Devil's Fruit (21+)

Wanita-Wanita Menawan dalam Gaun Indah



Wanita-Wanita Menawan dalam Gaun Indah

0Fruit 439: Wanita-Wanita Menawan dalam Gaun Indah     

Jum'at sore, Andrea sudah bersiap ke pesta salah satu klien yang berhasil ia bujuk membeli beberapa apartemen mewah perusahaan.     

Revka dan Shelly sudah selesai berpakaian dan juga dandan.     

Baju Revka sangat menonjolkan lekuk seksi tubuhnya.     

Gaun terusan ketat berwarna kelabu cerah dengan taburan kerlip dari manik-manik di sekujur gaun yang berbelahan dada rendah. Pinggul padat Revka tampak sempurna dibelit gaun tersebut. Belum lagi jika menilik belahan paha yang tinggi, tentu tidak bisa menutupi keindahan kaki jenjang sang Nephilim.     

Sedangkan Shelly memilih gaun yang tertutup karena Kenzo tampak kerutkan dahi ketika melihat istrinya memakai gaun yang agak terbuka.     

Gaun Shelly meski tertutup rapi di bagian dada, namun bagian bawah dari gaun berwarna biru langit tersebut bebentuk kurva lengkung mengembang bertumpuk dari lutut, memanjang hingga belakang layaknya Shelly seorang putri kecil yang cantik dan manis yang memiliki ekor elegan sangat elegan.     

Kenzo terpaksa menyetujui gaun itu meski mengekspos keindahan kaki Shelly dari lutut hingga mata kaki, menampilkan rampingnya betis nyonya muda itu.     

Menyaksikan kedua perempuan terdekat dia sudah rapi, Andrea melongo sambil dekap baju pestanya.     

"Hei, bodoh. Mo sampai kapan kekepin itu baju. Awas aja kalau sampai kusut, aku cakar-cakar mukamu biar tambah burik!" Revka lipat dua tangan di depan dada sembari tatap tajam Andrea.     

Yang dipelototi justru berikan cengiran tanpa dosa. "Dasar kucing garong. Kitty, kitty, kitty..." Andrea malah menggodai Revka bagai sedang memanggil kucing. Lalu ia tertawa santai waktu lihat air muka Revka sudah akan meledak.     

"Ndrea," Shelly berjalan menghampiri sahabatnya. Mereka bertiga sedang berada di dalam kamar sang Cambion. "Ayo, buruan pake gaunnya. Ini pestanya bakalan mulai satu setengah jam lagi, kan?" Ia menoleh ke pergelangan tangan kiri, guna memastikan jarum jam tangannya.     

"Aiihh... santai napa, beb?" Andrea masih terlihat santai. Ia asik goyang-goyangkan dua kaki yang menjuntai selagi duduk di tepi ranjang. "Justru tamu kehormatan kayak gue musti datang belakangan."     

Revka seketika mendorong dahi Andrea menggunakan satu telunjuknya. "Makan sana tamu kehormatan!"     

"Dih, yang baper gegara kalah keren ama gue." Andrea masih sempat meledek.     

Revka renggut gaun di dekapan Andrea, lalu ia jentikkan jari ke tubuh sang Cambion, sehingga seketika tubuh itu tidak lagi berbalut sehelai kain apapun.     

"Anjriitt!" pekik Andrea, kaget. Ia lekas tutupi dada dengan dua tangan menyilang. "Lu keterlaluan banget mesumnya, nek!"     

Revka putar bola mata. "Buruan! Pakai!" Ia sodorkan gaun itu kembali ke empunya.     

Terpaksa Andrea menerima dengan mulut mencebik. "Aelah ~ sadis banget sih lu kalo dah napsu ama gue? Gue yakin lu kalo lagi indehoi ma lakik lu pasti cepet banget bugilnya. Cukup ceklikin jari aja kalian dah telanjang."     

Shelly terkikik geli.     

Tidak demikian dengan Revka. "Cepaatt!" Suaranya gahar membahana di kamar.     

Andrea tak punya pilihan lain selain patuh. Ia pakai gaunnya, mendecih lirih dengan menampak roman tak lega. "Ini beneran deh, gaunnya terlalu terbuka. Ini kalo Dante tau, bisa ribut dia."     

Nyonya Cambion memandangi lagi gaunnya. Itu adalah gaun tanpa lengan yang sangat menawan dan terkesan mahal serta anggun luar biasa. Berwarna beige cerah yang bertaburan kristal-kristal swarovski berkilauan seperti permata-permata mungil pada bagian dada yang berbelahan rendah, lalu memanjang hingga ke bawah, membentuk lekuk sangat indah.     

