Devil's Fruit (21+)

Selir



Selir

0Fruit 521: Selir     

"SELIR?!" Andrea tidak bisa menahan teriakannya ketika dia mendengar ucapan Triton baru saja.      

"Tentu. Aku sudah memutuskan bahwa aku akan menjadikan kau sebagai salah satu selirku." Triton memandang Andrea penuh arogan. Dagunya terangkat naik seolah dia yang paling berkuasa di situ, dan yah… memang begitu adanya.      

"Nah, kau… keturunan dari Raja Incubus, lekaslah kau berbangga karena aku bersedia menjadikan dirimu sebagai salah satu selirku." Triton melanjutkan.      

Wajah Andrea sudah suram sesuramnya atas kepercayaan diri dari Triton yang sungguh keterlaluan. "Lu pengin jadiin gue ini selir elu? Salah satu selir elu?"      

Triton mengangguk masih dengan sikap bangganya dengan aura penguasa laut melekat padanya.      

"Maka… elu musti tanya dulu ke dua suami gue, kalo mereka setuju, gue juga bakalan setuju!" Andrea kini ganti yang naikkan dagunya.      

"K-kau punya dua suami?!" Triton bulatkan dua matanya ketika tau bahwa wanita yang akan dia jadikan selir ternyata memiliki dua suami. "Ehem! Yah… tapi… wajar saja jika kau punya banyak suami, karena kau kan anak dari Incubus."      

"Itu kagak ada hubungannya, tolol!" Andrea tidak ragu-ragu memaki Triton.      

"Kau! Kau berani menyebutku tolol?!" Triton tak kalah keras berteriak. Suaranya menggelegar menyebabkan air laut di sekitar mereka bergolak.     

Tubuh melayang Andrea segera saja bergoyang-goyang akibat dari gejolak air dari suara Triton.      

Mata Triton mulai mengeluarkan cahaya bagaikan lampu kapal selam, menyorot tajam ke Andrea, mengakibatkan sang Cambion harus halau cahaya itu dengan telapak tangannya daripada silau.      

Begitu Andrea membuka mata, dia sudah berada di tempat lain lagi. Kali ini bagai sebuah dunia. Ada banyak ikan berenang mondar-mandir, dan juga banyak para duyung melewati Andrea sambil menoleh ke arahnya karena heran.      

Yah, dunia bawah air, lebih tepatnya.      

Mata Andrea sibuk menatap sekelilingnya. Berbagai macam bentuk ikan, dari yang normal sampai yang aneh, ada di depannya. Bahkan dia mendapati banyak putri duyung dan putra duyung pula yang menyapa Triton penuh hormat.      

Ini… jadi ini adalah dunia bawah laut? Dunia kekuasaan milik Triton.      

Andrea mendesah nyaris putus asa. Jika sudah begini, bagaimana caranya sang suami bisa menyelamatkan dia? Tadi Dante sempat mengangkat Andrea keluar dari laut, tapi itu karena dia masih berada tidak jauh dari permukaan laut.      

Sekarang… sekarang dia sudah dibawa jauh ke dalam laut, dan mungkin bahkan ke dunia lain yang susah ditemukan. Alam pribadi milik Triton?     

Rasanya Andrea ingin merosot ke lantai, tapi karena dia melayang di air, maka dia tak bisa menunaikan keinginan merosot tadi.      

Yang pasti… Andrea merasa putus asa sebenar-benarnya mengenai apakah dia bisa kembali ke daratan jika sudah begini.     

"Kenapa, duhai anak dari Raja Incubus?��� Triton mulai bertanya saat melihat wajah lunglai Andrea di sebelahnya.      

Andrea terpaksa menoleh ke Triton. "Apakah aku boleh pulang? Aku tak mau di sini. Aku ingin berkumpul dengan keluargaku. Suami-suamiku… anak-anakku… saudara-saudara aku… semua temanku…" Ia mau tak mau menggunakan bahasa sopan lagi agar Triton luluh.      

Sayang sekali usaha Andrea berbuah nihil. Triton dengan tegas menggeleng. "Kau bisa memiliki keluarga baru di sini, bersamaku. Ayo kita buat banyak anak agar kau tidak kesepian!"      

Nyonya Cambion kesal luar biasa. Ia hentakkan kakinya meski tidak bisa berbunyi seperti jika dia berdiri di lantai di daratan. "Lu ngapain kerad banget, sih? Emangnya di sini kurang cewek, apa?! Emangnya putri duyung di sini pada burikan apa ampe lu nyari orang di darat?!"      

