Devil's Fruit (21+)

Dive Into Your Body (21+)



Dive Into Your Body (21+)

0Fruit 399: Dive Into Your Body (21+)     

"Aarrgghh!" pekik Andrea seiring penis besar suaminya melesak masuk ke vaginanya. "Yakin penis sialanmu ini tidak masuk ke dia?!"     

Pria Nephilim terdiam sejenak. Tatap istri yang masih sangsi. "Aku bersumpah takkan bisa klimaks jikalau aku berdusta padamu. Tapi aku suka cemburumu yang menggemaskan itu, sayankku Andrea..."     

"Lihat saja nanti kau kal—aarrghh!" Andrea tak sempat lengkapi kalimatnya karena penis Dante sudah mulai bergerak memompa vagina Andrea. "Arkhh! Arrnghh! Daann! Aaghh!"     

"Hrgh! Ergh! Akan kubuktikan—erghh! Kalau akuhhh... dan juga penisku... erghh! Merindukan kau, Andrea! Harghh! Kau dan tubuh indahmu—hrrghh!"     

"Haarghh! Arrnghh! Jadiihh... hanya akuhhh? Arkhh! Jovano tidak?! Argh! Dante, pelan! Arghh!" Ia cengkeram erat dua bahu Dante sembari vagina terus dihentaki penis keras sang suami.     

"Ituhh... lain persoalan, sayankkhh! Hrrghh! Hrgh!" Dante makin kuat hentakkan penisnya dalam-dalam ke vagina sang istri. "Jangan pernah ragukan... sayang aku ke Jovano—ermghh!"     

Andrea mendongak jauh-jauh, pejamkan mata menghayati gelenyar rasa nikmat yang terus melingkupi tubuh. Ujung penis suaminya sudah berhasil menyentuh titik penting di dalam sana. Andrea ingin menggila, berteriak, namun kuatir ada penjaga di dekat mereka.     

"Harrgh! Argh! Danteh! Argh!" Tubuhnya terhentak-hentak ke atas akibat sodokan Dante yang kuat. Hingga tak lama kemudian Andrea kembali dibuat menyerah dan buraikan cairan spesial mengguyur penis sang Nephilim.     

Ia kejang-kejang kecil lalu kepalanya lunglai di bahu sang suami.     

Dante terpicu karenanya. Ia pun bergerak lebih beringas memompa vagina istrinya. "Hagh! Argh! Andrea! Andrea sayank! Sayankkhh! Orrghh! Sedikit lagiihh! Andre—oorrghh! Hoorrgghh..."     

Tuan Nephilim menembakkan peluru cair panas ke rahim Andrea. Cairan kental itu segera menjadi energi bagi Andrea.     

Semua menjadi energi? Tak ada sisa? Semua benih itu terserap jadi energi? Wah...     

Keduanya saling terdiam, hanya sengal-sengal nafas saja.     

Dua menit berikutnya, Dante tersenyum. "Lihat, aku klimaks. Artinya, aku benar-benar tak berdusta bahwa aku memang tidak bersenggama dengan Voira. Penisku tidak bisa bereaksi padanya. Hanya padamu saja, sayank..."     

Andrea mendecih lirih. "Kau lupa Ruenn?"     

Dante lemparkan pandangan ke arah lain saking gemasnya. "Itu karena dia tampak seperti kau, sayank."     

"Ooohh~ jadi kalo nanti ada yang menyamar lagi jadi gue, maka lu bakalan ohok-ohok ama tu orang? Gitu?"     

Dante gigit gemas bibir bawahnya. "Rasanya kau memang harus dicekoki banyak-banyak malam ini."     

Pria itu menggendong sang istri ke ranjang, rebahkan tubuh molek Andrea ke kasur dan kembali tusukkan penis ke vagina.     

Tubuh Andrea kembali terhentak-hentak akibat pompaan batang pusaka Dante. Begitu beringas hingga Andrea musti berpegangan pada besi tempa berbentuk ukiran ranting dan daun di kepala ranjang.      

"Dante! Ouwgh! Pelan! Aangh!"     

Namun, Tuan Nephilim tak menghiraukan. Ia justru kian bersemangat hentakkan penisnya dalam-dalam.     

Ketika ujung penis menohok sebuah spot, Andrea mendelik bagai disengat listrik. Memangnya dia pernah merasakan tersetrum? Anggap saja demikian.     

Kuku-kuku Cambion menancap kuat di lengan Dante sebagai pelampiasan. Terlebih ketika dua kakinya diangkat dan diletakkan di bahu sang suami, menambah dalamnya hujaman penis.     

Dante paham Andrea akan kembali mengalami orgasme. Maka ia lepaskan cengkeraman kuku istrinya dan bawa kedua tangan Andrea ke atas kepala sang Cambion seraya dia tahan tangan itu sambil merunduk melumat bibir Andrea.     

