Devil's Fruit (21+)

Solusi Itu...



Solusi Itu...

0Fruit 537: Solusi itu...     

Andrea sangat beruntung hari ini.      

Pagi itu, Ivy tidak rewel ketika ditangani oleh dia sendirian. Putrinya patuh mandi dan dipakaikan pakaian seragam sekolahnya. Kemudian, dengan mudah digiring ke ruang makan untuk sarapan.      

Andrea ingin putrinya makan di rumah saja. Ivy tidak protes dan menghabiskan makan paginya dengan patuh.      

Setelah itu, Jovano juga turun dari kamarnya dan mau makan pagi juga. Kedua anaknya sangat patuh pagi ini, sangat meringankan hati Andrea.      

Tak lama kemudian, ia pun mengeluarkan mobilnya dari garasi, memanaskan sebentar sebelum mengantar dua anaknya ke sekolah masing-masing. Ivy di TK K-Space, sedangkan Jovano di SD Laurus Internasional.      

"Jo, ntar pengin dijemput jam berapa?" Andrea bertanya dulu ke putranya sebelum sang putra turun dari mobil.      

"Aku pulang bersama teman, langsung ke rumah Zevo, Mom." Jovano menjawab.      

"Ke rumah Zevo? Kenapa?" Andrea agak heran.      

"Sekarang di rumah dia ada dojo untuk kegiatan bela diri. Hari ini jadwal untuk Aikido." Jovano menjelaskan singkat.      

Ternyata saran Andrea pada Revka kala itu dipikirkan serius oleh Nyonya Nephilim. "Lalu klub kamu?"      

"Hari ini klub panahan. Sehabis dari klub, aku langsung ke tempat Zevo, Mom. Paham, kan?"      

"Astaga, bujang! Kamu latihan ciat ciat dua kali?" Andrea sampai memekik kaget.      

Jovano mengangguk.      

"Sayank, kamu ini masih 10 tahun! Eh kurang dikit, sih! Yah, intinya... kamu masih kecil, Jo! Tenaga kamu jangan seenaknya diforsir gitu! Ntar sakit!"      

"Mom... i am strong enough to do those kinda sports in one day! You gotta believe me, ok?! Don't underestimate my power and my strength!" Jovano menampilkan raut penuh percaya diri.      

Andrea mendesah tak berdaya. "Ya udah. Berarti ntar Mama jemputnya di rumah Tante Revka?"      

"Zevo bilang nanti sopirnya akan mengantar aku pulang, Mom. So you no need to worry bout that." Anaknya menyahut ringan.      

"Hghh... ya udah kalo emang kayak gitu. Jaga diri, yak! Jangan bandel, jangan gelut di sekolah!" pesan Andrea yang dijawab dengan Jovano memutar dua bola matanya. Kemudian, bocah itu turun dan ibunya pun melanjutkan perjalanan kembali ke mansion.      

Sejak ia banyak di rumah, urusan mengantar jemput anak memang menjadi pekerjaan dia. Kadang Jovano mau dijemput, kadang pula dia pulang bersama teman dia. Sedangkan untuk Ivy yang masih kecil, masih berumur 4 tahun, ibunya memang mengantar dan menjemput.      

Ketika Andrea sampai di mansion, dua suaminya sudah pulang dan bersiap dengan kegiatan masing-masing. Satu orang akan ke kantor, dan satunya lagi akan ke kafe.      

Hari itu Andrea benar-benar bisa bersantai dan mood-nya kembali enak, membaik.      

Malamnya setelah semua orang berada di rumah, usai makan malam bersama, anak-anak naik ke kamar masing-masing. Jovano satu kamar dengan Gavin. Ivy ke kamarnya sendiri yang didesain ala kamar putri raja Eropa jaman dulu dan didominasi warna merah muda.      

Shelly membereskan piring dibantu Andrea, sementara para pria menonton televisi di ruang tengah bersama-sama.      

Usai dengan pekerjaan di dapur, Andrea dan Shelly mulai beranjak naik ke lantai atas. Keduanya berpisah di lorong atas. Shelly ke kamarnya sendiri di bagian ujung, dan Andrea juga ke kamarnya sendiri di ujung satunya.      

Nyonya Cambion ingin mengganti pakaiannya dengan baju tidur, sepasang piyama yang mirip dengan lingerie, berwarna ungu dengan tepian hitam.      

Baru saja dia selesai berganti baju untuk bersiap ke tempat tidur, ia melihat Giorge masuk ke kamar. Andrea tersenyum menyambut kedatangannya.      

