Devil's Fruit (21+)

Threesome at The Office? Why Not? It's Hawt! (Bagian 3) (21+)



Threesome at The Office? Why Not? It's Hawt! (Bagian 3) (21+)

0Fruit 543: Threesome at The Office? Why Not? It's Hawt! (Bagian 3) (21+)      

Andrea tidak bisa berlama-lama kesal karena kini konsentrasinya terfokus ke liang ketatnya yang makin disodok kuat-kuat dan cepat oleh penis suami keduanya. Belum lagi penis Dante juga mulai menggila di mulutnya.      

Nyonya Cambion menyemburkan cairan orgasme dia terlebih dulu, kemudian sekian menit berikutnya, gantian Giorge yang melepaskan semburan hangat dia, lalu disusul Dante yang menembakkan peluru cair di dalam mulut Andrea.      

Semua 'mulut' Andrea menerima curahan cairan ejakulasi kedua suaminya. Ia juga mati-matian menelan sperma sang suami pertama. Kata Kak Myren dan para Succubi, sperma lelaki sangat berguna untuk penampilan awet muda dan kekuatan mereka.      

Andrea percaya dan ingin membuktikannya.      

Rasanya memang getir dan sedikit manis asam, tapi Andrea tidak terlalu memperdulikan itu dan tetap menelannya.      

Dante memahami susah payah istrinya menelan sperma dia dan jarinya bergerak untuk kemudian sebuah gelas berisi air dingin ada di genggamannya lalu diberikan ke sang istri untuk diminum.      

"Thanks, Dan..." ucap Andrea sangat berterima kasih atas pengertian sang suami pertama.      

Tuan Vampir pelan-pelan melepaskan batang jantannya dari dalam liang ketat Nyonya Cambion. Andrea membiarkan saja lelehan putih kental keluar dari lubang nikmat dia dan membasahi seprei.      

Andrea duduk untuk meminum air dingin yang diambilkan Dante tadi.      

Sementara itu, dua lelaki beda ras itu juga ikut duduk. Dante berada di belakang, dan Tuan Vampir ada di depan Andrea.      

Putri Cambion selesai minum segelas air dingin menyegarkan dan sekaligus menyelamatkan tenggorokannya itu. Dante pun melenyapkan gelas kosong tadi.      

Kini mereka bertiga dalam posisi duduk menghimpit Andrea yang berada di tengah-tengah.      

Giorge yang berada di hadapan Andrea, menjulurkan kedua kakinya secara santai di atas ranjang. Andrea menaruh dua kakinya di atas paha Tuan Vampir. Dante turut menopangkan dua paha dia di tulang kering Giorge.      

Mereka mulai saling menyentuh dan mencumbu satu sama lain. Andrea bergantian meladeni cumbuan dua suaminya, sementara payudaranya diremas-remas tangan besar Giorge secara lembut dan seduktif. Sesekali dua jari Tuan Vampir memilin, memainkan puting dada Andrea yang menegang.      

Sedangkan Dante menjulurkan tangannya untuk bergerak menyusup di kewanitaan istrinya yang masih basah bekas gempuran penis suami kedua sang Cambion.      

Andrea mengerang lirih ketika klitorisnya diusap-usap jari Dante. Ia pun sandarkan punggungnya di dada Tuan Nephilim. Kepalanya rebah di bahu Dante sembari dia terpejam.      

Putri Cambion membiarkan kedua puting payudaranya dilumat bergantian oleh Giorge sembari diremas-remas. Dua tangan Andrea menjangkau leher Dante dan dilingkarkan di sana.      

Kedua tangan Dante makin berkarya demi kenikmatan sang istri tercinta. Tangan kiri membuka bibir labia mayora di selatan Andrea, sedangkan tangan kanan bertugas menggesek-gesek klitoris yang bisa leluasa dijangkau usai kedua bibir labia mayora Sang Cambion dibuka.      

Sensasi nikmat, pedas, namun sangat memabukkan, berhasil dicapai Andrea ketika klitorisnya terus dielus secara hardcore oleh Dante. Tuan Nephilim selalu bisa memanjakan daerah itu.      

Kaki Andrea mulai mengejang dan pinggulnya terangkat berkali-kali dan kemudian dia kejang-kejang kecil setelah melolong sembari semburkan orgasme dia.      

Giorge memberi kode ke Dante. Tuan Nephilim paham. Ia menggunakan kekuatannya untuk menggerakkan tubuh dia dan Andrea ke belakang hingga mendekati kepala ranjang.      

Dante bersandar di kepala ranjang yang empuk sambil dia mengangkat tubuh istrinya dan melesakkan pusaka sombongnya yang telah mengacung arogan memasuki vagina ketat sang istri dan tenggelam seluruhnya di sana.      

"Ooorrghh..." deram Dante ketika penisnya berhasil masuk di liang favoritnya.      

"Errnnghh..." Andrea ikut mengerang ketika lubang ketat dia merasa dipenuhi oleh benda tumpul besar dan panjang milik suami pertamanya.      

