Devil's Fruit (21+)

Keluarnya Duo Pedang



Keluarnya Duo Pedang

0Fruit 265: Keluarnya Duo Pedang     

Andrea dan Dante menoleh ke arah suara secara bersamaan. Kening mereka berdua berkerut tak senang karena mengetahui bahwa pihak yang menginterupsi waktu berduaan mereka adalah Tuan Muda Regan.     

"Ada urusan apa Tuan Muda Regan ada di sini?" tanya Andrea tanpa ditutup-tutupi. Sedangkan ekspresi Dante lebih cenderung diam dan menunjukkan wajah waspada. Keduanya mengakui dalam hati bahwa Regan sangat amat mengganggu mereka saat ini.     

Tuan Muda Regan tertawa sumbang mendengar pertanyaan Andrea. "Ha ha ha... bukankah suatu yang bodoh jika kau sendiri tidak menyadari kesalahan dan dosa-dosamu padaku?"     

Anak Kepala Desa Awan Hijau itu  sudah menunjukkan dirinya dan juga sekelompok orang yang sepertinya anak buah dia. Sebagian adalah hewan iblis tingkat tinggi dan sebagian lainnya merupakan iblis murni yang tampaknya level rendah saja.     

Namun, jangan remehkan kekuatan iblis level rendah. Meskipun itu seperti Yoghu, tetap saja hewan iblis susah menandinginya.     

Yang jadi pertanyaan, kenapa sosok hewan iblis belaka seperti Regan bisa mempunyai anak buah iblis murni? Ini yang berputar saat ini di benak Andrea. Dia bisa tau dari aura Regan bahwa lelaki itu adalah hewan iblis serigala.     

Meski benaknya terus terheran akan status Regan yang sepertinya tidak sederhana, dia tidak ingin repot-repot menanyakan sendiri pada Regan.     

Andrea lekas menghapus bekas air mata yang ada di pipinya dan tersenyum samar sekilas seraya memandang ke Tuan Muda Regan. "Kesalahan? Dosa? Yang mana, yak? Apa Tuan Muda Regan lagi ngelindur?" Dia tidak ingin bersusah payah bersopan-sopan pada pria serigala di depannya. Untuk apa?     

Tuan Muda Regan menggertakkan gerahamnya sembari menyahut, "Kau sudah merugikan aku banyak batu emas! Jangan katakan otak tololmu itu lupa mengenai kau mencurangi pelelangan?"     

Andrea tertawa sinis. "Ha hah! Itu melulu yang disebut, astaga... aku jadi bertanya-tanya, ini Tuan Muda Regan sebenarnya kaya apa miskin, yah? Kenapa emas segitu aja rempongnya kayak ayam bertelur?"     

Dikatai seperti ayam bertelur, apalagi dihina secara implisit sebagai orang miskin, mana mungkin Tuan Muda Regan tidak naik pitam. "Kau jalang tak tau malu! Berduaan di sini malam-malam untuk berbuat tidak senonoh!"     

PLAKK!!     

Tuan Muda Regan terpelanting ke tanah, lalu dibantu anak buah dia, Tuan Muda Regan mulai bangkit sambil memegangi pipi yang baru saja terkena tamparan cambuk petir ungu. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Tuan Nephilim?     

"BANGSAT!" Tuan Muda Regan mulai murka dan mendelik jahat ke Dante yang masih tetap tenang di tempatnya berdiri bagai tidak bersalah. "BUNUH MEREKA!" perintahnya pada para anak buahnya.     

Ada empat hewan iblis dan tiga iblis murni yang menemani Tuan Muda Regan. Mereka segera saja menerjang maju ke Andrea dan Dante, segera mengepung duo sejoli.     

Andrea dan Dante segera saling menempelkan punggung tanpa aba-aba. Itu adalah bentuk pertahanan untuk menjaga masing-masing pihak.     

Mata Andrea dan Dante sibuk menganalisis orang-orang yang dibawa Tuan Muda Regan. Gadis Cambion itu tengah berpikir apa yang harus dia lakukan. Dia tidak berani mengatakan kekuatannya bisa seimbang dengan ketujuh anak buah Tuan Muda Regan.     

Melihat Andrea dan Dante seperti ragu-ragu, Tuan Muda Regan terbahak mengejek. "Kukira kalian takkan mungkin bisa lolos dari semua anak buah aku, ya kan? Ha ha ha... kalau kalian bukan orang tolol, kalian harus lekas serahkan Pil Jiwa Dewa yang ada pada kalian, maka aku akan lekas pergi tanpa mengganggu kalian."     

