Devil's Fruit (21+)

Tragedi Kembali Bertandang



Tragedi Kembali Bertandang

0Fruit 380: Tragedi Kembali Bertandang     

"Masa sih ini tergolong binal?" elak Dante. "Cuma mo ngukur, tambah gede atau malah kempis."     

"Dante!" Setengah berbisik sambil memukul pelan punggung tangan suaminya, Andrea justru sandarkan kepala ke dada liat sang Suami.      

"Kenapa? Aku kan juga butuh disusui..."      

"Dante!" Kali ini Andrea melotot ke Dante yang terkekeh. Namun ia kaitkan dua lengannya ke leher Tuan Nephilim sewaktu tubuhnya dibopong ke ranjang.     

Malam itu Dante tidak memaksa harus bercinta dengan sang Istri karena Andrea mengaku masih merasa nyeri di liangnya pasca melahirkan.      

"Besok kita minta Druana menyembuhkanmu."     

"Isshh! Gak usah, Dan! Apaan, sih gitu aja kudu jadi urusan Druana?"     

"Kan biar cepat sembuh, yank..."     

"Csk! Bilang aja biar kamu cepet bisa ena-ena ma aku, ya kan?"     

"Hehe... sepertinya kita sudah sehati, saling mengerti satu sama lain."     

"Gundulmu, Dan!"     

Maka, yang dilakukan mereka hanyalah saling menyentuh. Andrea mengalah, memberikan pemanjaan pada batang jantan Dante. Namun, ketika Dante ingin memanjakan milik Andrea, wanita itu menolak dengan alasan masih masa nifas.      

Sebenarnya Dante tak perduli. Toh yang ia jilati bukan liangnya tapi benda di bagian atas dari liang tersebut. Tapi karena Andrea gigih menolak, maka Dante patuh dan hanya memeluk erat istrinya saat tidur usai ia ejakulasi.      

Andrea tersenyum diam-diam. Dirinya diliputi kebahagiaan usai duka mendalam. Yah, ia masih memiliki Jovano dan Dante. Ia harus kuat. Ia harus bangkit dan buktikan pada dunia bahwa ia tidak menyia-nyiakan pengorbanan sang Ibunda.      

-0-0-0-0-0-     

Di kediamannya, Ruenn sibuk melampiaskan amarahnya pada barang-barang yang ada di kamarnya.      

"MANUSIA SIALAN! LAKNAT! MANUSIA BEDEBAH! AARRGGHHH!" kutuknya untuk Andrea.     

Teriakannya diiringi tangisan. Akhirnya dia terduduk di lantai, tersedu-sedu mengingat Nivria. "Kenapa? Hiks! Kenapa kau merelakan nyawamu pada Cambion keparat itu, Ma? Hiks! Kenapa kau tak memikirkan perasaanku, Ma? Kenapa? Apa kau lebih sayang dia ketimbang aku? Hiks! Mamaaa... MAMAAA!!"     

Gadis itu pun melemparkan bola-bola energi ke sembarang arah, mengakibatkan kamarnya berantakan.  Beberapa pengawal yang mendengar keributan dari arah kamar Ruenn lekas mendatangi, kuatir terjadi apa-apa pada Puteri junjungannya.     

Namun, Ruenn justru menghajar dua pengawal tadi hingga keduanya mati mengenaskan.      

"LIHAT SAJA NANTI, MANUSIA CAMBION LAKNAT! AKAN KUBUAT KAU MENANGIS DARAH!"     

-0-0-0-0-0-     

Menyaksikan istrinya tidur bersama anak mereka, membuat hati Dante hangat seketika. Ia tak menyangka perasaan seseorang bisa sebahagia ini hanya dengan mengamati yang terkasih lelap bersama.     

Ingin mengecup, namun Dante kuatir membangunkan mereka. Senyum pun terurai di wajah. Rasanya tak ada bosan menatap kedua terkasihnya.     

Ia teringat bagaimana dulu dia begitu sengit ingin membunuh Andrea hanya karena ingin naik ke Nirwana semata. Hanya karena ingin berkumpul dengan sang Ayah dan diakui sebagai makhluk berderajat tinggi, ia sampai mengejar Andrea penuh nafsu membunuh.     

