelak tawa dari arah luar. Ia menoleh melalui jendela dan melihat anggota kelompok dia sedang berbincang asik bersama.      

Ia tersenyum lega melihat keakraban mereka. Andai Nona Cambion tau apa yang membuat mereka tertawa tergelak... entah raut wajah seperti bagaimana yang akan ditunjukkan Andrea.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.