Devil's Fruit (21+)

Midnight Pleasure, Why Not? (21+)



Midnight Pleasure, Why Not? (21+)

0Fruit 398: Midnight Pleasure, Why Not? (21+)     

Dante menghambur ke Andrea. "Ternyata kau benar-benar di sini! Kupikir Revka—"     

"Tadi gue langsung ngumpet waktu Revka sibuk mantrai yang lain. Dia kagak tau kalo gue belom kena mantra. Mungkin saking gugupnya karena ada yang dateng." Andrea angkat bahu, santai.     

Di apartemen Revka, setelah istri Djanh menghilangkan serbuk ajaib, dia baru sadar Andrea tak ada.     

"Mana tuh Cambion?!" seru Revka bingung.     

"Tuan Puteri... tadi kulihat dia masih di kamar Tuan Dante." Ronh bersuara.     

"Heehhhhhh?!" Semua kompak menyahut kalimat Ronh.     

"Dia, bersembunyi di belakang pilar ketika paman Anda datang," imbuh Ronh.     

"Dasar. Pasti dia ingin berduaan dengan suaminya tanpa gangguan kita." Myren lipat dua tangan di depan dada.     

"Ya sudah, biarkan saja Puteri di sana. Besok kita bisa jemput dia." Kenzo hela nafas. Tidak, dia tidak cemburu. Hanya kuatir kalau Puteri junjungannya kenapa-kenapa. Tenang saja, Ken... dijamin hanya lecet sedikit akibat keganasan Dante, kok. Ehem!     

Sementara~ di istana Antediluvian, di kamar penyekapan Dante, pria Nephilim sedang mencumbui istrinya yang membalas malu-malu.     

"Urmmchhh... kenapa, sayank?" Dante berucap disela ciumannya. Mereka sedang di sofa kamar. Tangan Tuan Nephilim merayap nakal ke lengan Andrea.     

"Mmhh... enggak... ermmssfhh... Dan, jangan—mmrgffhh..." Andrea sudah akan protes ketika tangan Dante sudah merayap ke dadanya. Namun, protesan itu menguap lenyap saat payudara diremas lembut.     

Sebagai ganti protes, justru hadir desah lirih Andrea. Jemari Dante mulai nakal masuk ke cup kostum dan usap-usap puting sang Cambion. Bibirnya sudah beralih ke leher Andrea.     

"Haanghh... Daann..."     

"Iya, sayank. Aku di sini... tidak kemana-mana... urmmchhh..." Lidah Dante menggeletar liar di leher Andrea, mengakibatkan erangan wanita muda itu kian kentara. Susah rasanya menahan suara jika diperlakukan demikian. "Aku kangen... mmrrccpphh... sangat kangen... hrmmcphh..."     

"Haanghh~ Daaan~ dasar lakik mesum—anghhhh!"     

Dante sudah berhasil melepas kostum atas Andrea. Payudara montok itu telah terbebas dari dekapan cup busa. Lekas saja dua tangan Dante tangkup payudara istrinya dan remas lembut sebelum bibirnya menguasai kedua puting Andrea yang sudah tegang.     

Puteri Cambion mengerang tanpa bisa dicegah. Sudah lama sejak mereka terakhir bercinta. Andrea kesusahan menolak sensasi nikmat yang diberikan suaminya.     

"Haanghh~ arrngh~ Danteee~ aannghh..." Andrea pejamkan mata sambil jemari lentik meremas gemas helai raven suaminya.     

Satu tangan Dante mulai diarahkan ke area lain di selatan sana.     

"Gyaakhh! Daaann..." erangnya manja. Inginnya protes seperti biasa, tapi rasa rindu akan sentuhan Dante sudah menguasai tiap sendi tubuhnya.     

Apalagi ia tak tau kapan akan merasakan sentuhan sang suami. Apabila Dante tak bisa dibebaskan dari segel, maka ini adalah terakhir mereka bisa menikmati keintiman begini.     

Dante terkekeh senang mendengar suara erotis istrinya saat jemari dia sudah menggoda di tempat paling peka milik Andrea.     

Nyonya Cambion menggeliat tatkala klitorisnya terus distimulasi dari luar. "Oughh~ kau memang sialan, Dan!" Andrea frustrasi. Dante menggoda benar berahinya. Apakah sengaja?     

Andrea tak mau pasif kali ini. Jika hari ini adalah terakhir dia bisa bercinta dengan Dante, maka dia akan buat ini seindah mungkin untuk dikenang. Rasa malu dan canggung musti dibuang jauh-jauh.     

Sang Cambion bergerak cepat sehingga kini sudah duduk di pangkuan Dante. "Jangan harap kau bisa terus seenaknya, Nephilim... oummchh... urmmchhh..." Andrea lumat bibir suaminya penuh agresif seraya ia naikkan baju Dante hingga terlepas dari tubuh si pria.     

Dante merespon cepat cumbuan sang istri. Lidah bersama-sama menari saling menggeliat.     

Pinggul Andrea bergoyang agar sukses menggesek di pangkal paha sang Nephilim.     

Dante memberikan respon dengan meremas dua bongkah pantat Andrea, lalu gerakkan sehingga gesekan dua kelamin mereka kian terasa meski masih terhalang celana.     

