Devil's Fruit (21+)

Triton



Triton

0Fruit 520: Triton     

"K-kamu! Kamu duyung?!" Andrea makin tercekat ketakutan di atas pelampungnya yang bergerak-gerak segelisah dirinya. Apa-apaan ini sehingga dia malah bertemu dengan makhluk ajaib begini di saat dia sedang berlibur?     

Makhluk setengah manusia dan setengah ikan itu hanya tersenyum miring dan julurkan tangannya ke arah Andrea.      

Segera saja Andrea mundur di pelampungnya. Dan itu menyebabkan dia terjungkal jatuh dari pelampung dan tercebur ke laut.      

Makhluk ajaib itu melebarkan seringaiannya dan semakin menarik turun Andrea ke bawah menuju ke kedalaman laut.      

Andrea panik dan berusaha berenang naik, mengayuhkan kakinya menendang-nendang air agar tubuhnya bisa menyembul ke permukaan laut.      

Namun, anehnya, ia justru makin tertarik ke bawah laut.      

Paru-paru Andrea rasanya akan meledak karena tekanan air yang dia terima. Ia sudah terlalu lama menahan napas di dalam air sembari berjuang naik ke permukaan.      

Sayangnya semua usaha dia sia-sia. Makhluk aneh itu menggapai pinggang Andrea dan memaksakan bibirnya pada bibir Andrea.      

Andrea memberontak ingin lepas dari ciuman paksa tersebut. Dan ketika dia berhasil melepaskan ciuman dari makhluk itu, ia merasakan paru-parunya lebih nyaman dan bisa bernapas normal.      

Bernapas normal?!     

Bukankah dia berada di dalam air? Bagaimana dia bisa bernapas secara normal layaknya di daratan?     

Kembali, makhluk itu menyeringai kecil seraya memandangi Andrea yang melayang di tengah kedalaman lautan. Dua lengan kekarnya terlipat di depan dada.      

Andrea bisa melihat jelas seringaian itu.      

Tunggu! Bahkan dia bisa melihat jelas? Di kedalaman begini?      

"Itu karena ciumanku tadi makanya kau bisa bernapas dan melihat serta mendengar dengan jelas semua yang ada di dalam air begini." Makhluk itu menjawab keheranan Andrea seolah mengerti apa yang ada dalam benak sang Cambion.      

Andera mau tak mau terpaksa teringat akan ciuman baru saja yang dipaksakan oleh makhluk di depannya itu. Ia membekap mulutnya. Ini… ini terlalu aneh!      

"Si-siapa kau?" tanya Andrea sambil picingkan matanya penuh curiga pada makhluk bertubuh ala putri duyung itu. Tapi dia lelaki. Makhluk itu jelas berjenis kelamin lelaki!      

Maka… putra duyung? Merman?      

"Apa kau sejenis putri duyung?"     

Lelaki setengah ikan itu menggeleng. "Aku bukan putri duyung."     

"Lalu… putra duyung?"     

"Bukan pula itu."     

"Trus, apaan dong kalo bukan duyung?" Andrea tatap tajam lelaki kekar di depannya. Ia melirik ekor si makhluk yang bergerak-gerak layaknya ekor ikan.      

"Aku dipanggil Triton." Si makhluk misterius itu pun menyebutkan namanya pada akhirnya. "Jangan samakan aku dengan golongan rendah macam duyung."      

"Golongan rendah?" ulang Andrea menggunakan nada tanya. "Jelas-jelas kau bertubuh sama seperti para putri duyung, ohh maksudku… putra duyung, jika mereka memang ada."     

"Mereka memang ada, tapi seperti yang sudah aku paparkan tadi, aku bukan golongan itu. Aku jauh lebih tinggi dari itu." Triton menaikkan dagunya, wajahnya berubah sombong seolah dia yang paling hebat di sini.      

"Emangnya apa yang bikin elu lebih tinggi dari para duyung?" Sekarang karena kesal, Andrea tidak lagi berucap dengan bahasa sopan pada Triton.      

"Aku putra Poseidon dan Amfitrit." Triton makin terlihat bangga.      

Andrea membelalakkan matanya, "YOU WHAT?!"      

Putra Poseidon! Poseidon! Dia tadi menyebutkan mengenai Poseidon, bukan? Andrea seketika syok dalam hatinya. Triton sebenarnya adalah putra dari Dewa Laut Poseidon.      

Melihat reaksi keterkejutan Andrea menjadikan Triton makin bangga akan latar belakangnya. "Nah, kini kau paham, bukan? Bahwa aku tidak bisa disandingkan dengan level rendahan seperti duyung. Bahkan Siren dan Kraken pun bersujud di hadapanku!"      