Triton menyeringai sebagai respon awal atas ucapan Andrea. Kemudian ia menjawab, "Tadinya aku hanya tertarik dengan aura darimu yang aku rasakan di pantai, makanya aku perlahan-lahan menarikmu ke tengah laut. Tapi, tidak kusangka ternyata kau anak Raja Incubus. Tentu saja prestiseku akan lebih meroket jika berhasil mengambil selir seorang anak Raja Iblis!"      

Darah Andrea rasanya ingin mendidih. "Ohh, jadi lu yang bikin gue ke tengah laut?! Lu yang udah seret gue menjauh dari pantai, heh?! Setan laut lu!"     

"Aku bukan setan laut! Aku adalah penguasa laut!"      

"Bodo amat! Bagi gue, lu itu setan laut! Apelo?! Apelo?!" tantang Andrea saking emosinya. Ia tak perduli dirinya sudah tidak memiliki kekuatan apapun saat ini.      

Tadi dia sudah berusaha mengeluarkan kekuatan Mossa dia atau kekuatan terbang yang pernah muncul ketika mengejar bayangan hitam Dante. Namun, ternyata sia-sia.      

Kekuatan-kekuatan milik Andrea seakan-akan hanya muncul di saat terpojok atau di limitnya.      

Lalu… memangnya ini kurang terpojok bagaimana? Sejak tadi dia sudah merasa sangat amat terpojok begitu dia sadar berada di tengah laut. Tapi, tetap saja kekuatan dia tidak ada yang muncul.      

Andrea ingin mengumpat banyak kalimat-kalimat 'surga', tapi pasti percuma. Lelaki narsis di depannya itu jenis yang bebal, Andrea bisa melihat itu.      

Menghirup napas pelan-pelan, Andrea mencoba bicara baik-baik pada Triton. "Oke, oke… gue mo pake cara woles aja deh ma elu. Sekarang gue mo tanya, apa syarat biar lu lepasin gue balik ke daratan?"      

"Syarat?" Triton naikkan satu alisnya secara pongah. Baginya, siapapun berkedudukan lebih rendah dari dia. Dia adalah yang tertinggi di sini kecuali ada sang ayah. Mana mungkin dia berani arogan pada ayahnya, Dewa Poseidon?      

"Buruan deh kasi tau gue cara biar gue balik ke daratan." Andrea terdengar tak sabar.      

"Tunggu sampai aku bosan padamu."      

Andrea mengulum kuat-kuat bibirnya sebelum menyahut lagi, "Kapan lu bakalan bosan ke gue?"     

"Yah… mungkin… sekitar seratus atau dua ratus tahun lagi."     

Rahang Andrea nyaris jatuh mendengar jawaban Triton. Seratus atau dua ratus tahun lagi?! "Kenapa lu gak bunuh aja gue kalo gitu?!" jerit Andrea frustrasi.      

Nyonya Cambion baru saja menikmati kebersamaan dengan Dante setelah mereka dipisahkan selama hampir sepuluh tahun. Dan di saat dia sedang bahagia-bahagianya berkumpul dengan lelaki tercintanya, dia harus dipisah lagi dari Dante?     

Bahkan ratusan tahun?     

Jika memang demikian yang harus terjadi, Andrea memilih mati saja daripada dia merana sepanjang masa. Mana mungkin dia bisa tahan ratusan tahun tanpa melihat keluarga dan kerabatnya?!      

"Membunuhmu?" Triton memandang penuh hina ke Andrea. "Kau harus jadi selirku dulu, dan jika kau membuat kesalahan fatal, maka akan aku kabulkan permintaan membunuhmu itu."     

"Gue gak mau jadi selir elu!" jerit Andrea. "Arrghh!" Andrea terpekik ketika merasakan dirinya terlempar ke sebuah tempat berbeda.      

Ranjang? Dia merasa berada di atas ranjang. Tapi ini… ini seperti bentuk kerang. Apakah kerang raksasa?     

Tangan Andrea menekan-nekan ranjang lembut yang berbentuk kerang raksasa.      

Mata Andrea segera berkeliling melihat apa yang ada di sekitarnya. Kini dia sendirian saja di tempat ini. Ada banyak batu berkilauan di dinding ruangan ini. Apakah permata? Mungkinkah ada permata di dalam laut?     

Jangan-jangan ini… kamar pribadi dari Triton?     

"Apakah kau menyukainya?" Triton sudah muncul di dekatnya.      

Andrea lekas menoleh ke Triton. "Ini ruangan apa?"     

"Kamarku." Triton mulai mendekat ke ranjang berbentuk kerang mutiara raksasa, menyebabkan Andrea bergerak mundur. "Ayo laksanakan tugas pertamamu sebagai selirku, anak dari Raja Incubus…"     

Andrea merinding melihat tatapan penuh napsu dari Triton.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.