Devil's Fruit (21+)

Senjata-Senjata Baru



Senjata-Senjata Baru

0Fruit 286: Senjata-Senjata Baru     

"Berubah... menjadi senjata?" Siluman kadal mengulangi ucapan Andrea.     

Andrea mengangguk. "Jangan lupa bagian harus setia pada aku dan kelompok aku. Kalau kalian kagak mau atau kagak bisa jadi senjata, ya udah, mendingan kalian mati aja daripada malu-maluin gini!" Dia sedikit menekan dengan ancaman.     

Wajah keempat siluman menjadi pias. Mereka segera mengibas-kibaskan tangannya. "Jangan, jangan! Jangan bunuh kami!"     

"Kami... kami bersedia berubah menjadi senjatamu, Nona. Asalkan nyawa kami masih melekat di badan, maka kami bersedia!" Siluman harimau loreng yang didapuk menjadi kakak tertua pun segera memberikan keputusan. Tiga yang lainnya mau tak mau mengangguk menyetujui.     

Memangnya apa yang bisa mereka lakukan setelah ini? Apalagi dengan adanya Raja Naga Iblis Heilong, mereka tak akan memiliki kesempatan hidup tenang jika membangkang. Daripada mati konyol, lebih baik tetap hidup sebagai budak. Itu prinsip mereka saat ini.     

Mati ala pendekar? Lupakan itu. Dari awal mereka memang bukan pendekar, dan takkan bisa mencapai level status itu. Maka menggantungkan hidup pada pihak yang lebih kuat adalah pilihan satu-satunya.     

Nona Cambion mengangguk puas mendengar kesediaan dari empat siluman tersebut. "Oke, aku ingin kalian berlutut, diam tenang, dan ikuti instruksi dari aku."     

Keempat siluman saling berpandangan. Mereka memang harus membiasakan diri menjadi budak seseorang. Dengan berat hati, keempatnya pun menekan tanah dengan lutut mereka, berjajar di depan Andrea.     

Andrea sudah menghilangkan dinding Cero sehingga Raja Naga Iblis Heilong dan dua anak hybridnya menyaksikan adegan ajaib itu.     

"Wah! Mama benar-benar hebat!" Kuro berbangga atas sang mama yang menjadi idolanya.     

Raja Naga Iblis Heilong melipat kedua tangan di depan dada, menatap tajam pada empat siluman agar mereka patuh serta tidak nekat melakukan hal konyol lainnya.     

"Sayat kedua telapak tangan kalian, lalu saling berpegangan tangan di antara kalian berempat." Andrea mulai berdiri di depan keempat siluman, tangan kanannya sendiri dia gores hingga berdarah. Ketika empat siluman sudah melakukan yang dia perintahkan, tangan Andrea segera terulur menyentuh dahi dua siluman paling ujung.     

Empat siluman segera merasakan sebuah aura kuat menekan dahi mereka. Ini adalah aura penyegelan kontrak yang sedang dikeluarkan Andrea.     

"Aku, Andrea, dengan ini mengangkat empat siluman menjadi anak buahku, dan aku akan menaruh seuntai kesadaran aku di benak mereka, sehingga jika empat siluman ini berani berkhianat, maka tubuh mereka akan tercabik-cabik mengenaskan dalam kondisi tidak hidup dan tidak mati." Suara Andrea terdengar tenang. "Kalian, ucapkan sumpah setia kalian."     

"Aku, siluman harimau loreng, bersedia setia pada Nona Andrea dan kelompoknya, dan takkan berani mengkhianati Nona Andrea dan kelompoknya, atau tubuhku akan tercabik mengenaskan tidak hidup dan tidak mati, tersiksa sepanjang jaman dan tidak akan bereinkarnasi." Siluman harimau loreng yang pertama kali berucap sumpah setia.     

Kemudian, ucapan itu ditiru oleh ketiga adik angkatnya secara bergiliran. Selekas dari pengucapan sumpah keempatnya, muncul sinar putih terang dari bawah tempat mereka berlutut. Sinar itu membawa nuansa penekanan dan sedikit membuat keempat siluman merasa sesak. Ditambah dengan adanya pusaran angin dalam sinar itu, mengakibatkan rambut mereka dan rambut Andrea berkibar-kibar di area pengontrakan itu saja.     

Kemudian, sinar putih itu berangsur-angsur memudar dan keadaan pun kembali normal. Andrea menarik kembali kedua tangan dia dari dahi dua siluman. "Nah, kalian udah bersumpah setia, dan aku juga udah tanamkan sejumput kesadaran aku di otak kalian. Sekali kalian berpikir untuk berkhianat, tubuh kalian bakalan tersiksa sendiri tanpa aku perlu ngapa-ngapain."     

Empat siluman bergidik ngeri. Sebenarnya siapa Andrea ini hingga bisa menaruh kesadaran pada mereka dan juga mampu membuat segel kontrak sekuat itu?     

"Ka-kami pasti akan benar-benar setia pada Nona dan kelompok Nona." Siluman kucing mengucap, tak berdaya.     

"Nona, setelah begini, lalu senjata apa yang Nona inginkan untuk kami berubah wujud?" Siluman ikan lele bertanya. Hatinya berdebar-debar. Menjadi senjata. Itu berarti mereka seperti pasukan garda depan jika Andrea bertempur nantinya.     