"Jadi… lu lagi nyombong hanya karena lu anaknya Poseidon, gitu?" Andrea putar bola matanya.      

"Tentu saja! Aku patut bangga dan juga sombong!" Dada Triton makin membusung layaknya orang merasa bangga akan dirinya sendiri. "Siapapun pasti juga akan begitu jika berada di posisiku!"      

"Gue kagak!" seru Andrea mulai merasa kesal. Makhluk di hadapannya ini sungguh menjengkelkan.      

"Apa maksudmu?!" Dahi Triton berkerut tak suka akan kalimat penyangkalan dari Andrea.      

"Gue kagak bangga walopun bokap gue Raja Incubus!" teriak Andrea penuh amarah. Triton ini meski usianya pasti sudah ribuan atau jutaan tahun, tapi sikapnya mirip anak kecil saja!      

Triton belalakkan matanya mendengar asal usul Andrea. Namun, belum sempat dia menyahut balasan, tiba-tiba saja air laut bergolak bagai sedang dibalik.      

Swuuuusshhh!!!     

Andrea otomatis saja membumbung tinggi ke permukaan laut dan akhirnya dia terbang di angkasa akibat dari air laut yang sedang dibalikkan seseorang.      

Di sela-sela pengelihatannya, Andrea mendapati sosok suami pertamanya. "DANTE!!!"     

Tetapi, belum sempat Andrea menyelesaikan senyuman bahagianya, dirinya sudah ditarik oleh daya hebat sehingga kembali tercebur cepat ke lautan.      

"ANDREA!!!" teriak Dante ketika melihat istrinya malah tersedot kembali masuk ke laut secara cepat bagai sedang ditarik oleh suatu kekuatan besar.      

Sekali lagi, Dante menaikkan dua tangannya secara kuat sehingga air laut lagi-lagi bergolak dan bagai dibolak-balik olehnya.      

Itu adalah salah satu cara dari Dante untuk menemukan Andrea.      

Sayangnya, cara itu tidak berhasil untuk kedua kalinya, karena istri yang dia cari sudah diseret makin ke dalam secara cepat oleh Triton.      

Andrea yang tak berdaya hanya bisa menggigit bibirnya ketika tubuhnya bagai kilat makin menghujam turun ke air dan akhirnya dia tiba di sebuah tempat yang amat gelap.      

Sang Cambion bergidik ngeri. Ini pastinya bagian paling dalam dari lautan. Mungkin bahkan… palung laut? Bagaimana kalau ada monster laut mengerikan yang-     

Ohh, dia lupa bahwa dia datang ke sini dipaksa oleh Triton.      

Menyadari itu, maka ketakutan lenyap dari benak Andrea dan ia hanya bisa melayang diam di dalam air gelap.      

"Kau tidak takut?" Sebuah suara yang diyakini milik Triton muncul di dekat Andrea.      

"Gue datang ke sini bareng ama elu. Dan bukannya lu bilang lu paling hebat di sini? Mana mungkin ada yang berani nyolek gue kalo ada elu?" kilah Andrea sambil datarkan rautnya.      

Triton tertawa ringan. "Kau cerdas juga, yah! Dan aku tak meyangka kau adalah keturunan dari Raja Incubus! Wow! Ini sungguh tidak aku duga sebelumnya!"      

"Bisa lepasin gue sekarang? Gue mo pulang!" Andrea semakin kesal. Untuk apa dirinya dibawa jauh-jauh ke sini? Ke laut terdalam?      

"Kenapa? Apa untuk menemui lelaki yang tadi?" Triton pun melambaikan tangannya dan suasana gelap gulita itu mendadak berubah menjadi tempat penuh cahaya warna-warni bagai ini bukan di dalam laut.      

Meski Andrea terkejut dan takjub dengan perubahan suasana, tetap saja dia tidak berminat berlama-lama di situ. Ia benar-benar ingin pulang, ingin bertemu lagi dengan sang suami!     

"Iya, gue mo pulang ke laki-laki yang tadi," jawab Andrea.      

"Memangnya siapa dia bagimu? Penting kah?" Triton penasaran.      

"Tentu aja dia penting! Dia suami gue!" bentak Andrea saking kesalnya.      

"Tidak boleh!"      

Andrea menoleh ke Triton di sampingnya. "Atas dasar apa elu ngelarang gue balik ke suami gue?!"     

"Atas dasar kau selirku!"     

"HAH?!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.