Devil's Fruit (21+)

Ramuan Perendam



Ramuan Perendam

0Fruit 219: Ramuan Perendam     

Tidak ada yang paham kenapa tiba-tiba Andrea bergegas keluar dari Cosmo. Namun, karena dia mengajak Kyuna yang kuat, maka tidak perlu lagi mereka cemas. Toh, jika mereka menemui siluman kuat yang tidak bisa mereka lawan, tentu mereka akan lekas masuk ke Cosmo.     

Di alam milik Pangeran Djanh, Andrea dan Kyuna sudah mendarat di sebuah tanah lapang. Di sana juga sudah mulai petang.      

"Noni Putri, kenapa kita ke sini?" tanya Kyuna agak bingung.      

Andrea tidak menjawab pertanyaan Kyuna dan justru mendongak ke langit dan berseru. "WOOIII DJANH PIIIIPPP! BURUAN KASI TAU AKU GIMANA BIAR RACUN DI BODI DANTE BERSIH SEMUANYA! BURUAAANNN PIIIIPPPP!"      

Kini, Kyuna tau alasan sang Putri Cambion mendadak keluar ke alam ciptaan Pangeran Djanh. Itu karena Andrea ingin menanyakan cara membersihkan racun di tubuh Dante secara tuntas pada pencipta alam ini.      

Andrea selalu percaya Pangeran Djanh sebagai pemilik alam ini akan selalu memantau apa yang dikerjakan Andrea di alam buatannya. Meski kadang itu terkesan seperti mengintai dan menguntit bagi Andrea, namun juga ada kelebihan dari tindakan berlebihan Djanh tersebut.      

Setiap Andrea butuh jawaban atas sesuatu mengenai alam itu, dia bisa dengan mudah mendapatkan jawaban dari sang pemilik alam, Pangeran Djanh.      

Syuutttt~     

Tappp!!!     

Sebuah Gulungan Kuno jatuh dari langit dan berhasil ditangkap secara tepat oleh tangan kanan Andrea yang sudah siap.      

Tidak memperdulikan telapak tangannya sakit memerah akibat daya momentum jatuhnya gulungan tadi, ia lekas membuka agar mengetahui jawaban yang diberikan oleh Pangeran Djanh.      

"Untuk membersihkan racun di tubuh kekasihmu, kau harus mengumpulkan beberapa tanaman herbal, yaitu Rumput Pengasih, Bunga Penguat Jiwa, Rumput Sembilan Bintang dan Daun Rembulan Ungu. Kau sudah punya semua, kan? Hancurkan semua bahan tadi, masing-masing satu genggam, hingga menjadi bubur obat dan taburkan ke bak mandi. Rendam tubuh kekasihmu di rendaman bubur obat tadi selama satu jam. Ulangi besoknya sampai air rendaman jadi putih bening. Salam dari Djanh yang tak bisa mengelak takdir tampannya."      

Andrea menghela napas lega karena dia memang memiliki persedian bahan-bahan herbal yang tadi disebutkan di dalam gulungan. Ia bersyukur cepat bertanya ke Djanh, bahkan dia rela membaca tulisan di gulungan sampai paling bawah, dimana Pangeran Djanh mulai narsis sebelum mengakhiri tulisannya.      

"Ayok kita balik ke Cosmo, Kyu." ajak Andrea seraya tersenyum.      

Kyuna ikut lega melihat senyuman Andrea. "Ayo, Noni."     

Keduanya segera kembali ke Cosmo dan Andrea menyuruh Rogard untuk membawa Dante ke kamar dan mendudukkan dia di kepala kasur.      

"Ro, sini bantu aku ulek obat-obat dulu," pinta Andrea pada sang pria jiwa pedang yang selesai menaruh Dante bersandar di kepala kasur. "Kyu, tolong jagain Dante biar kagak jatuh. Bahaya kalo ampe dia rebah."      

Keduanya patuh menjawab dan menunaikan perintah Andrea.      

Kini, Andrea dan Rogard sudah berada di Kamar Alkemia setelah Andrea memetik keempat jenis tanaman herbal dari kebun herbal miliknya di belakang pondok.      

"Aku mo murnikan bahan-bahan herbal ini dulu, ntar kamu yang ulekin, yah!" Andrea memberi titah.      

"Baik, Nona." Rogard mulai menunggu Andrea untuk memurnikan semua tanaman yang akan digunakan menggunakan api pencuci untuk menghilangkan semua kotoran yang menempel di bahan obat.      

