Devil's Fruit (21+)

Terapi Tingkat Tinggi: Sukses! (21+)



Terapi Tingkat Tinggi: Sukses! (21+)

0Fruit 280: Terapi Tingkat Tinggi: Sukses! (21+)     

Keduanya berpandangan setelah pusaka jantan Rogard tenggelam seluruhnya ke dalam lorong hangat nan sempit milik Kyuna.     

Kyuna memandang penuh rasa syukur dan syahdu karena harapannya tergapai juga pada akhirnya, sedangkan Rogard memandang penuh teka teki karena merasakan sensasi aneh yang terus menjalar di sepanjang tubuh ragawi manusia fana dia.     

Di benak Rogard, sama sekali dia tidak mengira bahwa terapi tingkat tinggi akan berdampak ajaib bagi dirinya, membuat darah dia segera berdesir melaju kencang, dan jantungnya berdegup menderu berderap secara kontinyu bagai mars perang.     

"Ini..."     

"Sshhh..." Kyuna letakkan telunjuknya pada bibir Rogard. Ia harus mampu menenangkan Rogard, seandainya lelaki itu tersadar dirinya sudah diperalat sedemikian jauh oleh Kyuna. "Jangan katakan apapun..." bisik Kyuna.     

Rogard mengangguk saja tanpa berani berucap apapun lagi.     

"Tak perlu banyak berbicara..." lanjut Kyuna sambil dekati telinga Rogard. "Lebih banyak kau mendesah dan mengerang, itu justru lebih bagus untuk kemajuan terapi ini." Dia masih berbisik seduktif dengan kedua lengan telah membelit longgar di leher Rogard.     

Sekali lagi Rogard mengangguk dan mengingat-ingat pesan Kyuna. Tak perlu banyak bicara, perbanyak desah dan erang.     

Setelah memberikan 'saran' penting, Kyuna mulai mengayunkan pinggulnya. Ia tidak ragu-ragu untuk mulai mendesah manja dan sesekali muncul erangan lirih yang sangat sensual.     

Dada membusung Kyuna terus menekan dada berotot Rogard. Karena lelaki jiwa pedang itu sungguh lugu, Kyuna mengalah memberikan edukasi seks sesuai yang dia kehendaki.     

Tangan Kyuna meraih tangan Rogard dan menaruhnya di payudara dia. "Remaslah... ngghh..." bisiknya seduktif sambil terus mengayunkan pinggulnya dalam ritme lambat.     

Rogard patuh dan melakukan persis yang diinginkan Kyuna. Dia meremas salah satu bongkah kenyal di dada sang siluman rubah. Benda itu benar-benar terasa kenyal dan empuk namun sungguh menyenangkan ketika diremas-remas. Rogard mulai menikmati sensasi di telapak tangannya.     

Kyuna tak mau diam terus menerus. Sembari dia terus berayun, ia memagut lembut bibir Rogard disertai erangan manja dia yang tidak berlebihan. Rogard masih menikmati kekenyalan payudara Kyuna.     

Lambat laun, ada nuansa aneh yang terus saja menjalari setiap saraf manusiawi Rogard. Walau pun dia adalah jiwa pedang, namun ketika dia menjelma dalam bentuk manusia, maka dia juga akan merasakan seperti yang dirasakan manusia normal.     

Termasuk yang namanya terangsang.     

Entah dia harus menyimpulkan apa mengenai ini, tapi Rogard hanya tau ada sebuah dorongan untuk terus terhubung dengan Kyuna, baik itu melalui sentuhan kedua belah pihak, ataupun melalui suara yang saling berpadu secara harmonis, seharmonis gerakan tubuh mereka berdua.     

Rogard merasakan dirinya seperti terbakar meski Kyuna tidak sedang menyalurkan energi elemen api. Perasaan terbakar ini... aneh dan... berbeda. Sungguh berbeda dengan kala dia bertarung di medan peperangan.     

Tuan jiwa pedang pernah merasakan bilahnya dibakar dulu kala. Dan bahkan dia pernah menjadi alat memanggang bagi Andrea di awal-awal mereka datang ke alam Pangeran Incubus Djanh. Tapi... rasa membara terbakar yang kini ia alami, sangat jauh berbeda dengan pengalaman sebelumnya tadi.     

Dia merasa tidak hanya tubuhnya yang terasa panas membara, namun juga darahnya, sarafnya, bahkan otaknya... semua bagai membara nyaris mendidih.     

Rogard sangat tidak mengerti kenapa tubuhnya bereaksi demikian. Terutama ketika Kyuna mempercepat laju pinggulnya, membuat gesekan kedua alat intim mereka semaki menggila satu sama lain.     