Tapi sekarang nafsunya sudah berbeda, ya kan Dan?     

Mendengus geli sendiri jika teringat kebodohan dia semasa lalu pada Andrea. Lihat, perempuan itu kini menjadi belahan jiwanya. Sumber kebahagiaan dia. Dan telah melahirkan anak yang sangat manis serta tampan untuknya. Anak yang luar biasa.     

Plus menjadi sekutu untuk kamu, Dan. Iya, kan?     

Kenzo muncul di depan pintu. Sepertinya sengaja menunggu Dante. Nephilim itu pun beranjak dari kamar mengikuti sang Panglima Incubus.     

"Ada apa?" Dante tau pasti ada sesuatu yang penting yang akan disampaikan Kenzo. Mana mungkin Incubus satu itu datang hanya ingin mengobrol dengannya saja?     

"Mata-mataku mengatakan pasukan Nirwana akan kembali menyerbu kemari lagi dalam dua hari mendatang," jawab Kenzo setelah mereka sampai di tempat sepi.     

"Hah?! Menyerbu lagi? Bukankah Andrea dan anak kami sudah bukan ancaman lagi untuk Nirwana?"     

"Kata mata-mataku, tujuan kali ini untuk membawamu kembali ke Antediluvian dan membunuh Andrea serta anakmu."     

"Kenapa?!"     

"Jangan tanya aku, bodoh!"     

Dante meremas helai legamnya, gusar. Kenapa dia harus kembali ke sana lagi? Kenapa pula Andrea dan anaknya musti dibunuh?!     

"Konon itu keinginan Ratumu," imbuh Kenzo.     

"Ratu Voira?!" Dante menyipitkan matanya, seolah tak percaya yang dia dengar.     

Kenzo gedikkan bahu, tak perduli. "Entah siapa namanya, tidak penting bagiku."     

"Apakah ayahnya Andrea tau mengenai ini?"     

"Iya, sudah. Beliau sudah mulai menyiapkan pasukan bersama Pangeran Djanh."     

"Djanh? Untuk apa Iblis mesum itu ikut serta?" Dante setengah berteriak tertahan.     

"Selama dia menguntungkan pihak kami, tak masalah." Kenzo telak memberikan kalimat hingga Dante susah menyangkal.     

-0-0-0-0-0-0-     

Dante gelisah. Lagi-lagi mereka harus menghadapi perang. Jujur saja dia tak nyaman dengan adanya perang antara Underworld dan Nirwana.     

Meski dia tau pilihannya tetap akan jatuh ke anak dan istrinya, namun tetap saja terasa aneh jika dia harus turut memerangi bangsanya sendiri.     

Haruskah?     

Hari berikutnya, Dante dipanggil Raja Zardakh secara khusus. Bapak muda pun mendatangi sebuah ruangan di istana Zardakh. Sudah ada Kenzo dan Myren di sana.     

"Dante, menantuku."     

"Ya, Ayah." Meski terasa pahit mempunyai ayah mertua seorang Iblis, namun Dante akan berusaha membiasakan itu.     

"Kau sudah tau tentang isu penyerangan Nirwana besok, kan?"     

"Sudah, Ayah."     

"Kuharap kau berada di pihak kami. Bukan begitu, Nak?"     

"Tak perlu diragukan, Ayah. Aku akan selalu melindungi Andrea dan anak kami." Dante masih berdiri menghadap King Zardakh yang duduk di singgasana.     

"Bagus. Dan aku harap kau juga ikut serta dalam pasukanku. Kau tak keberatan, kan?"     

Dante terperanjat. Dia ikut di medan pertempuran?! "Lalu siapa yang akan menjaga Andrea dan anak kami?"     

"Aku akan kirim anak istrimu ke dimensi khusus dimana tak akan bisa dimasuki siapapun yang tidak aku ijinkan. Nanti akan ada beberapa dayang kepercayaan akan menemani keduanya."     

Dante meneguk saliva. Berpisah dengan Andrea dan si kecil Jovano?     

