Devil's Fruit (21+)

Andrea Cuci Tangan



Andrea Cuci Tangan

0Fruit 278: Andrea Cuci Tangan     

Nona siluman rubah ini sekarang sudah perduli mengenai moral atau pun cara halus bermartabat lainnya seperti yang dia ingin capai sebelumnya. Bagaimana mungkin dia akan melewatkan momen yang amat sangat jarang ini?     

Istilahnya, kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi?!     

Ketika dia sudah membimbing Rogard untuk berposisi di atas Kyuna, dan ketika hampir saja batang spesial Rogard dimasukkan ke lubang spesial sang siluman, tiba-tiba...     

Brakk!     

"Kak Kyuna! Bagaimana keadaan ka-EEHHHH?!" jerit Kuro tanpa berhasil melengkapi kalimatnya. Sedangkan Raja Naga Iblis Heilong yang berdiri di belakang Kuro, seketika mendelik dan lekas tarik lengan anak perempuannya.     

Raja Heilong segera saja menyeret putri kesayangan dia sebelum mata sang putri ternoda lebih parah nantinya.     

Kyuna dan Rogard masih tertegun, kaku.     

"Kak Kyuna dan Kak Rogard ternyata sedang melakukan hal mesum..." Ternyata Shiro masih ada di sana, di depan pintu yang masih terbuka lebar! Raja Heilong terlalu terburu-buru hingga lupa menutup pintu itu lagi saat Beliau sibuk 'menyelamatkan' kesucian mata Kuro.     

"Eh?" Rogard heran, kenapa ini disebut mesum? Ia pun bergerak dan turun dari atas tubuh Kyuna.     

"Shiro! Sampai kapan kau akan ada si sana?!" Terdengar teriakan lantang membahana Raja Naga Iblis Heilong dari lantai bawah. Kebetulan kamar Kyuna dan kamar Dante berada di lantai atas pondok yang sudah berevolusi sendiri.     

Shiro mendengus acuh tak acuh. "Oke, Kak Kyu dan Kakek Ro silahkan lanjutkan." Bocah hybrid putih itu dengan tenangnya menutup pintu itu kembali dan bergerak menuju ke bawah, berkumpul dengan ayah dan adiknya yang masih bertengkar tak jelas di sana.     

Kyuna heran, bagaimana bisa kamar dia dibuka begitu saja oleh Kuro? Dan jawaban dari keheranan dia terburai dengan Rogard menyingkap tirai kamar. Semburan sinar matahari mulai memasuki kamar itu melalui jendela.     

Rupanya ini sudah pagi. Kyuna melongo. Apakah mereka melakukan kegiatan itu semalaman tanpa tau bahwa pagi sudah tiba?     

Siluman rubah itupun memijat pelipisnya. Dia duduk sambil merunduk. Antara kesal dan sangat kesal. Kesempatan brilian yang tak tentu akan bisa terulang lagi itu lenyap sia-sia dari tangannya. Karenanya, dia kembali ke wujud rubahnya.     

Pooff!     

Rogard lekas memakai bajunya lagi. Dia menoleh terkejut ke Kyuna yang kembali ke wujud rubah kecil berwarna putih. "Nona Kyuna, apakah kau baik-baik saja?"     

Kyuna mendongakkan kepala rubah dia dan melolong menyayat hati. "Tentu saja aku tidak baik-baik saja! Uhuhuuuu~"     

Andrea yang mendengar keributan itu pun langsung paham apa yang terjadi jika mendengar teriakan Raja Naga Heilong lalu muncul lolongan sedih Kyuna baru saja. "Hghh... kayaknya Kyu gagal."     

"Gagal apa?" Dante sudah terbangun dan menggapi pinggang Andrea yang ingin turun dari ranjang. Mereka baru saja mendapatkan momen intim di alam mimpi. Dante masih belum ingin berpisah dari Andrea.     

"Tsk! Masa sih musti aku jelasin hal kayak gitu?" Andrea menepuk ringan punggung tangan Tuan Nephilim. "Minggirin tangan binal kamu, Dan. Aku mo bikinin kamu sarapan biar kamu kagak tepar hari ini."     

Ketika Andrea membuka jendela kamar Dante, sudah ada hamparan Pohon Buah Energi di dekat jendela. Menggunakan energi Mossa, Andrea dengan mudahnya mengambil Buah Energi Roh dan memberikan ke Dante. Ada dua buah yang dia taruh di meja nakas dekat ranjang.     

"Gih, dah! Makan itu dulu sebelum aku buatin sarapan spesial buatmu." Andrea melepaskan dekapan lengan Dante di pinggangnya.     

Namun, Tuan Nephilim masih bersikeras dan memaksa untuk mencium sebentar bibir Andrea. Setelah itu, dia merelakan si gadis Cambion untuk keluar dari kamar menuju ke dapur di lantai bawah.     

