Devil's Fruit (21+)

Threesome at The Office? Why Not? It's Hawt! (Bagian 2) (21+)



Threesome at The Office? Why Not? It's Hawt! (Bagian 2) (21+)

0Fruit 542: Threesome at The Office? Why Not? It's Hawt! (Bagian 2) (21+)     

Tiba-tiba Dante menjentikkan jarinya. Seketika, bajunya dan baju Giorge sudah menghilang. Juga dalaman dari Andrea. Mereka bertiga kini sama-sama telanjang.      

Giorge terkekeh dan melirik ke Dante. "Thanks, bro."      

"My pleasure," jawab Dante diiringi seringaian.      

Kedua pria itu akhirnya tersadar bahwa tidak ada gunanya mereka memperebutkan Andrea. Jika bisa dinikmati bersama-sama, kenapa tidak?      

Dan yang tidak diduga oleh kedua pria beda ras itu, ternyata menyaksikan istri tercinta disentuh dan disetubuhi pria lain cukup melejitkan libido mereka sendiri. Namun mereka sudah sepakat bahwa hanya mereka berdua saja yang boleh menyentuh Andrea.      

Sekarang, dengan masih sama-sama rebah dan juga telanjang total, Giorge memposisikan Andrea menghadap ke Dante yang ada di sisi kiri, sedangkan ia mengangkat satu paha Andrea usai menghentikan kocokan gilanya tadi.      

Satu kaki Andrea diangkat dan ditahan di atas oleh satu tangan Giorge yang sudah berbaring miring di belakang Putri Cambion. Batang jantannya sudah tegak berdiri semenjak tadi. Ia sudah tidak bisa menahan lebih lama.      

Perlahan-lahan, Tuan Vampir melesakkan batang jantan dia ke dalam vagina Andrea dari posisi Andrea miring memunggungi Giorge.      

Thrust!     

"Arrnghhh..." desah berat Andrea.      

"Hrrnghhh..." Tuan Vampir menderam ketika batangnya mulai tenggelam hampir sepenuhnya.     

Batang jantan itu bergerak pelan terlebih dahulu sembari ia terus menahan kaki Andrea yang diangkat agar memudahkan dirinya melakukan penetrasi.      

Sementara itu, pusaka arogan Dante yang juga sudah kokoh tegang, menginginkan pemanjaan dari Andrea. Ia ambil tangan istrinya dan bimbing ke pusaka kebanggaannya tersebut agar tangan sang Cambion bisa memanjakan sang pusaka.      

Andrea patuh dan tangan lentiknya mulai memberikan belaian, usapan, bahkan pemijatan dan lama kelamaan mengocok pusaka gagah Dante yang lurus dan tegak mengacung ke atas, seakan menantang Andrea.      

Tangan Dante memainkan kedua payudara Andrea, dan bibirnya bercumbu dengan bibir sang istri.      

Andrea mengocok cepat dan kadang lambat, lalu mengusap-usap ujung kepala pusaka sang suami pertama.      

Itu menyebabkan Dante mengerang frustrasi. Bagian paling peka miliknya sudah dikuasai ujung ibu jari Andrea. Hal demikian mengakibatkan cairan precum dia muncul dari lubang di pucuk sana.      

"Dante basah..." desah Andrea sembari lepaskan cumbuan. Ia menatap genit ke Tuan Nephilim.      

"Kau sekarang makin pintar menggodaku, yank..." balas Dante sambil raih tengkuk istrinya. "Ayo, gunakan precum aku untuk memudahkan kocokanmu."      

Nyonya Cambion patuh dan melaksanakan keinginan Dante. Itu membuat Dante mengerang keras sembari pejamkan mata. Terlalu nikmat, ini terlalu nikmat bagi Dante selain penetrasi. Tangan Andrea makin piawai sekarang.      

Di lain pihak, Tuan Vampir kian mempercepat laju batang jantannya memompa vagina Andrea. "Urgh! Hurghh! Rea... lubangmu... urghh! Selalu saja ketat meski kau... rrghh... sudah melahirkan dua anak! Urrghh! Ini... seperti menyetubuhi perawan saja! Hrrghh!"      

Andrea menoleh ke belakang, mencari wajah suami keduanya untuk menyahut, "Jadi... kau udah pernah menyetubuhi perawan, hm?"      

Tuan Vampir tergelak, dia keceplosan rupanya. "Itu... mrrghh... beberapa ratus tahun silam, Rea honey... hrrmghh... tapi masih lebih enak kamu."      

Andrea memutar bola matanya. "Aku gak akan terpancing rayuan gombal-gambilmu, Mister Kampret!" Ia sedikit kesal juga jika membayangkan Giorge menggauli perawan meski kejadian itu sudah sangat lama berlalu.      

