Devil's Fruit (21+)

Rekonsiliasi



Rekonsiliasi

0Fruit 536: Rekonsiliasi     

Andrea merasakan tidur nyenyak malam itu, sendiri saja. Paginya, dia terbangun dan menggeliat nyaman, lalu mulai keluar dari kamar Dante untuk berjalan ke bawah, mencari minuman dingin seperti yang biasa dia lakukan setiap bangun tidur.      

Di ruang makan yang menyambung dengan dapur, dia bertemu Shelly dan Kenzo yang sedang bercengkerama berdua saja.      

"Pagi, guys!" sapa Andrea sambil berjalan ke depan lemari es untuk mencari yang segar-segar.      

"Pagi, Ndrea..." Shelly membalas.      

"Selamat pagi, Tuan Putri..." Kenzo tak ketinggalan.      

Andrea baru saja mengambil mangkuk besar berisi potongan melon dan semangka yang baru saja disediakan Shelly dan di simpan di lemari es ketika istri dari Panglima Incubus itu berkata, "Ndrea... apa nggak lebih baik-"     

"Ssstt... beb, jangan belain mereka, plis." Andrea segera memotong ucapan Shelly. Sepertinya dia tau sahabatnya akan menguarkan kalimat apa padanya. Terbukti dengan Shelly yang terdiam dan mengulum bibirnya sendiri. "Kalian juga dengar kan semalem gimana mereka kekanakan gitu? Nah, udah bagus aku cuma tinggal mereka di luar kamar."      

Andrea mulai memakan potongan-potongan kecil melon dan semangka menggunakan garpu dan duduk di sebelah kanan Shelly.      

Sang sahabat tak tau harus berkata apa lagi jika dia sudah kepergok akan membahas apa yang terjadi semalam antara Dante dan Giorge.      

"Tapi, Tuan Putri... sebagai lelaki, saya bisa memahami apa yang mereka rasakan." Kenzo memberanikan diri bicara menggantikan istrinya. "Apalagi jika... kami sedang in heat, terkadang itu susah dilawan, harus lekas dituntaskan."      

Putri Cambion menatap ke panglimanya sambil menyelesaikan kunyahannya, lalu berkata, "Aku gak perduli mereka mo horny atau kagak, asal jangan perlakukan gue kayak benda yang bisa seenaknya ditarik sana sini sambil ngomel-ngomel gak aturan, kayak aku ini angin kentut doang. Kenapa mereka egois ama keinginan mereka sendiri? Kenapa mereka kagak nanya ke aku dengan siapa aku pengin tidur malam itu? Apa aku gak ada hak untuk menentukan begituan?" Ia menumpahkan kekesalannya.      

Shelly memeluk tubuh sahabatnya dari samping. "Udah dong, ahh... jangan marah-marah melulu. Gak baik kalo didengar anak-anak..."      

Sang Cambion pun menoleh ke Shelly dan tersenyum. "Tinggal gimana ntar mereka bersikap aja, sih. Kalo masih aja rebutan kayak bocah cilik, yah silahkan aja mereka tidur sendiri lagi ntar malam."      

"Met pagi semua..." Dante muncul di ruang makan dan melihat ada istrinya di sana. Shelly dan Kenzo menjawab sapaannya. Ia pun melangkah ke Andrea dan lekas berlutut. "Sayank... maafkan aku semalam sudah egois dan bersikap buruk." Ia memeluk paha Andrea sambil menatap penuh harap ke sang istri.      

"Hghh!" Andrea mendesah kuat-kuat.      

"Aku janji tidak akan membuat masalah lagi pada Gio. Aku akan kembali berusaha akur dan tidak berdebat dengan dia." Dante berikan senyum samarnya disertai pandangan mengiba ke Andrea.      

Andrea membuang pandangan ke Shelly. Sang sahabat justru mengangguk kecil seolah ingin Andrea mempercayai Dante. Menoleh ke Kenzo pun sama saja. Akhirnya dia pun melabuhkan mata ke Dante. "Kita liat aja nanti gimana!" ketus Andrea. Dia tidak mudah mengganti marah dengan suka cita!      

"Ohayou..." Tak berapa lama, muncul Giorge mengalunkan salam pagi ke semua yang di ruang makan. Senyum cerahnya tidak pernah luntur dari wajah ramahnya.      

"Ohayou mo..." balas Shelly dan Kenzo hampir bersamaan.      

Ketika Tuan Vampir mendapati Andrea sedang duduk dan Dante bersimpuh di hadapannya, ia pun melangkah mendekat ke sana. Dante otomatis berdiri.      