Andrea menggigit bibir bawahnya. Haruskah dia bertransformasi menjadi setengah iblis lagi? Tapi bagaimana caranya? Dulu dia menghadapi Yoghu dan anak buahnya menggunakan kekuatan iblis tanpa Andrea minta. Kekuatan itu keluar begitu saja. Apakah itu bisa dirilis jika Andrea dalam keadaan terdesak hidup dan mati?     

Dante tidak bisa memanggil Rogard, karena tadi pria jiwa pedang itu masuk ke alam Cosmo, bukan ke dalam tubuh dia.     

"Gunakan kami!" jerit sebuah suara di kepala Andrea.     

Gadis Cambion itu memiringkan kepala, heran. Ia menjawab suara di kepalanya. "Gunain kalian?" Ia segera tau itu adalah suara pedang api yang berhasil dia menangkan di pelelangan.     

"Iya! Cepat ambil kami dari ruang penyimpanan kamu!" Pedang Api terdengar tidak sabar.     

"Gimana bisa gunain kalian kalo kalian aja galak gitu saban mo dipegang?" sindir Andrea dengan nada penuh keluhan.     

"Haiyaa... cepat keluarkan!" teriak Pedang Api.     

Andrea tidak memiliki pilihan lain.     

Wuuss!     

Wuuss!     

Kini muncul dua pedang berbeda warna yang berselubung sinar aura warna merah menyala dan biru pucat. Keduanya masih melayang di udara ketika Andrea melepaskan mereka dari RingGo.     

"Cepat teteskan darahmu ke kami!" Suara Pedang Api masih bergema di benak Andrea.     

Karena tidak ingin membuang banyak waktu, Andrea lekas menggores ujung jarinya dan meneteskan darahnya ke Pedang Api. Seketika, pedang itu kian memancarakan aura cemerlang merah terang yang beresonansi dengan aura tubuh Andrea, kemudian aura itu pun meredup.     

Andrea melirik Dante. Ia raih tangan sang Nephilim sambil menggores tangan Dante agar darahnya bisa dia arahkan ke atas Pedang Es.     

Tesss~     

Begitu darah Dante jatuh ke bilah sarung Pedang Es, hawa murni es segera saja menyelimuti keduanya.     

Tepp!     

Dante langsung menggenggam tubuh pedang itu yang masih ada di dalam sarungnya.     

"Tunggu apa lagi kalian, hah?!" teriak Tuan Muda Regan pada anak buahnya yang malah melongo terbengong-bengong melihat kejadian luar biasa di depan mereka. Padahal Tuan Muda Regan sendiri juga termangu beberapa saat.     

Para hewan iblis dan iblis murni bawahan Tuan Muda Regan lekas tersadar, dan kini mereka serempak maju menerjang Andrea dan Dante yang masih mereka kelilingi.     

"Haarrrghhh!" Hewan Iblis bentuk setengah singa menyerang ke Andrea, diikuti dengan dua hewan dan iblis lain.     

Criinggg!     

Terdengar suara pedang dihunus dari sarungnya. Andrea menarik keluar bilah Pedang Api. Seketika cahaya merah berkelebat sesaat dan ternyata warna bilah pedang itu juga merah menyala.     

Wuusss!     

Wuussss!     

Andrea mulai kibas-kibaskan Pedang Api secara acak ke para pengepungnya. Gerakannya benar-benar kacau. Itu karena dia seumur hidup belum pernah berlatih dan bertarung menggunakan pedang.     

Dante yang juga sudah mulai merilis pedang es dia, melirik Andrea dengan raut khawatir. Seketika dia menyesal kenapa tidak pernah mengajari Andrea seni pedang sebelum ini!     

Gerakan sembrono dan acak dari Andrea membuat Tuan Muda Regan terbahak mengejek. Suara Pedang Api di benak Andrea juga tampak mengeluh akan ketrampilan Andrea dalam menggunakan pedang.     

"Ya ampun, Nona. Ternyata kau tidak pernah tau cara bertarung dengan pedang, yah?" Pedang Api blak-blakan berucap di kepala Andrea.     

"Berisik!" teriak Andrea menjawab Pedang Api.     

"APA KATAMU?!" Justru Tuan Muda Regan yang emosi, mengira Andrea berteriak padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.