"Bagaimana dengan kekuatanku, Ayah? Aku agak kewalahan dengan atmosfer Underworld."     

"Tenang saja. Aku bisa berikan sebagian hawaku agar kau bisa bertahan dan kuat di sini."     

Dante sekali lagi meneguk saliva. Menerima sebagian hawa dari King Zardakh? Apa maksudnya? Semoga bukan dengan cara penyatuan secara ragawi. Astaga, Dante! Memangnya mertua lelakimu akan menggauli kau?     

"Aku akan tiupkan hawaku ke mulutmu. Kemarilah sekarang." King Zardakh memanggil menantunya.     

Meski ragu, Dante tetap maju juga. Apakah akan ada darah Iblis di tubuh dia nantinya? Semoga tidak.     

Begitu Dante sudah di depan King Zardakh persis, sang Raja pun meniupkan nafas berwarna hitam ke arah mulut Dante. Tenang saja, Dan... bukan melalui ciuman, kok!     

Begitu uap tipis hitam itu masuk ke mulut Dante, tuan Nephilim terbatuk-batuk beberapa saat.     

"Biarkan hawaku menyatu sebentar di tubuhmu. Tak akan lama, kau akan merasakan energi besar setelah ini." King Zardakh memutar tubuh dan kibaskan lengan bajunya yang lebar.     

Kenzo menatap iri ke Dante. Mendapatkan sebagian kekuatan King Zardakh adalah bukti bahwa Raja Iblis itu telah menaruh kepercayaan penuh pada Dante.     

Myren melirik sang Ayah. "Jangan sampai kau mati, Bapak tolol."     

King Zardakh terkekeh. "Terima kasih atas perhatian darimu, anakku sayank."     

"Cih!" Myren mendecih. Lalu menatap tajam ke Dante. "Kau harus ingat baik-baik anugerah yang sudah diberi bapakku yang bodoh ini. Jangan sia-siakan. Bertempur lah yang hebat, jangan kecewakan kami!"     

"Ya, Kak Myren. Aku tau." Dante menyahut.     

"Awas saja kalau kau berani mengkhianati kami!" sambung Myren menggunakan nada tegas.     

"Ssshhhh..." King Zardakh menyentuh lengan anaknya. "Dia sudah tergila-gila dengan adikmu. Tak perlu ragu padanya, sayank."     

"Cih!" Myren buang pandangan ke tempat kosong. Meski dia tampak kejam dan kasar ucapannya, namun sebenarnya dia sayang dengan sang Ayah dan juga semua keluarganya, termasuk Andrea.     

Yah, rasa sayang kadang tidak melulu ditunjukkan dengan sikap manis, kan?     

-0-0-0-0-0-     

"Siapkan pasukan kita! Besok usai matahari muncul, kita semua langsung menuju ke Underworld!" seru Ratu Voira ke para prajuritnya.     

Pasukan dari Nirwana akan tiba besok subuh dan akan langsung bergabung dengan pasukan dia.     

Para prajurit berseru penuh semangat.     

"Bunuh Iblis yang sudah merenggut nyawa orang-orang tersayang kalian! Ingat akan perbuatan mereka menodai orang tersayang mereka!" teriak Ratu Voira di depan pasukannya.     

"Yeaaahhh!!!" teriak para prajurit serempak seolah mendapat suntikan semangat.     

Meski sebagian lagi bertanya-tanya bukankah yang membunuh para wanita Nephilim itu justru Ratu mereka sendiri? Tapi mereka tak berani bersuara.     

-0-0-0-0-0-     

Malam itu, ketika Andrea selesai menyusui anaknya, ia dikejutkan oleh kedatangan Ruenn yang melemparkan sesuatu ke arahnya. Benda yang tampak basah dan... berlumur darah?     

"Hadiah manis untukmu, Ka-kak!" ujar Ruenn sembari menyeringai.     

Ketika Andrea membuka bungkusan itu, muncul dua kepala berlumur darah.     

"OPAAAAA!!! OMAAAAA!!!" lolong sang Cambion begitu histeris melihat potongan kepala orang-orang terkasihnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.