Devil's Fruit (21+)

Interogasi Mendalam



Interogasi Mendalam

0Fruit 444: Interogasi Mendalam     

Zardakh sudah duduk di sofa ruang tengah rumah Andrea. Beberapa pasang mata tertuju ke arahnya.     

"Apa? Kenapa aku seperti sedang diadili?" King Incubus ini terkekeh kecil sembari membalas satu persatu yang menatapnya.     

"Sejak kapan Babeh di sini?" Andrea mulai masuk ke introgasi.     

"Babeh? Sepertinya aku lebih suka panggilan yang di restoran tadi, deh. Ayah." Zardakh kedipkan satu mata ke anaknya.     

Andrea berusaha tenang. "Tadi lagi khilaf. Nah, jawab pertanyaan gue, Beh. Setidaknya bersyukur aja kagak gue panggil 'elu' ke Babeh. Oke?!"     

Zardakh manggut-manggut. "Oke, oke, Babeh juga boleh, dah kalau itu membuatmu nyaman." Raja paham ia takkan menang melawan keras kepala putrinya yang sangat mirip dengan mendiang sang istri.     

"Sekarang jawab pertanyaan gue tadi." Andrea tatap ayahnya.     

Zardakh nyamankan duduknya, benarkan jasnya dulu sebelum mulai menjawab. "Kira-kira... sebulan setelah kau tinggal di sini."     

Mata melotot Andrea menandakan keterkejutannya. "Itu udah lama, anjiirr!"     

Ayah sang Cambion malah angkat pundaknya, "Entah. Bagiku baru kemarin saja. Belum ada setahun, kan?"     

"Dan kenapa tuh dua gaek bisa kenal Babeh?"     

"Karena babehmu ini orang yang sangat terkenal." Senyum King Zardakh mengembang sangat lebar.     

"Bitplis, Beh! Serius bisa, kan?"     

"Aku bangun beberapa perusahaan di sini." Akhirnya sang Raja mengakui.     

"Perusahaan?! Beberapa?! Anjriit! Apaan aja?" lolong Andrea saking kagetnya. Sampai gajah terbang ke bulan pun dia takkan pernah mengira sang ayah mendirikan beberapa perusahaan di tempat dia sedang membangun hidup barunya.     

"Ritel, kuliner, konveksi..."     

Andrea masih menunggu.     

"Dan... properti, mungkin?" Zardakh agak ragu-ragu saat mengucap yang terakhir.     

"Properti?!" jerit Andrea tak percaya. "Maksudnya apa?!"     

"Aku cuma ingin berdekatan dengan putriku tanpa putriku perlu tau karena aku tau putriku takkan suka jika aku berada di dekatnya. Aku... aku hanya seorang ayah." Suara Zardakh dalam dan berat.     

Semua terdiam. Semua tidak lagi menatap ke arah sang Raja. Bagai masing-masing sedang menekuri diri sendiri.     

"Sekarang..." Zardakh kembali menyuara. "Tolong jelaskan ke ayahmu ini, Andrea, bagaimana bisa vampir ini berhubungan denganmu?"     

Kini, ganti Andrea yang melengak santai ke ayahnya. "Well~ kalo Babeh emang berusaha berdekatan ma gue seperti pidato mengharukan tadi, tentunya Babeh tau dong dia siapa dan kenapa dia bisa kenal dekat ma gue?"     

Zardakh tertohok. Ia sibuk gerak-gerakkan bahunya seolah mengulur waktu untuk mencari kalimat yang tepat. "Well~ yeah~ aku memang berusaha berdekatan denganmu, tapi karena aku sibuk sekali mengurus banyak perusahaan, jadi..."     

"Hah!" seru Andrea sambil angkat dua tangan ke udara. Dia menyerah dengan sang ayah yang pintar mengelak.     

"Maaf, Tuan Zardakh. Saya memang harus perkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Giorge. Giorge Schubertt. Saya berani menjanjikan pada anda, Tuan Raja, bahwa saya tidak punya niat membahayakan anak anda sedikit pun." Mata ungu gelap si vampir tegas menatap Zardakh.     

"Kalau tak salah..." King Zardakh memandang menyelidik ke Giorge. "...kau vampir yang di Cordova. Benar?"     

Giorge mengangguk. "Benar, Tuan."     

Seketika Kenzo menguarkan aura hitam pekat dengan sikap siap tempur. Sang Panglima maju cepat ke depan Andrea.     

King Zardakh ulurkan tangan ke depan panglimanya, menahan. Andrea menepuk bahu si pengawal setia. "Tenang aja, Zo. Dia beneran udah lulus uji klinis kok. Gak ada virus-virus jahat mo celakain gue."     

