Devil's Fruit (21+)

Water Park di Istana Pangeran Djanh



Water Park di Istana Pangeran Djanh

0Fruit 532: Water Park di Istana Pangeran Djanh     

Siang itu, mereka satu rombongan beberapa keluarga sungguh menjalani hari dengan penuh meriah dan berlimpah kebahagiaan berkumpul dengan orang-orang tersayang mereka.      

Terutama Andrea yang seakan-akan harapannya sudah terkabul. Yaitu pulangnya Dante.      

Sore harinya, mereka kembali berkumpul bersama untuk mendatangi kolam renang di rumah Revka yang sangat luas. Semua orang bergembira di sana. Kebetulan mereka memiliki 2 kolam renang, untuk yang dewasa dan anak-anak.      

Tidak itu saja, bahkan ada juga bagian kolam anak yang diberi fasilitas seperti water park.      

Pangeran Djanh tidak menahan diri membangun istananya di dunia manusia. Tentu saja ini atas keinginan sang istri. Rumah mereka luasnya 3 kali mansion milik Andrea. Wajar saja karena kekayaan King Huvr masuk dalam 10 Raja Iblis terkaya di Underworld.      

Sedangkan Pangeran Djanh diberikan sebuah tambang minyak bumi dan tambang permata oleh ayahnya. Hidup ala Pangeran Incubus itu sungguh melebihi para sultan.      

Jika dulu, Pangeran Djanh bisa bebas menghamburkan uangnya untuk mengumpulkan selir sebanyak mungkin, namun setelah kehadiran Revka, semuanya dipangkas dan diberikan hanya ke Revka dan anak-anak mereka.      

Dan sore yang teduh ini dimanfaatkan mereka semua untuk menikmati waktu sembari menunggu senja.      

Gelak anak-anak terdengar bersahut-sahutan di sepanjang kolam dan wahana water park. Mereka semua saling bersenang-senang.      

Sedangkan para orang tua, ada yang benar-benar berenang, ada yang hanya berendam, dan ada juga yang duduk santai sambil mengawasi anak.      

"Perasaan terakhir gue ke sini belom ada ember tumpah ama perosotan air, ya kan? Dulu cuma ada air terjun ama kolam ombak doang, kan?" Andrea bertanya ke Revka. Kedua ibu muda seksi itu sedang bersama-sama rebah santai di salah satu bangku plastik kokoh di tepi kolam renang dewasa.      

Revka tersenyum menyeringai sambil membenarkan letak kaca mata suryanya yang besar hampir menutupi seluruh wajahnya. "Aku bangun lagi yang lebih banyak untuk arena main anak-anak, biar bocah aku kagak kelayapan di luar rumah kayak bocahmu." Ia tak segan-segan menyindir mengenai Jovano.      

Nyonya Cambion mendecih. Ia memanjangkan handuk mandi yang menutupi pahanya. Mereka semua meski tidak berenang tetap saja memakai baju renang. "Jovano kelayapannya kan bener, kagak yang aneh-aneh. Apalagi dia punya tekad mulia ngelakuin itu semua demi bisa lindungi adek-adek dia."      

Meski Andrea sering mengeluh pada Jovano tentang kesibukan sang putra sulung yang terlalu padat di luar rumah, namun tetap saja sebagai ibu, Andrea penuh bangga menceritakan sang anak.      

"Huh! Buatku... anak lebih baik banyak di rumah setelah selesai sekolah. Kalau Zevo kepingin latihan bela diri, aku bisa bangun tempat khusus untuk keperluan itu dan undang guru privat juga." Revka terdengar membanggakan kekayaan keluarga suaminya.      

"Hilih, Mpok Kitty gaya banget sekarang dah jadi sultonah!" Andrea terbahak-bahak. "Eh, Mpok, kalo gitu napa lu gak ngadain kayak les-lesan bela diri aja untuk anak-anak? Ntar gue suruh Jo ikutan di sini aja daripada di tempat yang gue kagak tau."      

Revka menoleh ke Andrea, tampak memikirkan apa yang baru saja diucapkan sang Cambion.      

"Ini kolam elu juga udah mirip kayak water park umum, Mpok! Buka aja untuk temen-temen Zevzev, kalo perlu kasi loket tiket juga. Eh, tapi lu kan udah sultonah ya, Mpok, kagak butuh duit recehan lagi." Andrea terus berkicau mengenai fasilitas rumah Pangeran Djanh yang mirip istana megah.      

"Nanti coba aku omongin ke lakik aku, siapa tau dia setuju." Revka mengetuk-ketuk dagunya menggunakan telunjuk tangan.      