Di luar kesadaran Rogard, lelaki itu mulai mengerang dan peluh berpadu dengan milik Kyuna. Bahkan dia sudah tidak menggubris apapun. Hanya ingin sensasi nyaman dan enak ini terus dan terus dari gerakan mereka, terutama gerakan indah Kyuna.     

Yah, di mata Rogard, gerakan dan liukan tubuh Kyuna sangat indah tiada banding. Meskipun Nona Andrea cantik, namun ia merasa Kyuna masih lebih memikat saat ini. Telanjang, berpeluh, wajah merona, tubuh lengket dan bercahaya dari pantulan sinar rembulan yang dibiarkan menerobos ke dalam kamar melalui jendela.     

Semuanya terasa sempurna di pandangan Rogard.     

Maka, tak pelak lagi, Rogard bergerak sesuai insting, sesuai naluri manusiawi dia. Dua tangannya mencengkeram pantat kenyal dan kecil Kyuna untuk kemudian mengguncangkannya sehingga pergerakan mereka semakin intens dan agresif.     

Kyuna tidak menyangka perkembangan ini. Meski begitu, dia senang dan itu terbukti dari senyum suka cita dia. "Anghh! Haanghh! Terus, Ro! Kau... kau hebat... ngghhaahh! Iya, goyangkan seperti itu! Seperti ituuhh! Aku... oughhh... ini benar-benar... sempurna!"     

Rogard menimpali, "Hrghh! Errghh! Apakah... apakah ini tidak apa-apa, Nona... Kyu-nrrhh! Tidak berbahaya?" tanya dia dengan terselipnya sedikit kecemasan, khawatir jika 'terapi' ini berjalan terlalu berlebihan dan akan melukai Kyuna.     

Kyuna menggeleng-geleng sembari terpejam merasakan nikmat. "Tidakhh! Tidaakkhh! Iniihh! Ouwwghh... sangat nikmat... ahh... maksudkuhh... sangat tepatthh! Oughh... Ro... lebih cepat! Lebih cepattthh!"     

Rogard tidak mengerti lebih cepat yang bagaimana, maka dia hanya bisa bergerak sesuai yang dia paham setelah menyaksikan tubuh Kyuna naik turun di atas pangkuannya. Oleh sebab itu, dua tangan kekar Rogard pun makin cengkeram pantat sang gadis siluman rubah dan menaik dan turunkan pinggul sang siluman dengan lebih cepat.     

Bukan hal yang sulit bagi Rogard yang kuat. Apalagi Kyuna sangat ramping meski berisi di bagian dada dan pantat.     

Hanya dalam hitungan menit, Kyuna melolong tertahan ketika dia melepaskan semburan kecil di dalam sana. Ia berterima kasih pada Rogard dengan cara menciumi bibir lelaki itu secara agresif dan masih mempertahankan pusaka jantan sang jiwa pedang bersemayam di lorong ketat dia.     

Di pihak Rogard... dia seperti merasakan sebuah sensasi dorongan aneh yang ada di ujung batang tegangnya. Ini sangat aneh dan baru kali ini dia rasakan. Dorongan itu sungguh-sungguh seperti keinginan berkemih namun rasanya masih berbeda sedikit.     

Kaki Rogard mulai menegang seiring dengan otot perut bawahnya berkontraksi. Telapak kakinya juga mulai lebih memanas. Erangan dia pun semakin kacau.     

Tampaknya Kyuna memahami yang sedang terjadi pada orang tercintanya. "Lepaskan saja, Ro... jangan ditahan."     

"Hagh! Argh! Agh! Apakah... boleh? Argh! Hargh!" Mata Rogard mulai berkabut akan birahi. Tubuhnya bermandikan peluh, sama seperti Kyuna.     

Kyuna mengangguk dan tersenyum begitu cantik. Setelah itu, Rogard pun tidak bisa bertahan lebih lama dan ia menggeram keras sekali saja seiring dengan meloncat keluar peluru panas dia menyerbu lorong sesak Kyuna.     

Keduanya tersengal-sengal, terutama Rogard. Wajahnya merah padam, membuat Kyuna sangat gemas ingin menggigitnya bagai menggigit apel.     

"Haahh... haahh... apakah... apakah berhasil? Haahh... aahh... terapinya?" tanya Rogard disela sengal napasnya.     

Kyuna mengangguk lagi dan senyum cantiknya merekah akibat bahagia tak terkira. "Ayo lanjutkan..." Ia pun berganti posisi menjadi rebah dan mengundang Rogard untuk menindihnya. "Kemari dan kita satukan diri lagi untuk terapi babak kedua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.