Devil's Fruit (21+)

Kedatangan Poseidon



Kedatangan Poseidon

0Fruit 523: Kedatangan Poseidon     

Triton sama sekali tidak mengira bahwa seorang Raja Iblis akan datang menyambangi kediaman dia hanya gara-gara ingin menyelamatkan anaknya. Yang dia tau, Iblis adalah makhluk kejam tidak beradab dan tidak berbudaya, berbeda dengan dia yang keturunan Dewa.      

Dalam mindset Triton, Iblis tidak ada yang baik dan benar, hanya sosok egois gila tanpa perasaan sama sekali. Jadi, mana mungkin Raja Iblis besar seperti King Zardakh mau repot-repot datang demi Andrea yang sudah dia akui sebagai selir?     

Ini pasti bohong. Orang itu pasti hanya mengaku-ngaku saja sebagai Raja Iblis Incubus hanya agar Triton gentar dan melepaskan Andrea. Yah, pasti begitu! Masih saja Triton tidak percaya ada Iblis yang peduli pada anaknya.      

"K-kaauuu!" Triton berusaha sekuat tenaga melawan tekanan dari kekuatan King Zardakh. "Kau bukan Raja Iblis! Kau... hanya palsu! Mengaku-ngaku!" Susah payah Triton mengucapkan apa yang ada di benaknya ke King Zardakh.      

Tuan Raja Incubus malah terkekeh. "Aku? Mengaku-ngaku sebagai Raja Iblis? Khe he he he..." Mata sang Raja berubah menjadi hitam kelam.      

Triton heran, ini adalah wilayah kekuasaan dia, namun mengapa King Zardakh dan orang-orang yang dibawanya seakan tidak terkena tekanan arus air dan bisa mudah bernapas di dalam lautan dalam begini?      

Para pengawal Triton tidak berani mengambil tindakan apapun ketika pemimpin mereka sedang dikuasai kekuatan dari pihak lain. Mereka semua terhenti dan melayang di air dan bersikap terus waspada pada King Zardakh dan rombongannya.      

Myren mendekat ke selubung gelembung milik Dante. Hal ini membuat Dante merasa aman dan mulai meniadakan selubungnya. Myren meraih adiknya dan membungkus sang adik dengan mantel yang dia pakai.      

Lengan Triton yang besar dan kekar seolah hanya sebuah hiasan saja karena kalah kuat dengan tangan King Zardakh yang hanya satu lengan digunakan untuk mengintimidasi dia. Triton pun memanggil trisulanya yang sempat terjatuh dari genggamannya agar bisa mendatangi tangannya lagi.      

Depp!     

Trisula itu berhasil kembali ke tangan Triton. Kesempatan ini tidak disia-siakan sang putra Poseidon untuk tusukkan ujung tajam trisula tersebut ke tubuh King Zardakh.      

King Zardakh lekas mundur menjauh dari Triton sebelum ujung tombak trisula yang cukup membahayakan jiwa itu mengenai tubuhnya.      

Senyum hadir di wajah tegas Triton ketika melihat King Zardakh mundur begitu ia menusukkan tombak kebanggaan dia, hadiah dari sang ayah ketika dia berhasil mengalahkan salah satu monster laut besar di Laut Atlantik.      

"Huh! Ternyata kau memang omong kosong mengatakan Raja Iblis, aha ha ha ha! Dasar pembual brengsek! Sekarang kau sudah tau betapa menakutkannya trisula aku, kan?" Triton mencibir ke King Zardakh yang masih menatap lekat dirinya.      

Namun, wajah suka cita Triton ternyata tidak bertahan lama. Dia melihat King Zardakh menjulurkan tangan, dan seketika kabut hitam pekat meluncur cepat dari tangan itu dan menyerbu ke Triton.      

"Haarkhhh!" Triton kembali dicekik, tapi ini bukan oleh tangan langsung sang Raja, melainkan dari kabut hitam pekat tadi. Rupanya King Zardakh tidak memerlukan penyerangan jarak dekat hanya untuk mencekik leher si putra Poseidon.      

Tubuh Triton kembali memberontak percuma di dalam air sembari berusaha menahan agar kabut hitam milik King Zardakh tidak terlalu ketat mencekik lehernya.      

"Huh! Ternyata kau memang omong kosong mengatakan Raja Laut di sini, aha ha ha ha! Dasar pembual brengsek! Memblokir serangan dari orang yang kau bilang mengaku-ngaku Raja Iblis saja kau tidak bisa! Cih!" King Zardakh membalas ucapan Triton nyaris sama persis.      