Gaun itu bagaikan tercipta untuk tubuh ramping namun padat mempesona milik Andrea, terutama di bagian dada, itu pasti akan menarik perhatian para lawan jenis.     

"Plis deh, ini lakik gue bisa ngomel gak brenti kalo liat gue pake beginian, gaes!" rengek Andrea gelisah.     

"Aiihh... sekarang Ndrea peduli kalau Dante cemburu. Hihihi..." Shelly menggoda. Andrea karuan saja merah padam.     

Revka justru menyeringai. "Dan lakikmu kan kagak bakal tau kalo kau kagak kasi lihat, tolol!"     

Andrea picingkan mata ke Revka. "Lu gak sengaja milihin yang beginian biar Dante cemburu, kan? Lu dah gak demen lakik gue, kan nek?"     

"Minta diulek bibir jelekmu, heh?!" ancam Revka bersikap galak.     

Andrea meringis.     

Dibantu Shelly, ia merias wajah dan rambut. Revka sesekali memberi perintah absolut ini dan itu untuk tatanan rambut.     

Setelah selesai, Revka dan Shelly tersenyum puas, bagai baru saja mendandani manekin yang akan dipajang. Tidak demikian dengan Andrea yang masih merasa risih pada gaunnya.     

Revka sudah galak menyuruh Andrea patuh dan bersikap santai nan percaya diri saja akan gaun tersebut, namun Andrea malah beralasan, "Gue baru ini ke pesta, apalagi pake beginian, sompret!"     

"Makanya kau harus punya pengalaman pertama begituan biar kagak bulukan di rumah, idiot!" bentak Revka. "Cih! Gak kepikir ntar gimana kalo Dante udah kluar penjara, ngajak kau ke pesta, tapi bininya terlalu udik ndeso gak pernah ke pesta, gak pernah pakai gaun."     

"Iya! Iya! Udah! Iya, gue paham! Gue kudu belajar ginian biar lakik gue gak malu kalo ntar ngajakin gue ke pesta, ya kan Mpok?!" Andrea mendongkol.     

Ketiga perempuan itu pun melangkah keluar dari kamar sang Cambion. Seketika decak kagum mengalun jujur dari para pria yang duduk di ruang bawah.     

Djanh menghampiri istrinya. "My kitty selalu saja mempesona." Ia meraih tangan istrinya supaya bisa dikecup. Revka tersenyum bangga.     

Kenzo senyum puas melihat istrinya sendiri berpenampilan tidak terlalu vulgar. Ia tak rela membagi istrinya dengan mata siapapun.     

"Bah! Kagak ada yang mo muji gue?!" seru Andrea kesal. Semua mendengus geli.     

Jovano maju ke ibunya, memeluk kaki sang ibu. "Mama cantik."     

Andrea terharu. Lekas ia angkat si anak dengan pandangan penuh sayang. "Aww... syukurlah masih ada yang anggap gue cantik."     

Revka senyum miring. Lantas, ia tatap ke suaminya. "Kenapa kau berpakaian rapi?" Tatapannya menyelidik.     

Pangeran Djanh mengerang. "Tuan Puteri yang mempesona sepertimu tentu harus didampingi Pangeran tampan seperti aku, dong."     

"Gak! Kamu gak boleh ikut!" tegas Revka. Djanh makin mengerang. Lalu membisikkan sesuatu ke telinga sang istri yang segera mengakibatkan muka Revka tegang. Kemudian ia kikuk berucap, "Y-ya udah! Kali ini aja dampingi aku!"     

Andrea mengernyit heran. Penasaran kira-kira apa yang tadi dibisikkan Djanh ke Revka sampai bisa menjungkirbalikkan sikap sang Nephilim judes.     

Kenzo menjaga rumah bersama Jovano. Andrea tak mungkin mengajak anaknya karena pasti di pesta akan banyak asap rokok. Ia tak mau sang anak terpapar polusi.     

Sesudah berpamitan dengan Kenzo dan Jovano, empat makhluk beda ras itu pun berangkat menggunakan mobil Djanh.     

Sesampai di sebuah parkiran basemen hotel ternama, keempatnya keluar dari mobil. Namun mereka dikejutkan dengan kemunculan tiba-tiba dari 3 wanita bergaun seksi yang tertawa cekikikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.