Devil's Fruit (21+)

Sampai Aku dan Kau Tak Bisa Bertahan Lagi (21+)



Sampai Aku dan Kau Tak Bisa Bertahan Lagi (21+)

0Fruit 517: Sampai Aku dan Kau Tak Bisa Bertahan Lagi (21+)     

Clepp!     

Bunyi tubuh Andrea ketika turun ke kolam memang tidak begitu berlebihan karena dia menceburkan diri ke air dari posisi duduk dan akhirnya disambut cepat oleh kedua tangan suaminya.      

Dante hanya memakai boxer saja, sedangkan Andrea telah melepas bajunya dan hanya memakai dalaman berwarna hitam yang tampak sangat kontras dengan warna kulit putihnya.      

"Apakah terasa dingin?" tanya Dante ketika istrinya telah masuk ke air dan berdiri berhadapan dengannya. Ia tau ini sudah malam dan tentu saja angin takkan terasa hangat.      

Andrea mengangguk kecil meski masih buraikan senyumannya. "Dikit. Tapi gak apa, kok!" Ia sudah paham kalau suami pertamanya menginginkan keintiman kembali melanjutkan yang tadi terjeda di petang hari.      

Kepala Tuan Nephilim mengangguk sekali tanda mengerti dan ia rentangkan tangan kanan dia di permukaan air.      

Seketika, tak sampai satu menit, Andrea sudah merasakan perubahan suhu air kolam.      

Hangat.      

Mata Andrea terbelalak sebentar dan kemudian tersenyum, paham bahwa ini adalah akibat dari kekuatan sang suami yang dituangkan ke air sehingga kolam kini sudah terasa hangat dan nyaman.      

"Pas kah sekarang?" tanya Dante lagi.      

Andrea mengangguk dan mendekat ke tubuh suaminya untuk memeluk dan belitkan dua lengan dia ke leher sang Nephilim.      

Dada montok Andrea menekan dada kuat Dante. Dua tangan Dante melingkari pinggang istrinya.      

Dua pasang netra saling bertaut dalam tatapan dalam dan intens. Suasana dibiarkan hening tanpa kata selama belasan detik.      

Kemudian, suara Dante mengawali pembubaran keheningan. "Rasanya seperti kita sedang berada di kolam Alam Cosmo, yah!"      

Dua alis Andrea terangkat demi mendengar sang suami menyebut tentang kolam yang ada di alam Cosmo milik dia pribadi.      

"Tapi air kolam misterius di Cosmo gak setinggi ini," sahut Andrea.      

Kepala Tuan Nephilim mengangguk. "Memang, sih. Tapi hangatnya nyaris sama dan … entah kenapa aku jadi teringat momen kita di sana."      

"Alam Cosmo, yah?" Benak Andrea segera saja melayang ke sebuah tempat teramat asri yang menjadi tempat bernaung dia dan Dante beserta seluruh kelompoknya ketika mereka terdampar di alam pribadi milik Pangeran Djanh.      

"Kenapa, sayank?"      

"Aku… aku jadi keinget ama Kyuna, Rogard, Kuro, Shiro, Gazum dan yang lainnya. Apa kabar mereka sekarang? Aku… aku kangen mereka…" Mata Andrea mulai berkaca-kaca.      

Ia ingat akan semua petualangan dia dengan seluruh anggota kelompoknya di saat dia belum berusia 18 tahun di alam Pangeran Djanh.      

Kyuna yang sempat menjadi penggoda Dante dan akhirnya jatuh cinta dengan jiwa pedang milik Dante, Rogard. Lalu… Kuro dan Shiro, duo hybrid yang sangat manja pada Andrea, terutama Kuro yang selalu ingin tampil secantik Andrea.      

"Bahkan ada Baginda Raja Heilong juga di sana, kan?" Dante mengingatkan.      

Andrea mengangguk. "Paman Heilong terakhir kali pamit untuk bermeditasi dan berkultivasi di salah satu gua di gunung alam Cosmo. Entah apakah sekarang sudah selesai apa belum."      

"Dan juga ada Pedang Api Ra, serta Pedang Es Fro."      

"Ahh iya! Ha ha… aku hampir aja lupa ama mereka berdua!" Andrea tergelak seraya mengusap matanya yang basah. "Ikat pinggang itu… entah kemana…"      

Dante ulurkan tangan untuk ikut mengusap pipi basah sang istri. "Nanti kita bisa tanyakan Kenzo. Dia pasti tau tentang itu, kan?"     

Andrea menunduk dan rebahkan kepalanya pada dada kuat sang suami pertama. "Aku udah pernah nanya ke dia, dia bilang dia gak tau. Itu… itu ilang begitu aja bareng ama barang-barang magis aku lainnya waktu aku… balik ke dunia."      

