Devil's Fruit (21+)

Terapi Tingkat Tinggi (19+)



Terapi Tingkat Tinggi (19+)

0Fruit 277: Terapi Tingkat Tinggi (19+)     

Malam itu, setelah Kyuna mendapatkan orgasme dia melalui jemari Rogard, dia tidur sambil memeluk si pria kepala ungu. Masih dengan wujud manusia telanjang bulat dia, tanpa merasa canggung atau risih sekalipun.     

Bagaimana mungkin dia merasa canggung dan risih jika ini memang yang dia dambakan.     

Di malam berikutnya, Kyuna mulai ingin lebih dari sebelumnya. Setelah dia orgasme dari jari Rogard, tak berapa lama, dia menginginkan mulut dan lidah Rogard yang memberikan terapi khusus padanya.     

Rogard sempat heran. "Kenapa di daerah itu terus yang harus diterapi? Apakah pil dari Nona Andrea saja tidak cukup untuk menumbuhkan kekuatan dan kepulihan kamu, Nona?"     

Kyuna menggeliat binal sembari mengerang manja. "Unghh~ tidak cukup, Ro. Ini butuh penanganan khusus. Dan sepertinya aku sangat cocok dengan terapi darimu. Aku toh tak mungkin meminta Tuan Dante untuk melakukan ini padaku atau bisa jadi Noni Putri akan mengamuk, ya kan?"     

Rogard merenungkan ucapan Kyuna. Ada benarnya. Jika terapi khusus ini membutuhkan Kyuna telanjang dan disentuh di daerah intim, tentu saja itu akan memicu amarah Nona Andrea. Mana mungkin Rogard membiarkan huru hara seperti itu terjadi?     

Maka, dengan lugunya dia pun mengangguk dan mulai memposisikan dirinya di dekat area selatan Kyuna, berlutut dan merunduk.     

Kyuna tanpa malu-malu membuka dua kakinya lebar-lebar sambil memamerkan benda paling spesial di tubuhnya ke Rogard. Jarinya menyentuh area intimnya sendiri dan mengusap sebentar. "Ayo, Ro... kita mulai terapi ini."     

Rogard menatap Kyuna yang berekspresi puas di utara sana. "Apakah, tidak akan kenapa-kenapa? Bagaimana kalau kau nanti mati karena aku berlebihan memberikan terapi?"     

Kyuna ingin meledakkan tawa. Padahal waktu itu yang dia maksud dia akan mati kalau Rogard tidak berhenti hanya karena dia sedang terkena terjangan momen anti-klimaks, oleh karenanya, tidak akan  nyaman jika terus disentuh di momen tersebut. "Ummhh... kau tenang saja, Ro. Aku akan segera menghentikan kamu jika memang waktunya harus berhenti. Kau harus pasang telinga baik-baik, yah!"     

Tuan jiwa pedang petir pun mengangguk setuju. Yah, dia harus memasang telinga baik-baik agar tidak 'membunuh' Kyuna nantinya.     

Dua tangan Rogard memegangi paha mulus Kyuna dan merunduk untuk menyentuhkan lidahnya ke sebuah benda mungil di sana.     

"Annghh!" pekik Kyuna. Dan dia buru-buru menenangkan Rogard yang akan menarik kepala ungunya dari selangkangan dia. "Ja-jangan berhenti! Ini saat yang krusial! Jangan seenaknya berhenti atau akan menjadi fatal!" Yah, akan fatal jika Rogard berani berhenti saat si rubah sedang dalam kondisi keenakan. Bisa-bisa rubah ini mengamuk dan ekornya akan menghajar Rogard. Itulah keadaan fatal yang dimaksud Kyuna, meski tidak dijabarkan.     

Pria kepala ungu pun kembali merunduk. Lidahnya mulai ia gerakkan secara canggung untuk memulas klitoris Kyuna yang sudah basah dari adegan sebelumnya.     

"Ha-anghh~ mmghh... terus, Ro... gerakkan seaktif mungkin... mmghh..." Kyuna memberikan 'dorongan semangat' pada Rogard. "Itu... itu akan menekan semua racun di tubuhku agar bisa... mmghh... keluar! Anghh! Haaanghh~ Ro, kau terbaik! Mghhh..."     

Dorongan semangat dari Kyuna ternyata membawa hasil sesuai dengan harapannya. Lidah Rogard makin meliuk liar dan agresif tanpa Rogard sadari. Pun, ketika Kyuna meminta terapi level lebih tinggi lainnya dilakukan, Rogard menyetujuinya. Yaitu... penghisapan pada klitoris.     

"Aaarrghhh~" Kyuna sampai menaikkan pantatnya tinggi-tinggi. "Jangan berhenti! Ro~ teruusss~ aaghhh~ Ro... mmrrghh... itu enak~ ah maksudku... tepat!"     

Rogard terpaksa menopang pantat Kyuna yang terangkat dan mulutnya terus sibuk memberikan terapi pada klitoris Kyuna agar segala racun dan kotoran di organ dalam Kyuna bisa keluar dan membuat si siluman rubah menjadi sehat kembali secepatnya.     