Tapi, kekesalan Andrea tidak bisa berlangsung lama karena Giorge makin ganas memacu batang jantannya. Nyonya Cambion terhentak-hentak tak berdaya sekaligus nikmat. Ujung penis Tuan Vampir menohok berkali-kali di sebuah titik ternikmat Andrea di dalam sana.      

Di luar perkiraan, tangan Dante terjulur dan menggesek-gesek klitoris Andrea disaat sang Cambion sedang dihujam kuat-kuat. Ini benar-benar doble stimulasi yang terlalu nikmat.      

Mau tak mau, Andrea makin menjerit dan tubuhnya terhentak-hentak disela sengal napas pendeknya. Ia pun mulai muncratkan cairannya sembari pompaan penis Giorge tidak berhenti.      

Setelah itu, Giorge berhenti sejenak agar Andrea bisa mengatur napas.      

Namun, itu tidak lama, karena Giorge kembali memacu penisnya secara cepat tanpa diduga Andrea.      

Sang Cambion tak bisa mengudarakan protesnya selain hanya erangan dan rintihan sensual saja sebagai respon atas tindakan suami keduanya.      

Dante bergerak, berlutut di depan wajah Andrea dan mengangkat sedikit kepala Putri Cambion agar mulut Andrea menerima pusaka miliknya.      

Maka, jika mulut bawah Andrea sedang dipompa penis Giorge, maka mulut atas Nyonya Cambion mulai dipompa penis Tuan Nephilim.      

Satu tangan Andrea ikut mengocok batang penis Dante yang tidak bisa muat masuk ke mulutnya. Batang pusaka itu terlalu panjang untuk dimasukkan seluruhnya ke mulut dia.      

Dante mulai ikut mengerang, bersahut-sahutan dengan deraman Giorge dan rintihan tertahan Andrea yang sedang sibuk melakukan blowjob.      

"Bro, alangkah bagusnya jika ini direkam, kau setuju?" Tuan Vampir tiba-tiba saja mengudarakan sebuah gagasan gila disela pompaan penisnya di vagina ketat sang istri.      

Andrea mendengar itu dan lekas menggeleng dengan wajah penolakan.      

Dante terkekeh. "Sepertinya itu bukan merupakan ide yang buruk, Bro. Kita bisa menonton ulang bersama-sama nantinya, benar kan?"      

"Ha ha ha! Setuju! Itu sungguh-sungguh hal yang seksi untuk suami istri seperti kita ini, ya kan?" Ganti Giorge yang terkekeh ringan menanggapi Dante.      

Syuutt!     

Tangan Dante melambai dan tiba-tiba saja sudah ada kamera lengkap dengan tongkat tripod-nya di ujung tempat tidur, langsung merekam kegiatan intim mereka ini.      

Andrea mengerang keras meski mulutnya masih dipenuhi penis Dante. Ia melotot protes. Bisa-bisanya kedua suaminya berkonspirasi untuk hal segila ini!      

Tapi apa daya Andrea? Ia masih dikuasai dua pria kekar dan gagah tanpa bisa melawan atau pun menjangkau kamera di selatan sana.      

Rupanya, Dante tidak main-main. Dengan kekuatannya, dia menggerakkan kamera di udara seolah-olah kamera itu ada yang memegangi.      

Kamera ajaib itu merekam segala sudut dari tubuh mereka. Ini benar-benar seperti mereka sedang melakukan syuting adegan porno di AV (Adult Video).      

Andrea pejamkan mata, wajahnya merona parah. Ia tidak bisa membayangkan jika video intim mereka ini ditonton ulang. Ia bisa mati malu!      

Kamera itu bergerak ke sana kemari. Terkadang menyorot di penis Giorge yang sedang mengaduk-aduk vagina Andrea dengan sangat jelas karena satu kaki Andrea masih ditahan tangan Tuan Vampir di atas.      

Kadang pula, kamera itu bergerak di udara dan merekam bagaimana mulut Andrea melomoti dan menghisap-hisap pusaka gagah Dante secara erotis.      

Kamera itu juga mengabadikan bagaimana dua payudara Andrea bergerak sangat sensual ketika tubuhnya dihentak-hentak oleh Tuan Vampir.      

Kedua lelaki beda ras itu sama-sama tersenyum penuh arti. Mereka tidak sabar untuk menonton hasil rekaman ini nantinya.      

Andrea hanya bisa memejamkan mata, lalu mendelik ganas ke Dante yang menyeringai, kemudian melirik tajam ke Giorge yang menoleh ke depan.      

Satu tangan Andrea meremas rambut Tuan Vampir dan menariknya untuk melampiaskan kekesalannya.      

"Aduduh, Rea. Ha ha ha... jangan marah, honey." Tuan Vampir tau Andrea sedang menyalurkan kesalnya atas perekaman ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.