Devil's Fruit (21+)

Dia Menyelamatkannya



Dia Menyelamatkannya

0Fruit 441: Dia Menyelamatkannya     

Tiba-tiba saja pintu kamar menjublak terbuka lebar, membuat tiga pria heran luar biasa. Padahal mereka sudah menguncinya!      

"Aih, aih, ada pesta asik di sini kenapa kami tidak diajak?" Meowth maju terlebih dahulu ke ranjang, menarik Arman yang sudah akan lesakkan penisnya ke vagina Andrea. "Kenapa barang besarmu itu tidak kau mampirkan saja ke punyaku, tampan?" Nada suara sang Succubus begitu merdu merayu.     

Ketika Arman akan bersuara, mendadak Meowth tiupkan udara tipis ke muka Arman. Pria itu bagai budak yang segera patuh digiring Meowth ke arah sofa besar di situ.      

"Kau..." Arman sejurus kemudian bagaikan tersihir. Dan memang dia tengah dalam buaian sihir Meowth.      

"Hi hi hi... ayo, tampan... saatnya aku memuaskan kamu... ups! Maksudku... kau yang memuaskan aku, hi hi hi..." Tawa kikik Meowth ditingkahi dengan menarik Arman agar segera rebah di atas sofa dan Succubus Meowth lekas menaiki pria India tersebut.       

Dua rekannya terheran melihat Arman langsung saja berasik-masyuk dengan Meowth seolah melupakan Andrea. Padahal dia yang paling bernafsu pada Andrea.     

Belum sempat lama tertegun, Soth 1 sudah menarik tangan Rijav. "Apa kau tak ingin seperti temanmu itu, hem?" Ia tatap binal ke sang pria yang segera mirip seperti Arman. Keduanya menempati ujung ranjang untuk saling memuaskan berahi.      

Dua pasang makhluk yang saling memompa birahi beringas dan liar mereka seolah tidak perduli pada siapapun, bahkan tak akan perduli meski gunung meletus di sebelah mereka sekalipun.     

Mereka berempat sudah tenggelam dalam gelombang pekat birahi yang diciptakan anak cucu Iblis Lust, Asmodeus.     

Vikram tambah heran. Ia tatap bingung dua rekan yang sedang giat memompa vagina kedua perempuan asing yang masuk ke kamar mereka. Lantas, ia tatap Soth 3 yang tersenyum genit.     

"Kau lebih suka dengan perempuan yang memberontak daripada yang binal melayanimu, tuan ganteng?" Soth 3 menunjuk ke Andrea yang sudah kacau bajunya, kemudian dia maju ke depan  Vikram lalu tiupkan sesuatu udara tipis berwarna merah samar. Sesudah itu, Vikram patuh saja digiring ke balkon untuk dilayani Soth 3.     

Saat Andrea berhasil dilepas semua pria tadi, ia buru-buru bangun. Namun alangkah kagetnya ketika ia akan lari keluar kamar, Giorge sudah ada di hadapannya.     

"Gio!" Andrea terkesiap. Ia tak siap dengan kemunculan tuan Vampir. Segera dia menyilangkan dua tangannya yang susah payah menutupi dadanya. Bagian atas bajunya sudah tidak mungkin menutupi kedua payudara dia dikarenakan sudah sobek dan kacau akibat ulah para India tadi.     

Meowth sempat kaget juga dengan kemunculan pria itu. Namun, ia tak bisa berlama-lama menatap Giorge karena Arman menolehkan pandangannya dan mengehentakinya lebih beringas sehingga Meowth pun melenguh keras. Ia berharap semoga Andrea tidak 'lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya'.     

Akan halnya Andrea. Ia mematung memandangi Giorge, tak tau apa yang musti dia perbuat dan dia sudah nyaris telanjang bulat. Gaun atasnya sudah koyak tak punya rupa. Wajahnya kacau, basah oleh air mata.     

Dia menatap putus asa ke Giorge.     

Giorge lepas jasnya dan dipakaikan ke Andrea. "Jangan bengong saja. Ayo pergi. Sebelum aku mencincang ketiga pria bangsat itu." Tak pedulikan Andrea yang masih linglung, tangan Giorge sudah meraih tangan Andrea dan menarik keluar setelah hempaskan pintu itu secara kasar.     