Apakah mereka justru akan mati saat menjelma menjadi senjata untuk Andrea?     

"Aku kepingin pedang ganda berkait, lalu tombak, lalu... pedang biasa... dan sabit besar atau scythe. Bisa? Nah, silahkan kalian ingin memilih menjadi yang mana." Andrea berdiri di sebelah Dante, menunggu empat siluman berunding sendiri untuk menentukan siapa yang jadi apa.     

Siluman harimau loreng yang pertama berubah. Dia menjadi sebuah Naginata[1] gagah yang sepertinya sangat tirani jika digunakan.     

Kedua alis Andrea terangkat, puas melihat wujud senjata dari siluman harimau loreng. Ia meraih Naginata itu dan memegangnya sembari menunggu ketiga siluman lain menentukan nasib mereka sendiri-sendiri.     

"Aku akan menjadi pedang kait!" seru siluman kucing seraya mengubah wujudnya menjadi sepasang pedang pengait. Ujung kedua pedang ganda itu berbentuk kait yang tajam dan pegangan luarnya mempunyai bilah berbentuk sabit, sedangkan di belakang pegangan ada belati pula. Sungguh pedang ganda yang menakutkan.     

"Bagus! Aku suka!" Andrea meraih pedang kait ganda dan menyimpannya bersama dengan naginata di RingGo. "Kalian berdua sudah bikin keputusan ingin jadi apa?" Ia bertanya ke siluman kadal dan siluman ikan lele.     

"Aku akan jadi pedang!" siluman ikan lele pun mengubah tubuhnya menjadi sebuah Katana[2] dan Wakizashi[3] secara bersamaan.     

Andrea terpesona. Ia tidak menyangka akan mendapatkan dua jenis pedang sekaligus! "Bagus! Itu keren! Pedang untuk serangan jauh dan serangan jarak pendek!" Ia bertepuk tangan karena puasnya.     

Tersisa siluman kadal. Ia pun berseru. "Sabit besar!" Dan ia pun berubah menjadi sebuah sabit besar berbentuk mengerikan bagai sabit atau scythe yang digunakan para malaikat kematian alias grim reaper.     

Andrea mengumpulkan semuanya dalam RingGo, lalu dia mengajak kelompok kecilnya ini kembali ke alam Cosmo.     

Di alam Cosmo, Andrea bertemu Rogard yang sedang keluar dari kamar menuju ke ruang makan.     

"Eh, sudah kelar terapi spesialnya, Ro?" tanya Andrea ke pria jiwa pedang petir.     

Rogard mengangguk lugu. "Kami dari kemarin melakukan terapi itu dengan kesuksesan besar," ucapnya tanpa malu-malu, membuat Andrea dan Raja Naga Iblis Heilong nyaris tersedak saliva sendiri.     

"Uhuk! Baguslah kalo emang gitu. Gimana kondisi Kyu?" Andrea terbatuk sebelum bertanya.     

"Nona Kyuna sedang beristirahat karena kelelahan. Dia menginginkan terapi tanpa henti dari kemarin." Jawaban Rogard nyaris membuat Raja Naga Iblis Heilong mengaum.     

Andrea mati-matian menahan tawa. Dasar Kyuna rubah licik, dia benar-benar memanfaatkan sakitnya pada si jiwa pedang yang lugu ini. "Oke, oke, beri dia banyak buah roh dan buah kristal. Kalau dia ingin makan daging, aku sudah menyiapkan di tempat biasa."     

"Ya, Nona." Rogard membungkuk. Kemudian dia bertanya, "Nona dan yang lain... dari alam luar? Apakah kalian bertempur?" Dia melihat bekas luka kecil di masing-masing tubuh Andrea dan Dante. "Saya... saya minta maaf karena tidak menyertai kalian." Wajahnya tenggelam dalam sedih dan kecewa.     

"Gak apa, Ro. Kan kamu udah aku suruh merawat Kyu. Tenang aja. Tadi kami cuma ngelawan empat siluman aja, kok! Nih, mereka aku bawa pulang ke sini..." Andrea mengeluarkan berbagai senjata dari perubahan wujud para siluman.     

Wajah Rogard menegang.     

[1] sebuah tombak dari Jepang yang panjang batangnya antara 120 - 240 cm. Bilah tajamnya sepanjang 30 - 60 cm, berbentuk seperti golok ramping. Pegangannya bisa dari kayu ataupun besi.     

[2] pedang yang biasa dipakai oleh para Samurai atau para Shogun dalam berperang. Panjang bilahnya antara 60 - 80 cm, sedangkan pegangannya sekitar 25 cm, sehingga bisa digenggam dua tangan secara bersamaan.     

[3] pedang Jepang yang biasanya dipasangkan dengan Katana oleh pemiliknya ketika bertempur. Panjangnya sekitar 40 - 60 cm, dan pegangannya sekitar 17 - 20 cm. Terkadang para Samurai memasangkan Wakizashi dengan Tanto (yang lebih pendek seperti pisau yang berguna sebagai senjata rahasia yang dikeluarkan dalam keadaan terdesak).     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.