"Kau! Kau! Jangan harap... kau bisa lolos... tunggu saja ayahku-krrhhhh!" Triton mengucapkan ancaman dengan suara tercekat.      

"Hoya?! Masih berani membawa-bawa ayahmu? Ha ha ha! Dasar anak mama cengeng! Tak kusangka putra dari Dewa Laut Agung ternyata lelaki cengeng yang tidak bisa apa-apa tanpa ayahnya!" ejek King Zardakh.      

Mata Triton mendelik, ingin murka semurka-murkanya dan mencabik-cabik King Zardakh karena berani menghina dirinya dan mempermalukan harga diri dia sebagai penguasa laut di sini. Kemudian, mata itu melirik ke Andrea yang sudah berkumpul dengan suami dan saudaranya. "Kau! Selirku! Kembali!"     

Andrea membalas tatapan nyalang Triton. Masih teringat betapa dia kesakitan saat digauli Triton dengan kasar. "Lu bocah pengecut yang cuma bisanya gertak cewek gak berdaya kayak gue! Bocah cengeng pengecut!" maki Andrea tanpa ditahan-tahan, apalagi kini sudah ada ayah, suami dan kakaknya.      

"Selir sialan! Lihat saja nanti kau kalau aku sudah-"     

"Heeii... kenapa kau masih punya nyali untuk mengancam putriku?" King Zardakh mengetatkan cekikannya melalui kabut hitamnya.      

Klinting! Klinting!      

Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng menggema di dalam air di sekitar mereka. Bunyi itu begitu jernih seolah tidak teredam oleh tekanan air.      

King Zardakh segera sadar siapa yang datang. Apalagi kabut hitamnya segera dibubarkan tanpa penundaan. Ia buru-buru mundur untuk berkumpul dengan kedua putri dan para menantunya. Ia sudah akan membawa mereka semua menghilang dari laut karena dirasa sudah cukup memberi pelajaran pada Triton.      

Sayangnya, ada kekuatan besar yang menghalangi King Zardakh untuk membuat portal ruang.      

"Kenapa harus terburu-buru, King Incubus Zardakh?" Suara itu bergema keras di dalam air, seiring bunyi lonceng mulai terhenti.      

Triton sudah terus mengumbar senyumnya seolah-olah dia telah mendapatkan kemenangan kali ini. "Ayah!"     

King Zardakh tidak berdaya dan berdiam diri di tempatnya bersama dengan anak-anaknya. Jika dia egois, tentu saja dia bisa melarikan diri sendiri. Tapi itu tidak mungkin. Ia tetap harus pergi membawa anak dan menantunya.      

Dan itu mengakibatkan kekuatannya melemah dan bisa ditekan oleh sosok yang baru saja tiba menggunakan kereta kencana yang ditarik oleh lumba-lumba berwarna kuning emas penuh kilau.      

Tak punya pilihan selain tetap di tempatnya, King Zardakh mengungkapkan senyuman palsunya dan menyapa, "Halo, Tuan Dewa Poseidon. Lama tak jumpa."      

Tak lama kemudian, sosok besar dan kekar berukuran tiga kali dari Triton sudah muncul secara utuh dan jelas. "King Incubus Zardakh, ada apakah gerangan sehingga kau bertamu di istana anakku, Triton?" Poseidon melayang turun dari kereta kencananya.      

Triton seakan-akan ingin mengibaskan ekornya jika dia seekor anjing karena begitu bersemangat dan senang akan kedatangan ayahnya.      

"Tuan Dewa Poseidon, hanya sebuah kunjungan biasa tidak berarti apapun." Senyum King Zardakh belum hilang dari wajahnya ketika mengatakan itu.      

"Bohong, Ayah!" teriak Triton dengan mata berkobar sengit memandang ke arah Raja Incubus di depannya. "Dia menyakiti aku! Dia bahkan merebut selirku!"      

Dewa Laut Poseidon mengernyitkan keningnya. Sebetulnya, dia bisa datang ke wilayah anaknya karena mendapat transmisi suara dari kerang salah satu pengawal Triton yang mengatakan putranya dalam bahaya. Oleh karena itu, Beliau segera melesat menuju ke kediaman sang anak.      

Baginda Poseidon tidak menyangka bahwa bahaya yang dikatakan itu bersangkutan dengan King Zardakh.      

Dan setelah mendengar laporan dari sang putra, Dewa Poseidon makin heran. Benarkah apa yang telah diucapkan anaknya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.