Hanya butuh empat menit bagi keduanya mengalami klimaks bersama-sama.     

Lagi-lagi mereka saling mengatur nafas. Bertatapan. Satu menatap mesra. Satu lagi menatap sayu.     

"I love you, my dearest soulmate. Jangan pernah ragukan itu, sampai kapanpun." Dante elus pipi basah istrinya. "Kenapa menangis?"     

Andrea tak bisa sembunyikan isakan. "Aku... aku takut ini adalah terakhir—"     

"Ssshhh... jangan lanjutkan. Jangan pernah berfikir begitu." Dante merunduk memeluk Andrea dan biarkan tangis istrinya meledak. "Selalulah optimis bahwa kita pasti bisa berkumpul lagi. Yah?"     

"Hiks! Iya. Hiks! Maaf..."     

"Maaf kenapa?" Dante jauhkan kepala agar bisa menatap Andrea. Ia usap lembut air mata sang istri.     

"Maaf karena banyak maki-maki kamu waktu kejadian Ruenn, dan malahan ngucap ogah liat kamu lagi. Maaf... hiks!"     

Agaknya Andrea jika dalam suasana melow, lupa akan bahasa elu-gue kebiasaan dia.     

"Ssshhh... sudah, sudah... tak perlu diingat. Itu sudah tak penting lagi. Sekarang, kita nikmati saja apa yang ada, yah?" Dante membujuk agar tangis Andrea reda.     

Istrinya mengangguk. "Hu-um."     

Setelah sembilan menit berlalu usai terjadinya take and give, atau sebut saja pertukaran cairan, Dante loloskan penis dari vagina.     

"Aku masih belum puas, sayank. Kau juga pasti, kan?"     

"Humm?" Andrea bingung, namun menit berikutnya dia terpekik karena Dante tiba-tiba membalikkan tubuhnya sehingga terjadilah gaya doggy-style.     

Dante tak ingin berlembut-lembut kali ini. Sodokan penisnya liar, agresif, dan keras. Dia ingin bermain hardcore sepuasnya.     

Bahkan dua tangan Andrea diraih untuk ditarik ke belakang serasa sedang mengekang kuda. Dante terus memacu Andrea.     

Desah, erang, dan rintihan bersahutan memenuhi ruangan. Terkadang sang Nephilim tegakkan punggung masing-masing agar dia bisa bebas cumbui bibir istrinya sekaligus remas-remas bongkahan payudara Andrea sembari terus pompa vagina lembab itu.     

Sedikitpun tak ada cairan yang meleleh keluar. Semuanya diserap tubuh satu sama lain. Mungkin karena mereka bukan manusia murni.     

Andrea mulai lelah. Ia sampai terkulai di kasur meski Dante terus saja hujami vagina dengan sodokan kuat penisnya.     

Namun begitu, Andrea masih bisa kena terjangan badai orgasme tak lama kemudian.     

Dante gembira. Meski dia belum ejakulasi, namun ia bahagia istrinya telah mencapai puncak asmara duluan.     

Ia cabut penis dari vagina, dan telentangkan tubuh sang istri, kemudian lesakkan masuk kembali penis tegangnya ke liang nikmat Andrea.     

Sekarang dia bergerak lembut. Pelan dan menghayati setiap dorongan dan tarikan. Wajah merunduk menghampiri dua puting payudara Andrea, mengulum penuh gairah.     

Andrea pasrah, biarkan Dante bergerak sesuka hati. Ia sudah lelah meski belum ingin ini berakhir. Ia ingin terus dan terus begini sebelum mereka berpisah.     

Rupanya bercinta secara lembut juga bisa memuncakkan gairah Tuan Nephilim. Meski sodokan penisnya pelan namun kuat.     

Di menit ke dua puluh enam, Dante menyerah setelah Andrea kembali orgasme. Nyonya, sudah berapa kali kau menyerah mengamalkan cairanmu?     

Sebenarnya Dante masih ingin menggauli istrinya meski matahari sudah mulai muncul, namun sebentar lagi penjaga akan masuk ke kamarnya untuk mengantar sarapan pagi.     

Beruntung tempat tidur di kamar itu berkanopi serta ada kelambu tebal mengitari. Andrea bisa diam di dalam selimut dan takkan terdeteksi penjaga karena bubuk penghilang bau dari Revka masih menempel kuat.     

"Tidurlah dulu. Aku akan menunggu penjaga yang akan datang mengantar sarapan." Dante mengecup lembut kening istrinya.     

"Hu-um..." lirih Andrea disisa-sisa tenaganya. Ia memang butuh tidur sejenak untuk memulihkan tenaga.     

Ketika Dante keluar dari ranjang untuk mandi, Andrea tersenyum kecil. "I love you, too~ stupid soulmate..." bisiknya sebelum terlelap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.