Jelas nampak Giorge murka meski ditahan. Gerahamnya saling beradu kuat. Ia terus menarik tangan Andrea menuju ke lift.     

Tuan Vampir tadi sudah akan pergi ke pesta karena tau Andrea akan hadir di sana. Tak dinyana, ada tamu dadakan di kediamannya yang memaksa Giorge harus diam meladeni sang tamu, yaitu para tetua dan ayahnya.     

Begitu dia punya kesempatan keluar, dia melesat ke tempat pesta, namun tak mendapati Andrea. Ia gunakan penciumannya dan membawa dia ke sebuah kamar suite. Dia datang ketika tiga Succubi sudah masuk.     

Andai tak ada para Succubi, sudah pasti dia akan merobek-robek tubuh para India itu. Itu sudah sesuatu yang pasti. Tak perlu diragukan lagi. Mana mungkin Giorge rela membuat Andrea jadi bulan-bulanan pihak lain?     

Vampir itu menyayangi Andrea, tidak akan membiarkan apapun yang buruk terjadi pada Andrea. Ia tak perduli apakah Andrea bersikap baik padanya, yang terpenting adalah keselamatan Andrea.     

Begitu sampai di parkiran basemen, ternyata sudah ada Revka, Djanh dan Shelly. Ketiganya heran melihat Andrea keluar dipapah pria tinggi besar nan pucat yang menahan murka.     

Djanh dan Revka segera paham apa ras pria yang menggandeng Andrea.     

Djanh menggeram. Revka siaga. Shelly bingung. Ia belum tau situasi apa yang ada di depannya.     

"Jangan. Kalian jangan ribut." Andrea akhirnya mampu bersuara setelah bisu beberapa saat. "Dia... dia nolongin gue barusan."     

Djanh dan Revka melirik ke gaun Andrea yang koyak tak utuh di bagian atas, dan jas besar Giorge yang dipakaikan ke Andrea guna melindungi sang Cambion dari keadaan topless. Pahamlah sekarang suami istri itu apa yang terjadi.     

"Apa si India?" tanya Revka. Tatapan masih memicing menyelidik ke Giorge. Bagaimana pun dia tau bau Giorge sama dengan bau vampir yang pernah mereka lawan di Cordova.     

Djanh tarik pelan tubuh Andrea guna mengamankan si Cambion. Ia serahkan Andrea ke istrinya dan Shelly. "Apa maumu di sini? Aku tau siapa kau."     

"Aku juga tau siapa kau. Tapi itu tak penting." Giorge menyahut dengan sedikit nyinyiran halus. "Yang terpenting... Andrea selamat. Lain kali awasi dia dengan baik-baik. Jangan malah asik sendiri."     

Belum sempat Revka menyahut, Giorge sudah melesat hilang begitu saja. Shelly terkesiap kaget. Pahamlah dia sekarang bahwa pria tadi bukan manusia.     

Revka mendecih. Lalu memapah Andrea masuk ke mobil.     

Mereka pulang dalam hening. Tak ada yang bersuara. Apalagi Andrea yang masih syok. Lagi-lagi ia mengalami hal tragis. Ia terus bertanya-tanya, apakah feromon Succubus dia masih melekat tak hilang?     

Setiba di rumah Andrea, Kenzo bingung melihat anak junjungannya begitu berantakan penampilannya. "Ada apa ini?!"     

Shelly tidak menggubris. Ia memapah Andrea naik ke kamar sang Cambion. Jovano membuntuti.     

Djanh duduk menjublak di sofa ruang tengah. Kenzo menghampiri. "Ada apa, Pangeran? Apa yang terjadi?"     

Revka ikut hempaskan pantat di sofa. Ia menghela nafas. Lalu bertutur.     

Kenzo terbelalak mendengar cerita kedua suami istri, terlebih di bagian bertemu dengan Giorge. "Kenapa vampir itu berdekat-dekat dengan Puteri Andrea?!"     

"Coba saja kau tanyakan ke orangnya kenapa bisa akrab ama tuh vampir." Revka hela nafas,  kemudian mengajak suaminya pulang ke tempat mereka sendiri.     

Kenzo termenung. Ternyata selama ini dia lengah. Ada vampir yang sudah mendekati junjungannya. Ia duduk terpekur. "Aku pengawal tak becus! Awas saja nanti kalau aku bertemu vampir itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.