Giorge menjangkau kepala istrinya untuk berikan kecupan di puncak kepala sang Cambion. "Maafkan sikap tidak masuk akalku semalam, yah Rea. Aku merasa bodoh sendiri kalau ingat itu..."      

Andrea mendongak ke Tuan Vampir. "Gue harap sih gue kagak perlu lagi liat kekanakan dari kalian atau gue mendingan pergi aja deh jauh-jauh dari kalian!"      

"Eh, tolong jangan, Rea!"     

"Sayank, jangan ngomong begitu!"     

Kedua pria beda ras itupun lekas bicara mengomentari ancaman dari Putri Cambion. Andrea mendengus keras dan buang pandangannya ke arah lain.      

"Oh ya, Dan, jadi kan ke lapangan tenis sebelum kau ke kafe?" Tuan Vampir bicara pada pria Nephilim di dekatnya.      

Dante mengangguk dan menjawab, "Tentu saja jadi. Mumpung ini masih jam segini. Aku sudah tau lapangan tenis yang buka di jam ini. Kau ke kantor jam berapa?"      

"Sekitar tiga jam lagi, tak apa. Masih cukup waktu." Giorge menjawab sembari menatap ke jam dinding tak jauh dari tempatnya berdiri.      

"Oke, baguslah kalau begitu. Ayo kita ganti baju dulu."      

"Apakah kita perlu bawa dua baju ganti?"     

"Sepertinya tak perlu. Cukup lepas saja kaos basah kita nantinya dan pulang."     

"Ha ha ha, kau gila! Ingin ditangkap polisi, Dan?"     

Andrea tercengang mendengar kedua suaminya berbincang seakan-akan dia benar-benar angin. Shelly dan Kenzo juga sama herannya. Hanya dalam waktu satu malam, keduanya bisa langsung akur setelah bertengkar.      

"Kalian..." Andrea sampai bingung ingin memilih kata-kata apa akan situasi aneh ini. Iya, ini memang aneh baginya. Tidak biasanya Dante dan Giorge bisa mempunyai agenda berolah raga bersama.      

"Sayank, kau bisa antar anak-anak sekolah, kan?" Dante menoleh ke Andrea.      

"Maaf, Rea. Kami sudah berencana bermain tenis pagi ini. Tolong antar Jo dan Ivy ke sekolah, yah!" sambung Tuan Vampir.      

"O-ohh, oke." Andrea malah linglung dan menerima kecupan singkat dari dua pria itu di kening dan pipinya sebelum Dante dan Giorge berlalu dari ruang makan untuk bersiap-siap main tenis di lapangan umum.      

Sepeninggal Dante dan Giorge, Shelly malah terkikik geli melihat Andrea masih saja bengong.      

"Kalian liat itu?!" tanya Andrea pada Shelly dan Kenzo dengan wajah heran. "Bisa-bisanya gue macam angin doang, dah!"      

"Hi hi hi... Ndrea... kamu ini... diperebutkan, gak terima. Sekarang mereka asik sendiri mengabaikan kamu... kamu juga gak terima. Hi hi hi..." Shelly masih saja terkikik.      

Kenzo bertanya-tanya, apakah ini solusi yang diberikan oleh Tuan Raja Zardakh semalam? Ia sempat menguping akan kedatangan rajanya, namun ketika akan mendengar lebih jauh mengenai apa solusi itu, Shelly keburu menarik dia dan meminta dimanjakan di ranjang.      

"Disyukuri saja, Tuan Putri." Kenzo menimpali. "Setidaknya, mereka sekarang sudah rukun dan akrab, bahkan memiliki kegiatan bersama begitu. Daripada menyaksikan mereka ribut, ya kan Putri?"      

Andrea mendecih. "Csk! Ya udah, bentar lagi mo anter anak-anak. Semoga aja Ivy kagak nguji kesabaran gue pagi ini. Dia terlalu ketergantungan ma Gio!" Ia bangkit dari duduknya dan mengembalikan mangkuk besar berisi potongan buah melon dan semangka ke dalam lemari es.      

"Selamat berjuang, Ndrea!" Shelly memberikan semangat pada Andrea.      

Wanita Cambion itu mendecih sekali lagi dengan raut putus asa, karena putrinya memang agak susah ditangani dia sendiri jika tak ada Giorge. Bagi Andrea, Tuan Vampir sudah seperti pawangnya Ivy.      

-0-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.