Namun, alangkah kagetnya Nyonya Cambion ketika melihat sosok yang juga ikut masuk ke kamarnya.      

"Dante?" Andrea bingung. Kenapa dua suami dia masuk ke kamar secara bersamaan? Apakah mereka akan membahas sesuatu yang penting?      

Tetapi, anggapan Andrea segera buyar ketika melihat Dante mengunci kamar itu. Keduanya berjalan bersama-sama ke arah Andrea yang berdiri dalam heran.      

"Kami merindukan kamu, Rea..." Giorge maju dan memeluk pinggang istrinya dari sisi kiri Andrea.      

"Hah?" Andrea tambah bingung.      

Apalagi ketika Dante juga maju dan merengkuh dia dari arah kanannya dan langsung saja tolehkan dagu Andrea ke arah Tuan Nephilim untuk melumat bibir sang Cambion.      

"Tu—mmpphhh..." Andrea tak bisa menyelesaikan ucapannya karena mulut Dante sudah menyumpal. "Mmmppghh... mmrrffhhh..."      

Putri Cambion mendelik saat merasakan payudaranya diremas. Ternyata Giorge!      

'Apa-apaan ini?!' Andrea terkesiap dan batinnya terpekik kaget.      

"Sudah aku katakan tadi, kan Rea? Kami merindukan kamu..." Tangan Giorge terus aktif meremas bongkah kenyal Andrea dan memainkan pucuk payudara sang Cambion, sehingga pucuk itu pun mulai menegang.      

Belum sempat Andrea bereaksi lebih jauh, dagunya sudah dialihkan oleh tangan Tuan Vampir sehingga kini bibirnya terlumat oleh pagutan Giorge, sedangkan tangan Dante sudah merayap ke bawah, masuk ke dalam celana pendek piyama dari bahan satin itu.      

"Haanghh..." Andrea mau tak mau mendesah karena benda paling sensitif dia disentuh. Apalagi Dante paling paham bagaimana menstimulasi daerah itu.      

Sementara Giorge melumat bibirnya sembari tangannya meremas payudara Andrea, Dante menyibukkan diri dengan menciumi leher istrinya disertai aksi tangannya pada daerah kewanitaan sang Cambion.      

"Orrllhh... mmrccpphh... ummrrlhhh... ngaannhhh..." Andrea tak berkutik. Dua pria itu menyerang seluruh titik pekanya.      

Otak Andrea masih saja berpikir sambil terheran-heran, kenapa kedua suaminya melakukan ini padanya? Kenapa bukannya mereka menunggu giliran seperti biasa tapi justru...      

Ohh, Nyonya Cambion tidak tau bahwa ini adalah solusi yang diberikan oleh sang ayahnya, King Zardakh pada dua pria beda ras tersebut.      

King Zardakh memberikan pemahaman tersendiri pada Dante dan Giorge sehubungan dengan solusi ini. Yah... yang terbaik memang melakukan ini.      

Threesome.      

Di saat gairah kedua pria itu sama-sama sedang menanjak naik, kenapa tidak lakukan saja bersama-sama? Demikian kata Tuan Raja Zardakh pada Dante dan Giorge malam itu. Bahkan King Zardakh meminta mereka untuk mencari refrensi melalui situs online mengenai gerakan-gerakan dari threesome yang bisa mereka pelajari untuk mencapai solusi ini.      

Tak heran, kedua pria itu semalaman bersama-sama mempelajari gerakan-gerakan spesial agar mereka bisa beraksi seperti sekarang ini. Mereka ingin membahagiakan Andrea tanpa adanya konflik lagi.      

Kini, hanyalah Andrea yang kebingungan atas sikap dua suaminya. Namun, mau bagaimana lagi jika kedua pria beda ras itu sudah terus menerus memberikan sekian semburan stimulasi pada berbagai sudut tubuh Andrea. Ia hanya bisa mendesah dan mengerang. Menerima semuanya dan mencoba mengimbangi, meski masih sangat awam mengenai ... threesome.      

"Sayank... kamu basah..." bisik Dante di dekat telinga istrinya.      

"Hngaahh... nnhhh... Daannnhh..." Bagaimana dia tidak basah jika jari suami pertamanya terus saja mengelus-elus klitorisnya secara agresif.      

Disambung dengan Giorge yang telah melucuti piyama atasnya dan mulut Tuan Vampir telah mengurung salah satu puting payudara miliknya untuk dihisap-hisap penuh napsu.      

Andrea sedang diserang oleh dua pria yang sedang dilanda 'lapar'.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.