Kedua kaki Kyuna kian mengejang. Jari-jari kakinya mencengkeram kuat-kuat seprei, sama seperti jari jemari tangan dia yang sibuk meremas bantal sembari mulutnya terus melolong nikmat.     

Kebetulan kamar Kyuna berdekatan dengan kamar yang ditempati Andrea dan Dante. Kedua sejoli itu tentu saja mendengar suara Kyuna yang menggila.     

Andrea terkikik. "Sepertinya Rogard sedang dilatih Kyuna, tuh!"     

Dante meraih payudara Andrea yang terbaring membelakangi dia, kemudian meremasnya. "Bagus benar plotmu, hm?" Ia sudah paham bahwa kekasihnya adalah otak di balik kedekatan Kyuna dan Rogard.     

Andrea menoleh ke belakang. "Hei, harusnya kamu terima kasih ke aku karena pedang kamu gak lagi jadi pedang cupu. Masa sih tuannya mesum, pedangnya kagak tau apa-apa? Haha-eeiii! Tanganmu, Dan!" Andrea mencubit punggung tangan Dante ketika payudaranya makin diremas-remas.     

"Bagaimana kalau kau juga ajari aku malam ini?" Dante mulai menggerayangi daerah selatan Andrea, berusaha menyusup ke dalam celana pendek sang Cambion.     

"Dante, no! Aku ngantuk! Mo merem biar besok bisa segar latihan lagi!" Nona Cambion menggeliat ingin menolak sentuhan nakal jari Dante. Namun, tuan Nephilim terlalu keras kepala untuk hanya sekedar ditolak menggunakan ucapan.     

Dalam sekejap, Andrea sudah berposisi seperti Kyuna, hanya mereka tidak tau bahwa kedua perempuan beda ras itu sama-sama telentang dan membuka dua pahanya demi sang lelaki.     

Dante tidak ingin banyak bicara. Dia lekas menyesap klitoris Andrea dan menjejakkan lidah beringasnya di sana, di area intim Andrea. Mengocok liang intim Andrea sembari mulutnya terus bekerja memuaskan Andrea.     

Setelah Andrea berhasil orgasme dari sentuhan dan lidah Dante, mereka akan bertemu di alam mimpi dan menuntaskan apa yang seharusnya dilakukan. Andrea hanya menyanggupi persenggamaan di alam mimpi saja. Ia ingin seutuhnya perawan kecuali Dante menjadi suami secara sah.     

Sementara itu, di kamar Kyuna, si gadis siluman rubah sudah kejang-kejang dikarenakan orgasme yang menghantam pusat kenikmatan dia.     

Rogard terkejut dengan semburan air bening di mulutnya. Kyuna terkikik kecil melihat kekagetan Rogard dan meraih kain sembarangan untuk mengusap mulut Rogard, siapa tau lelaki jiwa pedang itu benar-benar mengira bahwa itu adalah racun sungguhan dari tubuh Kyuna yang menyembur keluar.     

"Maaf... aku lupa bilang agar kau jauhkan kepala ketika... mmhh... racunku keluar seperti itu. Tapi... seandainya itu tertelan pun tidak akan berpengaruh padamu. Kau... kau kan jiwa pedang, bukan makhluk hidup sungguhan, kan?" Ia mulai turunkan pantatnya. Kyuna harus lekas berikan pengertian sesuai dengan yang dia ingin. Rogard musti diberikan edukasi seperti yang Kyuna mau.     

"Ah, iya, aku memang bukan manusia atau makhluk hidup biasa, jadi... tidak apa-apa jika tertelan?" Rogard mengusap ujung bibirnya yang sempat basah.     

Kyuna mengangguk dengan ekspresi puas. Namun, dia belum ingin usai. "Ro, apa kau ingin aku benar-benar lekas sembuh?"     

Karuan saja si pria jiwa pedang petir mengangguk cepat.     

Mata emas Kyuna berkilat senang. Lelaki ini sungguh menyenangkan untuk diedukasi. "Kalau memang kau ingin aku lekas sembuh, maka aku akan beri tau sebuah rahasia terapi tingkat sangat tinggi, bahkan mungkin mendekati sempurna."     

Mata ungu Rogard ikut berkilau. Dia sungguh-sungguh ingin Kyuna lekas sembuh sesuai dengan harapan dia dan Andrea. "Katakan padaku bagaimana terapi tingkat sangat tinggi itu!"     

Kyuna kembali mengangkang, membuka pahanya lebar-lebar. "Ro, buka bajumu. Semuanya."     

"Eh? Buka baju?"     

Kyuna mengangguk. "Terapi ini terlalu spesial, hanya bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar bersungguh-sungguh sepertimu. Dan karena kau sudah sangat cocok dengan tubuhku, maksudku, terapimu sangat cocok untuk kemajuan kondisiku, maka ini pasti akan berhasil."     

Rogard tidak bisa tidak setuju. Ia pun melepas semua bajunya tanpa keraguan. Semua demi kesembuhan Kyuna. Alangkah lugunya tuan jiwa pedang ini.     

Kyuna menahan napas menatap tubuh tanpa helai kain Rogard. Sangat atletis dan menggiurkan. Tidak sia-sia dia mendamba lelaki pedang ini sejak lama. "Kemarilah, masukkan batangmu yang itu ke dalam lubangku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.