Kenzo menoleh ke anak junjungannya. "Tapi, Puteri. Dia-"     

"Kalo tuh kampret mo jahatin gue, udah lama gue mati kering dia hisap. Percaya, deh ma gue. Walo dia itu super ngeselin, sih."     

"Ngeselin gimana, Ndre?" Shelly berani menanya.     

"Ngikuti gue mulu ampe gue jengah, bosen mampus." Andrea lugas menjawab.     

Giorge tersenyum kecil. Menunduk sebentar untuk kemudian naikkan pandangan lagi. "Itu karena... aku menyukai Andrea."     

"HAAHH?!" Serempak semua yang berada di ruangan itu memekik bersamaan. Kecuali Andrea, Jovano, dan Giorge sendiri.     

Tiba-tiba pria vampir itu menundukkan punggung sembari lipat satu tangan di dada ke arah King Zardakh. "Tuan Raja, saya menyukai anak anda. Ijinkan saya menikahi dia."     

King Zardakh nyaris terjungkal dikarenakan kaget setengah mati. Tapi dia segera normalkan air muka agar wibawa tidak jatuh. "Ekhem! Kau bilang apa? Suka? Ingin nikahi anakku?" Tatapan sang Raja Iblis tajam menghujam ke manik ungu Giorge.     

"Saya tau, Andrea sudah bersuami. Tapi, suaminya tak jelas keberadaannya. Oleh karena itu, saya anggap lelaki itu tidak bertanggung jawab pada putri anda, Tuan. Maka, saya menawarkan diri untuk mengambil alih tanggung jawab atas anak anda." Lalu Giorge tegakkan punggung kembali.     

King Zardakh tertawa keras, tapi tidak sampai menghancurkan langit-langit rumah. "Apa kau bilang tadi soal suami anakku? Tak jelas keberadaannya? Hahaha! Kami semua di sini tau di mana suami Andrea. Dan kami semua menunggu dia kembali."     

Giorge bagai ditohok. Ternyata ucapan Andrea mengenai suaminya tidak sekedar bualan untuk menghalau Giorge. Ia pun tertunduk.     

"Memangnya apa yang kau suka dari perempuan seperti anakku?" King Zardakh malah melontarkan pertanyaan yang membuat putrinya memutar bola mata. "Dia ini suka seenaknya. Kasar kalau bicara, keras kepala, dan galak."     

"Tapi saya menyukai dia yang seperti itu, Tuan," sergah Giorge dengan nada mantap tanpa gemetar sedikit pun membuat King Zardakh diam-diam mengagumi keteguhan hati pria vampir ini.     

"Rupanya kau ini masokis, nak vampir. Hahaha!" Zardakh geli, tak menyangka ada yang menyukai putrinya yang bertabiat keras. Meski putrinya memang cantik menawan, tapi jika harus berhadapan dengan tabiat kerasnya, lelaki mana yang tahan, kecuali lelaki masokis.     

Ups! Dante termasuk, kalau begitu.     

"Sialan. Gue berasa dijatohin ma babeh gue sendiri," rutuk Andrea pelan seraya mendengus kesal ke ayahnya.     

King Zardakh makin terbahak.     

-0-0-0-0-0-     

Ayah Andrea berkeputusan bulat, bahwa anaknya tidak boleh lagi bekerja di perusahaan yang berisi orang-orang berniat buruk.     

"Kau bantu ayahmu ini saja," ucap Raja usai Giorge pulang.     

"Dih! Ngapain? Ogah! Ntar gue dibilang dompleng ortu!" Andrea kukuh menolak.     

"Tsk!" decak Raja. "Keras kepala."     

"Biarin!" tegas Andrea.     

Sang Raja menyerah jikalau dia harus berhadapan dengan sikap keras kepala sang anak yang mirip sekali dengan sikap mendiang istri tercinta.     

King Zardakh akhirnya hanya bisa meminta pada Shelly secara diam-diam supaya sahabat dari anaknya bisa membantu agar Nyonya Cambion memikirkan mengenai pindah tempat kerja.     

Tak hanya itu, King Zardakh karena terlalu khawatir pada putri keras kepalanya, dia juga meminta pada Myren untuk membujuk adik tirinya berpikir ulang jika akan meneruskan bekerja di tempat yang buruk lingkungan bos dan semuanya.     

Dalam senyap, King Zardakh memang sangat menyayangi Andrea. Wanita Cambion itu... adalah satu-satunya warisan dari sang istri tercinta. Mana mungkin King Zardakh akan mengabaikan begitu saja?     

-0-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.