"Yang mana, Mpok?" Andrea tak menyangka Revka akan benar-benar mendengarkan usulan iseng dia.      

"Ya tadi kau bacot yang apa? Masa sih kagak inget?" Revka berlagak ketus seperti biasa. Dia dan Andrea mungkin layak disebut frenemies.      

"Ha ha ha! Apa, yak? Soal bikin tempat latihan kayak dojo untuk anak-anak? Ato yang buka loket untuk water park?" Andrea bertanya lagi hanya untuk memastikan.      

"Yang bela diri itu, tolol! Dasar Cambion pikun!"      

"Elah, lu woles aja napa, kupret?"     

"Eh, suka-suka aku, dong! Ini kan mulutku! Bukan mulutmu! Kenapa kau yang ngatur-ngatur?"     

"Iyeee... gue juga ogah dikasi mulut elu, bekas Djanh cuwk! Hiii!"      

"Eh setan burik! Kau pikir suamiku barang menjijikkan, hah?!"      

"Sayank..." Sebuah suara menginterupsi keributan antara Andrea dan Revka. "Kamu nggak turun renang?"      

Kedua wanita itu mendongak dan melihat Dante sudah berdiri gagah di dekat kursi pantai Andrea.      

Nyonya Cambion lekas saja ulurkan tangan ke suami pertamanya sambil merengek manja, "Gendong..."      

Revka memutar kesal dua bola matanya melihat kemanjaan Andrea. Jarang-jarang sebenarnya Andrea bertingkah semacam itu. Mungkin karena ini hasil dari memendam rindu pada Dante. Revka pun memaklumi setelah berpikir sendiri. "Aku mo periksa dapur dulu, coba apa para chef udah pada selesai nyiapin cemilan."      

Andrea melihat Revka yang bangkit berdiri dan berjalan ke arah dalam rumah induk. Kemudian dia memandang Tuan Nephilim seraya tersenyum jahil.      

Dante membalas senyumannya dengan senyum sayang, lalu mulai mengangkat tubuh sang istri, membopongnya ala bridal, mengakibatkan sorakan riuh dari Myren dan Shelly yang menggoda keduanya.      

Perlahan-lahan, Dante masuk ke kolam dengan Andrea masih berada di gendongan depannya. Kemudian, ia mulai masukkan tubuh sang istri ke air. Mereka pun berpelukan, saling mencumbu sebentar.      

Setelah cumbuan disudahi, Andrea memanggil Giorge. "Gio, sini deh! Ivy biarin main ama Shosho atau Voivoi."      

Giorge berpikir sejenak lalu berkata-kata sebentar pada putri kesayangannya yang ada di kolam anak-anak. Tak lama, Tuan Vampir pun mendatangi Andrea yang masih dipeluk Dante.      

"Aku kepingin dimanja kalian berdua. Ayo, ayo, manjain aku!" Andrea berseru tak tau malu.      

Dante dan Giorge saling pandang sejenak, lalu keduanya pun mengangkat dan menyeberangkan Andrea dari sisi satu ke sisi lain kolam bersama-sama, bagai mereka adalah pelampung bagi Andrea.      

Yeah... Andrea bagaikan ratu yang sungguh berkuasa. Ternyata memiliki suami dua tidak buruk juga. Dia bisa mendapatkan limpahan kasih sayang tiada henti setiap saat.      

Revka yang baru datang dari dapur besarnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Nyonya Cambion bersama kedua suaminya di kolam renang. "Apa kalian butuh kamar? Daripada bikin mata perih di sini!"      

Andrea menoleh ke frenemies dia dan terbahak sambil julurkan lidah ke Revka yang berkacak pinggang.      

Setelah tak berapa lama, senja pun mulai menggelanyut di langit. Semua anak-anak diminta naik dari air dan para ibu mulai mengurusi putri-putri mereka yang masih kecil untuk dimandikan di permandian khusus di dekat kolam. Ini mirip dengan kolam umum saja.      

Sedangkan para lelaki mengurus para putra di permandian khusus pria.      

Sesudah semua selesai mandi dan bersiap, maka acara makan malam di rumah Revka pun dimulai di ruang makan yang luas.      

Untuk seorang Pangeran Incubus kuat seperti Djanh, tidak sulit menyulap ruang makan luasnya menjadi berisi meja besar nan panjang untuk menampung banyak tamu.      

Kemudian, acara makan malam pun berlangsung meriah. Chef dan para pelayan hilir mudik mengeluarkan hidangan ke meja.      

Kehidupan begitu indah dan mudah bagi mereka.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.