Devil's Fruit (21+)

Dia Datang Lagi (21+)



Dia Datang Lagi (21+)

0Fruit 436: Dia Datang Lagi (21+)     

=[[ Author POV ]]=     

Setelah berbelanja kebutuhan sehari-hari dan juga belanja makanan serta minuman untuk Jovano, mereka mampir ke restoran keluarga di dalam Mal.     

Giorge masih ikut. Bahkan ia makin bisa mengakrabkan diri dengan anak Andrea. Lihat saja, Giorge ikut menyuapi Jovano. Andrea sudah melarang, tapi agaknya memang sia-sia jika berkaitan dengan Tuan Vampir itu.     

Pulang pun Giorge terus membuntuti mobil Andrea dengan alasan tak mau ada apa-apa dengan Andrea dan Jovano.     

Shelly menyambut mereka di teras rumah. Terkejut melihat belanjaan mainan sahabatnya. "Ya ampun, ini serius segini belinya?!"     

Kenzo tentu saja ikut membantu membawakan belanjaan yang berat seperti sayur dan berbagai benda dari supermarket.     

"Ada Om." Jovano menyeletuk. Shelly bingung.     

"Om?" Ia edarkan pandangan. "Mana?"     

Telunjuk kecil Jovano mengarah ke mobil yang melintasi depan rumah Andrea. "Om baik."     

Giorge hanya bunyikan klakson tanda pamit tanpa membuka kaca jendela.     

Shelly makin penasaran. Matanya berusaha menajam seolah berharap bisa menembus hingga kaca jendela mobil tersebut agar dia bisa mengetahui wajah si 'om baik' yang dikatakan si kecil Jovano.     

"Baru tau kalo kamu punya temen akrab cowok, Ndre." Shelly tak tahan untuk menggoda Nyonya Cambion.     

"Haih, kagak akrab juga, kok! Cuma kebetulan aja tadi ketemu di Mal. Dia rekan di kantor. Salah satu Bos gue."     

"Ohh..." Shelly membulatkan mulut. Kenzo mengernyit curiga, namun diam saja.     

Malam usai jalan-jalan dengan sang anak, Andrea sudah di kamar bersama Jovano. Ia puas melihat anaknya riang tralala punya mainan baru.     

Kenzo sudah diinterogasi, dan katanya Jovano memang menemukan channel anime sendiri di televisi kabel dan si kecil kukuh tak mau diganti jika sedang menonton anime. Setiap Kenzo atau Shelly ingin mengganti dengan channel kartun anak-anak, Jovano rewel tak mau.     

Andrea cuma bisa pijit kening, tak menyangka selera anaknya terlalu cepat ke anime dewasa.     

Tentu saja anime sekarang banyak yang dikategorikan lebih pantas bagi usia dewasa ketimbang anak-anak. Sudah ketinggalan jika orang masih mengira anime itu tontonan anak-anak.     

Jenis seperti Tokyo Ghoul ataupun Attack on Titans sungguh kurang layak ditonton anak kecil, terlebih seumuran Jovano. Terlalu banyak adegan sadis yang kurang pantas bagi anak-anak di bawah umur.     

Tapi, Andrea di sisi lain juga senang bisa habiskan waktu dengan anaknya, meski sedikit kesal akan ikut campurnya Tuan Vampir di sepanjang acara jalan-jalan.     

Mungkin Andrea harus pakai kalung bawang putih agar Giorge tidak berani mendekat. Atau... Vampir sekarang sudah tidak gentar pada hal-hal demikian? Apakah mereka sudah mengalami mutasi gen dan berevolusi?     

Setelah Jovano tertidur sembari dekap salah satu figure action, Andrea selimuti si bocah.     

Ia naik ke ranjang, bersiap menghubungi suaminya seperti biasa. Mereka sering mengobrol tiap malam.     

Sebenarnya tadi Dante sudah dihubungi, namun tidak dijawab. Mungkin suaminya sedang makan atau menghadap sipir, atau apa, Andrea tak tau. Cemas, sih, tapi dia mencoba positif thinking saja.     

Begitu Dante menyahut panggilannya, Andrea mendesah lega. "Tadi kemana? Kok gak jawab?"     

Dante tersenyum hangat. "Tadi semua tawanan disuruh berbaris untuk diabsen. Sekarang ada absen begini tiap seminggu sekali, sayank."     

Andrea mengangguk paham, sekaligus lega. "Ohh, ya udah gakpapa."     

"Gimana syuting kamu hari ini, sayank? Lancar, kan?"     

Sang istri mengangguk. "Lancar, dong! Andrea, gitu. Hehe..."     