"Arrnghh!" Andrea busungkan dada saat mulut Dante menyesap rakus kedua puting payudara bergantian. Nafas keduanya terasa berat oleh libido yang memenuhi seluruh sel mereka.     

Nyonya Cambion masih terus gerakkan pantat agar mereka sama-sama terangsang.     

Brukk!     

Dante sudah rebahkan Andrea ke sofa. Ia renggut celana kulit Andrea hingga kini tersisa kain mungil berbentuk segitiga berwarna merah cerah. "Rupanya kau sengaja pakai begituan agar aku lekas terangsang, hum?"     

"Diam, Nephilim... dan cepat lepas celana lu sebelum gue berubah pikiran."     

"Diroger, sayank..." Dante bangkit sebentar untuk lepaskan semua baju yang menempel di tubuhnya. Kemudian dia kembali merunduk ke arah Andrea. Mencumbui bibir sang istri sembari goda klitoris yang tertutup celana dalam menggunakan jari.     

Kenakalan jari Dante mengakibatkan Andrea bergerak gelisah. Pinggulnya naik-turun gara-gara berahi mulai naik cepat.     

"Urmmchhh... mmpuaaghh! Dante! Jangan main-main, bodoh!" Andrea kesal, lepaskan cumbuan. Ia serasa hanya dibuat mainan saja oleh suaminya. Akhirnya ia sendiri berinisiatif lepaskan celana dalam ala bikini itu dari kaki.     

Kini ia tak tertempeli sehelai benang pun. Sama seperti suaminya. Kesempatan itu tak disia-siakan Dante.     

Pria Nephilim segera buka lebar-lebar paha Andrea, tahan kedua lutut istrinya ketika ia merunduk untuk geliatkan lidah di area sensitif Andrea.     

"Aarrgghh~ Daaannhh~" Andrea tak bisa menyangkal bahwa dia sangat menyukai perlakuan suaminya saat ini.     

Lidah rakus Dante bergulir menguasai klitoris Andrea, sesekali menghisap kuat lalu melepaskan dan menari liar kembali di sana. Andrea terus gerakkan pinggul tanpa sadar karena terjangan nikmat dari Dante.     

"Haarngh~ aanghh~ Daannhh! Daann~ ermmghh..." Andrea tak malu-malu lagi kini. Ia berusaha jujur akan apa yang dia rasakan.     

Tak lama, jemari Dante turut maju mengaduk liang vagina Andrea. Erangan manja sang Cambion kian keras. Berharap saja tak ada penjaga di dekat kamar itu.     

"Ermmlhh~ harrllgghh~ mmrrllgghh~ scrrpphh! Ccrpphh!"     

"Ouwgh, Daaanhh! Jahat! Lu jahat! Aarghh!" Andrea kian merasa kepalanya berputar. Pening akibat berahi yang memuncak. Akibatnya, ia pun menyerah, membebaskan cairan bening lengketnya keluar terburai ke mulut suaminya. "A-aarrnghh~ haaarnghh~ mmgghh..." Ia berhenti bergerak setelah kejang kecil ketika badai orgasme menerjang beberapa detik lalu.     

Nafas tersengal-sengal. Dada turun-naik secara menggiurkan.     

Dante terkekeh senang melihat istrinya. Ia sudah menyesap seluruh cairan yang dihadiahkan padanya. Lumayan, bisa untuk tambah kekuatan. Apakah kau sudah berubah menjadi iblis Incubus, Dan?     

Tangan Tuan Nephilim meraih bantal sofa, dan selipkan di bawah kepala Andrea, kemudian ia bergerak maju dan masukkan penis tegangnya ke dalam mulut sang istri yang paham akan kemauannya.     

"Mmrrgghh... Mmghh..." Andrea memegangi batang penis yang tak muat masuk ke mulut sembari dia mengocok sebagian penis suaminya di dalam rongga mulut.     

Dante makin terangsang menatap dari atas menyaksikan Andrea melomoti dan menghisap nafsu penisnya tanpa rasa jijik. Inilah visual kesukaan para pria.     

Mengamati pasangan bercintanya sedang melakukan blowjob untuknya. Itu sangat meroketkan libido bagi kaum pria.     

Andrea tak mau dikata amatir atau payah. Dia berjuang memanjakan penis suaminya. Lidah menggelitik ujung penis Dante, sambil sesekali hisap kuat kepala penis hingga Dante menggeram dalam.     

Ketika Dante merasa sudah di ujung tanduk, ia lekas mencabut penis dari mulut Andrea, tegakkan badan, tarik tangan Andrea agar istrinya bangkit dari sofa.     

Mereka kembali bercumbu panas. Andrea belitkan dua lengan ke leher Dante, dan tak malu-malu naikkan dua kakinya ke pinggang sang suami, melingkar di sana.     

Dante merespon, meremas dua pantat istrinya, menahan agar tubuh Andrea tidak  melorot dari gendongan depan.     

"Lu..." Andrea lepaskan cumbuan. "Lu pasti udah gini ama ratu keparat itu, kan?"     

Dante tatap geli istrinya yang jelas terlihat cemburu. "Secuilpun penisku tidak masuk satu pun lubang dia, sayank..."     

Drepp!     

Punggung Andrea ditempelkan ke dinding terdekat. Kedua kelamin digesekkan seraya kembali saling mencumbu. Hingga tak lama kemudian...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.