Di dapur, dia bertemu Rogard yang menggendong Kyuna dalam wujud rubahnya. "Ada apa, Ro?" tanya Andrea setelah melihat ekspresi cemas Rogard.     

"Nona Kyuna... dia mengatakan dia tidak baik-baik saja pagi ini." Dia memperlihatkan Kyuna yang bergelung lesu di dekapannya.     

Andrea ingin tertawa, tapi sepertinya ini bukan momen yang tepat. Saat ini Kyuna sedang kesal dan kecewa pastinya, maka dia harus mencari cara agar Kyuna kembali senang. "Oh, coba kulihat dulu..." Dia mengambil alih Kyuna dari dekapan Rogard, berpura-pura memeriksa tubuh si rubah.     

"Bagaimana, Nona Andrea?" Rogard sungguh-sungguh terlihat cemas akan kondisi Kyuna.     

Andrea saat ini sedang berbincang dengan Kyuna melalui transmisi suara batin menggunakan energi  dari Kalung Jiwa yang dia pakai sehingga bisa berkomunikasi dengan orang yang dia mau menggunakan pikiran.     

Sesudah mengetahui duduk perkaranya dari Kyuna melalui transmisi suara batin, Andrea memulas senyum kecil dan menatap Rogard. "Hmmm... Ro, sepertinya Kyu belum tuntas yah terapinya? Lanjutkan saja kalo gitu."     

"Baiklah, Nona." Rogard mengangguk hormat dan kembali mengambil Kyuna dari Andrea.     

Raja Naga Iblis Heilong yang duduk tak jauh di sana hampir menjatuhkan rahangnya. Dia tak menyangka Andrea juga ada hubungannya dengan kejadian di kamar Kyuna pagi ini.     

"Mama! Apakah Kak Kyuna sakit lagi?" Kuro yang masih lugu, bertanya dengan raut khawatir untuk kakak rubah dia.     

Andrea mengelus rambut panjang Kuro. "Kakakmu Kyuna ini memang harus mendapatkan terapi khusus dan tidak boleh sampai terganggu."     

"Jadi, tadi itu Kak Kyuna sedang mendapatkan terapi khusus dari Kakek Rogard?" Kuro masih ingin tau dan ingin pasti akan hal tersebut.     

Andrea mengangguk. "Iya, Kuro sayank. Maka dari itu, Kuro sayanknya Mama ini jangan sembarangan datang ke kamar Kak Kyuna dulu untuk sementara waktu ini, yah! Supaya Kak Kyu bisa cepat sembuh dan bisa main lagi ma kamu."     

"Iya, Ma, aku janji tak akan sembarangan masuk ke kamar Kak Kyu!" Mata Kuro berbinar.     

Sedangkan mata Shiro hanya berputar ke saudara kembarnya dengan secuil suara, "Dasar bodoh..."     

Bisa ditebak, keduanya mulai beradu mulut dan Andrea harus menenangkan duo hybrid itu dulu sebelum membuat sarapan pagi untuk mereka.     

Segera sebuah transmisi suara datang dari Raja Naga Iblis Heilong ke Andrea. "Tuan Putri! Kenapa kau justru memberikan pelajaran yang salah ke anakku, Kuro?" Baginda Raja Naga terdengar tidak puas akan cara Andrea berkelit pada Kuro.     

Andrea membalas transmisi suara itu ke Raja Naga Iblis Heilong. "Oh? Jadi, itu menurut Paman Raja adalah sebuah hal yang salah, yah?"     

Raja Naga Iblis Heilong jadi risih sendiri mendengar jawaban Andrea. Tidak mungkin dia terus menyalahkan Tuan Putri berdarah Iblis ini, kan? Memangnya dia sudah bosan hidup? "A-ahaha... Tuan Putri... menurutku... itu... itu agak kurang tepat. Ah ha ha ha... Hamba minta maaf kalau ucapan Hamba ini berlebihan."     

Meski takut pada Andrea, Raja Naga Iblis Heilong masih ingin mempertahankan sedikit argumen dia meski tidak akan memojokkan Andrea.     

"Ah, tenang saja Paman Raja. Aku kagak ngerasa Paman Raja berlebihan, kok!" Andrea masih mengirim transmisi suara batinnya ke Raja Heilong. "Jadi... ucapan aku ke Kuro tadi salah, yah Paman?"     

"I-itu... iya, sedikit... salah..." jawab Raja Heilong dalam transmisi suara.     

"Oh, kalo gitu biar Paman Raja aja yang benarkan itu ke Kuro, oke?" Andrea mengedipkan satu matanya ke Raja Heilong yang termangu di kursinya. Andrea cuci tangan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.