"Syukurlah. Lalu, mana Jo?"     

"Dia kecapekan abis main ama mainan baru."     

"Mainan baru?"     

"Iya, tadi gue jalan-jalan ama dia mumpung abis syuting boleh pulang gasik. Dia girang banget ampe menuhi troli ama mainan, hahaha!" Lalu Andrea menceritakan semua ke Dante.     

Minus Giorge, tentunya.     

Tak mungkin Andrea menceritakan mengenai Tuan Vampir. Ia malas ditanya macam-macam tentang orang tak penting, menurut dia.     

Diakhir sebelum mereka menyudahi vid-call, Dante merayu Andrea untuk melakukan yang dulu pernah diminta.     

Andrea tadinya sudah protes menolak, tapi ia pada akhirnya menyanggupi.     

Bertelanjang bulat, Andrea melakukan onani dengan dildo di hadapan Dante. Maksudnya layar yang menghubungkan dia dengan Dante.     

"Anghh~ aaghh~ Daannh~" Andrea sibuk melenguh lirih, kuatir anaknya terbangun, sambil terus menyodokkan dildo getar di dalam vaginanya.     

Di sana, Dante juga sama saja terangsang, turut mengocok miliknya sendiri sambil tak jeda melihat tingkah erotis istrinya.     

"Iya, sayank, ini aku sedang mengaduk vaginamu, vagina hangat dan ketat kesukaanku. Urghh~ sayank... kau masih saja sempit nikmat..." Mata Dante berkabut.     

Hanya dalam waktu sepuluh menit saja Andrea sanggup bertahan. Usai ia mengangkat pinggul disertai lenguhan panjang dan kejang kecil, ia ambruk ke kasur, terengah-engah.     

Dante di sana juga menyemburkan miliknya diiringi deraman panjang. "Oorrghh... sayank... kau benar hebat. Sangat hebat... urffhh..."     

Andrea masih tersengal-sengal dan akhirnya ia terpejam lelap. Dante terkekeh tau istrinya lunglai akibat terjangan orgasme. Maka, sambungan pun disudahi Dante.     

Tak ada yang tau, termasuk Andrea, ada makhluk di luar jendela kamar Andrea terus menyaksikan apa yang terjadi di dalam sana.     

Begitu yakin Andrea lelap, makhluk itu menerobos masuk melalui kisi-kisi jendela. Lalu, ia berdiri diam di sebelah ranjang Nyonya Cambion. Lekat menatap Andrea yang tak tertutupi helai apapun.     

Tangan makhluk itu sudah akan menaikkan selimut demi menutupi tubuh Andrea, namun urung. Libidonya bergejolak tanpa bisa dia cegah.     

Tak berhasil menahan diri, makhluk itu menggerayangi tubuh Andrea. Menghisap-hisap puting susu Andrea yang menegang akibat perbuatan nakal mulut sang makhluk.     

Andrea melenguh lirih dan tetap lelap. Mungkin dia sedang memimpikan Dante.     

Makhluk itu makin menjadi. Ia buka paha Andrea, mengendus-endus di kewanitaan basah Andrea, kemudian menjilatinya tanpa ragu.     

"Arnghh~ emmgh~" Andrea tak sadar ada seseorang menjamahi bagian intimnya secara intens. Tak hanya menjilat, namun juga melomot dan menghisap-hisap di sana hingga Nyonya Cambion makin gelisah dan menggeliat.     

Tau bahwa Andrea masih saja tertidur, ia makin berani. Ia masukkan penisnya ke liang hangat Andrea. Pertamanya ia siaga ketika Andrea berjengit kaget. Tapi setelah yakin Andrea masih terpejam, maka ia melanjutkan aksinya.     

Penis itu terus menghujam meski perlahan namun pompaannya tak berjeda. Dua kaki Andrea di letakkan di pundak dan makhluk itu merunduk memeluk Andrea sehingga itu mengakibatkan makin tenggelamnya sang penis di dalam sana.     

"Angh! Agh!" Andrea mendesah pelan tanpa sadar dia sedang disetubuhi secara nyata, bukan sekedar mimpi.     

Hingga akhirnya cairan panas sang makhluk memenuhi rongga intimnya, Andrea hanya mengerang lirih.     

Memang benar anjuran orang tua, jangan tidur telanjang agar tidak disetubuhi setan.     

Tapi, yakin itu setan? Bukan Kolor Ijo? Karena yang namanya Kolor Ijo adalah manusia biasa yang mempelajari ilmu sesat saja.     

Tapi, apakah ada Kolor Ijo di Jepang?  Yeah, siapa tau dia hijrah ke negeri sakura melebarkan sayapnya.     

-0-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.