Karena Andrea sudah terlatih, pencucian menggunakan api murni ini berlangsung cepat. Setelah segenggam pertama tanaman herbal dicuci oleh Andrea, dia mengangsurkan itu ke Rogard yang akan menumbuknya di alat khusus agar bahan tadi hancur menjadi bubur kasar.      

Mereka saling bekerja sama. Andrea yang memurnikan bahan, Rogard yang menumbuk.      

Setelah sekian waktu, bubur obat pun sudah siap. Andrea membawanya ke kamar mandi milik Dante dan ia mengisi bak mandi dengan air biasa. Setelah air mulai setinggi setengah bak, ia memasukkan bubur obat tadi ke dalam bak mandi yang telah berisi air.      

"Ro, bawa Dante ke sini!" seru Andrea dari dalam kamar mandi.      

"Baik, Nona." Rogard pun mulai mengangkat tubuh tuannya yang masih belum siuman ke dalam kamar mandi. Beruntung saja Rogard kuat. "Apakah perlu saya lepas semua baju tuan?"     

Andrea menoleh ke arah Dante dengan wajah rumit. "Oh, eh, iya gih, dah! Kamu copot semua baju dia, lalu cemplungin pelan-pelan ke bak, yah!" Andrea merasakan pipinya menghangat, merona. Dalam hatinya dia merutuk, 'Demi apa gue malah salah tingkah gini. Dasar geblek!'.      

Rogard pelan-pelan mendudukkan Dante terlebih dahulu di atas closet duduk agar memudahkan dia melepas semua kain yang masih tersisa di tubuh atletis sang tuan.      

"K-Kyu, yok kita keluar dulu!" Andrea makin gugup dan segera keluar dari kamar mandi untuk mengajak Kyuna keluar dari kamar sang Nephilim. "Ah, Ro, tungguin dia di sono, yak! Dia musti berendam satu jam. Abis itu, ntar plis kamu keringin bodi dia pake handuk en pakein baju juga, oke?"     

Lalu Andrea menyeret Kyuna keluar dari kamar tersebut.      

Rogard sudah akan mengeluarkan kalimat, namun batal karena Andrea sudah tak ada di kamar lagi. Cepat sekali gadis itu menghilang. "Tsk! Akhirnya aku semua yang mengerjakan," keluh Rogard. Namun, demi sang tuan, dia tak mungkin terus mengeluh. Maka, ia pun menunggui Dante seperti yang diperintahkan Andrea.      

Sementara Rogard berkutat dengan Dante di kamar mandi, Andrea dan yang lainnya sudah berendam santai di kolam misterius. Semua orang mulai merasa lega karena Andrea telah mendapatkan cara untuk menyembuhkan Dante secara menyeluruh.      

"Mama... Papa pasti akan bangun, ya kan?" Kuro mengusap-usap leher Andrea menggunakan kepalanya.      

"Iya, sayank. Jangan kuatir. Papa kamu itu kerad, gak gampang matek, kayak Mama ini loh! Hehe..." Andrea malah berseloroh. Tapi kemudian dia meralat ucapannya. "Eh tapi kan aku bentar lagi matek, yah! Hahaha, lupa!"      

"Idih, Mama! Jangan bahas itu lagi!" Shiro memprotes. Diiyakan Kuro.      

"Betul, Noni. Kita sekarang ini sedang merayakan keberhasilan menyelamatkan Tuan Dante, lebih baik mengobrol hal lain selain itu saja." Kyuna menambahkan.      

"Hahaha... iya deh, iya..." Andrea tak berkutik dan menggaruk belakang kepalanya yang agak terasa gatal.      

Sementara itu, di kamar mandi, Rogard terus mengawasi Dante agar tidak melorot jatuh di bak mandi. Dia memicingkan matanya melihat perubahan warna air, yang tadinya berwarna hijau muda, lama kelamaan berubah menjadi kehitaman.      

Apakah itu sungguh racun yang berhasil keluar dari seluk beluk tubuh Dante yang susah dijangkau tenaga Mossa Andrea?      

Dari hal ini, Rogard mulai paham dan ini sungguh menambah pengetahuan untuk dia. Ternyata ramuan obat tidak hanya bisa diubah menjadi pil dan sup saja, tapi juga bisa digunakan sebagai bahan rendaman untuk mengeluarkan racun.      

Makin lama, air semakin hitam dan berbau busuk, bahkan belum ada satu jam. Masih tersisa enam belas menit lagi. Haruskah nanti tubuh Dante dibilas terlebih dahulu setelah dikeluarkan dari bak? Dia terlupa menanyakan itu pada Andrea.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.