"Ya sudah, tak apa. Nanti kita cari bersama-sama dan mungkin saja si pangeran incubus yang itu tau mengenai ikat pinggang magis kamu dan yang lainnya." Dante ingin menghibur istrinya.      

"Si Djanh cuwk itu? Ha ha ha… yah, semoga aja dia tau kemana barang-barang magis aku." Andrea mulai tampakkan wajah cerahnya meski masih tersisa air mata terakhir di pipinya.      

Cupp!     

Sisa lelehan air mata di pipi Andrea dikecup Dante penuh sayang.      

"Kita syukuri saja dulu apa yang ada sekarang, sayank…" ucap Tuan Nephilim lirih agar suasana yang sudah terbangun di antara mereka tidak buyar.      

"Hu-um." Sang Cambion mengangguk dengan senyum yang masih terhidang di wajah.      

Detik berikutnya, Dante sudah mengecup lembut bibir istrinya. Andrea membalas dengan lumatan lebih intim dan meminta lebih.      

Dikarenakan Andrea yang kini lebih apresiasif, itu menciptakan birahi tinggi bagi Dante.      

Dengan lambaian tangannya, Dante membuat permukaan air kolam membentuk cekungan dan Andrea bisa bebas duduk nyaman di atasnya bagai sedang menduduki bantalan sofa lembut.      

Andrea terkikik senang karena Dante terus saja membuat keajaiban menggunakan kekuatannya. Ohh, betapa dia iri ingin kekuatannya kembali seperti dulu.      

Tapi, Andrea tak bisa berlama-lama bernostalgia mengenai kekuatan-kekuatan hebat dia karena dua tangan Dante sudah membentangkan dua paha Andrea, meniadakan celana dalam mungil di sana sehingga kini lidah Dante bisa bebas meliuk di klitorisnya.      

Mutiara istimewa Andrea berkedut bahagia mendapatkan pemanjaan dari lidah hangat Dante. Itu pun ditingkahi dengan erangan-erangan Andrea yang tiada berjeda, mengungkapkan kejujuran atas apa yang dia rasakan.      

Karena kekuatan magis Dante, Andrea tidak tenggelam ke kolam meski dia rebah nyaman di atas permukaan air yang masih membentuk cekungan bagai bangku sofa lembut.      

Mungkin jika manusia biasa melihat ini, mereka akan menjerit kaget karena ini sangat mustahil jika dipikirkan menggunakan logika.      

Untung saja King Zardakh memesankan sebuah resor pribadi yang saling berjauhan dengan tetangga pondok resor lainnya.      

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Dante untuk menaklukkan Andrea dan mempersembahkan cairan cintanya di mulut Dante.      

Lidah agresif Dante benar-benar tidak menahan diri, bergerak beringas dan liar tidak terkendali kembali usai memberi kesempatan pada Andrea untuk bernapas usai anti klimaks.      

Sekali lagi Andrea hanya bisa memburaikan erangan-erangan mendamba pada tingkah suaminya.      

"Danteee… Daanhh… angghh… mau… akuuhh mauuhh…" Andrea meracaukan apa yang ada di benaknya.      

"Mrrllhh… mau… apa, sayank? Sllrrpphh… mrrllhh…" tanya Dante disela-sela penaklukan lidahnya pada klitoris Andrea.      

Andrea menatap sayu sang suami yang berdiri di kolam sambil terus menggeliatkan lidah nakalnya ke mutiara paling peka miliknya. Bahkan dia tidak sadar dua tangannya sudah menahan dua pahanya sendiri.      

"Akuuuhh… mrrghh… mauuhh… Danteee…" ucap Andrea sambil menahan segenap hasratnya, mengakibatkan kepalanya terasa pening akibat dari dua kali orgasme dan membutuhkan lebih dari itu.      

Dante menghentikan aksinya dan menatap ke netra sang istri yang setengah terpejam, menatap sang Nephilim dengan pandangan sayu sensual. "Coba katakan yang jelas, Andrea sayank… apa sebenarnya yang kau mau. Katakan dengan sejelas-jelasnya agar aku paham dan tau keinginanmu."      

"Danteee jahaatt… mmgghh…"      

"Ha ha ha… dari dulu aku memang biasa jahat padamu, kan sayank?"      

Mulut Andrea mengerucut. Kemudian dia bangkit meski susah payah untuk memeluk leher Dante dan berbisik, "Aku mau… penismu menusuk lubang nikmatku dan mengaduk di sana sampai aku dan kau tak bisa bertahan lagi…"      

Dua mata Dante terbelalak mendengar ucapan vulgar Andrea.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.