Dengan posisi memunggungi Dante, ia mulai dihentak Tuan Nephilim. Tubuhnya terlonjak-lonjak naik turun dan kamera tadi masih saja terus bergerak berputar-putar di sekeliling mereka, mengabadikan segala gerakan erotis ketiganya.      

Dua payudara Andrea bergoyang naik turun secara indah. Bongkahan montok kembar itu masih saja kencang meski Andrea sudah melahirkan dua kali dan bahkan menyusui kedua anaknya ketika mereka bayi.      

Namun, itu seakan-akan tidak membuat payudara Andrea mengendur sedikitpun, tetap kencang dan terlihat sangat sensual ketika bergerak.      

Visual demikian sangat membangkitkan libido Tuan Vampir.      

Maka, Giorge pun bangkit dari duduknya dan ia mulai menghampiri Andrea yang terus dihentak penis Dante dari bawah.      

Dante melandaikan dirinya, paham bila Giorge datang dan pasti akan melakukan sesuatu pada Andrea.      

Benar saja, Tuan Vampir berdiri di depan Andrea dan menjejalkan penis besarnya yang sudah menegang kembali.      

Andrea merespon cepat dan rebahkan kepalanya di dahi Dante dan dua tangan Andrea dijulurkan ke belakang berpegangan pada tepian sandaran ranjang.      

Giorge turut maju dan mundurkan penisnya di mulut sang istri. Dua pria itu saling menggeram nikmat penuh birahi, sedangkan Andrea mengerang tertahan sembari tubuhnya terus terhentak-hentak karena ulah Dante.      

Kamera berkeliling merekam segala sudut adegan intim itu. Jika mereka nanti menonton ulang, pasti mereka akan terangsang sendiri.      

Dante pun mempercepat laju pusaka kokohnya. Demikian pula batang jantan Giorge yang juga mengocok mulut Andrea secara gila.      

"Hrrghh! Hrrghh!"      

"Mrrfhh! Mmpphh!"      

"Orrghh! Horrghh! Ini.. sangat nikmat, sayank!"      

Ketiganya saling menyuarakan apa yang sedang mereka rasakan masing-masing.      

Mungkin ketiga orang ini juga takkan mengira akan melakukan sesuatu seperti ini. Nasib dan takdir memang terkadang berjalan dengan cara yang ajaib.      

Setelah hampir dua puluh menit berlalu, penis Giorge yang pertama-tama menyerah dan berikan semua cairan kentalnya untuk ditelan Andrea.      

Lagi-lagi Dante menghadirkan segelas air dingin segar untuk diteguk sang istri sambil dia berhenti mempersilahkan Andrea minum dulu.      

Setelah Andrea selesai minum, dia kembali menghentakkan penisnya secara hardcore di liang sempit istrinya. Tuan Vampir sudah menyingkir dan duduk di tepi ranjang menonton keduanya yang masih berjuang.      

Iseng, tangan Giorge menggapai klitoris Andrea untuk menggoda sekaligus mempercepat limit Andrea datang.      

Seperti yang dia duga, Andrea mulai mengerang gila memanggil nama kedua suaminya dan akhirnya menyerah menyemburkan air bening spesialnya disela-sela pompaan penis beringas Dante.      

Hal ini juga memicu Dante mencapai limitnya sendiri.      

Selang tiga menit dari Andrea orgasme, Dante juga meraungkan suaranya ketika dia mencapai ejakulasi. Ia berikan seluruh air jiwanya ke Andrea, memenuhi di sana, tak bisa keluar saat ini karena ketatnya vagina Putri Cambion.      

Cairan putih kental Dante baru bisa keluar setelah Tuan Nephilim mencabut penis dari sana. Lelahan kental itu turun dan berakhir di seprei ranjang ruangan Giorge.      

Tempat tersembunyi berisi ranjang ini tidak mudah ditemukan di ruangan sang CEO kecuali membuka sebuah pintu di dekat kamar mandi. Tadinya, ruangan itu hanyalah sebuah ruang ganti. Dan akhirnya diisi ranjang oleh Andrea.      

Ternyata, itu tidak sia-sia. Selain sebagai tempat istirahat pemilik ruangan, juga bisa digunakan jika hasrat sudah tidak bisa terbendung lagi.      

Andrea kini terengah-engah dan Dante pelan-pelan membaringkan Andrea ke sebelahnya. Ia berdiri untuk membersihkan diri di kamar mandi sebelah ruangan spesial itu.      

Giorge sudah lebih dahulu membersihkan diri.      

Usai Dante keluar dari kamar mandi kecil, gantian Andrea yang masuk ke ruang lembab tersebut untuk membilas vaginanya sampai bersih.      

Begitu dia keluar dari kamar mandi, Andrea sudah mendapati dua suaminya telah memakai baju lengkap seperti sebelumnya. Ia juga lekas memakai bajunya sendiri.      

Lalu, mereka mulai berjalan keluar dari ruangan spesial itu untuk duduk di sofa ruang Giorge.     

Namun, Andrea terpekik begitu ia keluar dari ruangan. "Babeh!"     

King Zardakh sudah duduk tenang di salah satu sofa sambil membolak-balikkan majalah bisnis di tangannya tanpa menoleh. "Sudah selesai?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.