Devil's Fruit (21+)

Guess Who



Guess Who

0Fruit 502: Guess Who      

Empat hari ini sungguh menyenangkan. Andrea dan yang lainnya sangat menikmati liburan musim dingin ini. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan dan menjajal apapun yang diinginkan.     

Belanja, jalan-jalan, wisata kuliner, hingga aktivitas menyenangkan lainnya.     

Hari kelima, langit agak mendung. Awan hitam tampak berarak dari jauh, siap singgah di atas Abuta. Apakah akan ada badai?     

Sejak pagi, temperatur bagai anjlok. Itu sebabnya, Andrea dan yang lainnya tidak berani keluar Vila. Pelayan juga sudah menyalakan perapian dan penghangat ruangan.     

"Mungkin akan ada badai salju." Andrea termenung di salah satu ruang santai sambil menatap keluar.      

Sofa ruangan itu dihiasi banyak selimut bulu yang hangat, sungguh cocok di saat cuaca sedang buruk begini.     

Giorge duduk memeluk istrinya di sofa. Sedangkan Jovano dan Gavin ada di kamar dengan penghangat ruangan menyala agar mereka tidak kedinginan.     

"Ndre, nih aku bikinin coklat hangat sukaan kamu." Shelly sudah menghampiri Andrea sambil sodorkan secangkir coklat hangat yang masih mengepulkan asap.     

"Makasih, beb. Kamu selalu yang terbaik." Andrea mengerling ke sahabatnya sebelum menyesap sedikit coklat hangatnya.     

"Halah, gombalmu, Ndre... Hahaha..." Shelly menampik rayuan Andrea. Dia tau, Andrea hanya mengatakan itu sebagai ucapan terima kasih atas nama perhatian dari sahabat, tidak lebih.     

"Hahaha..." Andrea ikut tertawa kecil lalu kembali menyeruput coklatnya.     

"Giorge mau coklat hangat atau yang lain?" tanya Shelly ke Giorge.     

"Tak usah repot-repot, Shelly," tolak Giorge, sopan. "Aku bisa ambil sesuatu di kulkas nanti."     

"Eh? Kulkas?" Shelly miringkan kepala, bingung. "Kamu nggak pengin yang anget-anget? Cuaca lagi dingin gini, loh!"     

Andrea terkekeh. "Hahah, Beb, kamu lupa siapa dia? Dia ini mister kampret, Beb! Mana bisa dia kedinginan? Hahah!"     

Shelly mengangguk langsung. "Oh, iya yah! Kelupaan, haha..."     

Kenzo pun bergabung dengan mereka bertiga dan berbincang mengenai apapun.     

Swoooshh~     

Desir angin terasa berat dan aneh.     

Giorge seketika bangun dan siaga. Diikuti Kenzo yang merasakan ada yang tidak beres.      

Dua pria itu pun segera melesat keluar.     

Andrea dan Shelly saling berpandangan. Lalu memutuskan membuntuti suami mereka.     

Di depan, sudah hadir beberapa sosok bermantel hitam. Dari sekilas saja Andrea tau.     

Para vampir.     

"Kenapa kalian ke sini?" Giorge terlihat tidak menampakkan keramahan sama sekali pada golongannya. Ia menatap awas ke semua vampir di depannya.     

"Kami hanya ingin melakukan kebaikan," Emanuela maju dengan arogansi yang tidak berbeda dari terakhir dia menampakkan diri di depan Andrea.     

"Sayangnya gue kagak percaya ama kebaikan yang elu celotehkan. Itu kayak hoax di kuping gue." Andrea berlagak mengorek kupingnya dengan sikap mengejek.     

"Kau Iblis tidak tau diuntung!" teriak vampir lainnya. "Sudah bagus Nona Emanuela berbaik hati memberitahukan bahwa kau mengandung anak celaka!"     

"Iya, deh, iya..." Andrea masih berujar santai. "Makasih, yah... Nah, udah kan? Sekarang kalian boleh pergi. Sori, gak ada wine untuk menjamu kalian. Udah abis."     

"Mau sampai kapan kau mempertahankan anak celaka itu?!" Emanuela menanggapi Andrea setenang mungkin.     

Giorge menggeram marah. "Jangan sekali pun memanggil anakku anak celaka!"     

Vampir bawahan Emanuela maju, melotot ke Giorge. "Dia memang anak celaka! Ramalan Nona Emanuela tidak pernah meleset!"     

Andrea tergelak mengejek. "Hahah! Itu ramalan liatnya di mana? Primbon?"     

"Dasar Iblis jalang, penggoda!" teriak vampir di belakang Emanuela, geram.     

Wuushh!     

Plukk!     

Kepala vampir yang menghina Andrea itu pun menggelinding jatuh tanpa sempat berteriak apapun.     

Jari Kenzo sudah teracung ke depan, menandakan dialah penyerang vampir tadi.     

"Kau!" Emanuela tidak bisa mempertahankan sikap tenangnya lagi melihat ulah Kenzo yang langsung memenggal kepala bawahannya di depan mata dia persis.     

"Kau ingin menjajal seperti dia juga, nona kecil?" ancam Kenzo sambil arahkan jari ke Emanuela.     

Swisshh!     

Dhuaakk!     

Dalam hitungan dua detik, tiba-tiba Emanuela sudah berpindah dari tempatnya dan menyerang Kenzo.     

Untung saja Kenzo cepat tanggap dan melindungi kepalanya atau akan bernasib sama dengan vampir yang tadi.     

Usai menyerang Kenzo, Emanuela menoleh ke Andrea di detik ketiga dan detik keempat dia sudah mendekati Andrea, siap meraih sang Cambion.     

Giorge sudah menghadang di depan istrinya dan memukul serangan tangan Emanuela yang ganas terarah ke Andrea.     

Vampir lainnya segera maju menyerang. Mereka ada 10 orang. Kenzo lekas menghadapi mereka satu-persatu.     

Jujur, diakui Kenzo, serangan 10 vampir itu masih kalah kuat dibandingkan serangan Emanuela.     

Meski terlihat seperti bocah perempuan berusia 11 tahun, Emanuela ternyata justru yang paling kuat. Dan kini dia sedang baku hantam dengan Giorge.     

"Rea! Shelly! Masuk!" teriak Giorge panik.     

Andrea tersadar dari lamunannya dan segera menarik tangan Shelly untuk masuk ke Vila.     

Iblis dan Vampir sama kuat dan cepat. Hanya masalah waktu saja siapa yang lebih bisa mendominasi.     

Meski 10 vampir tidak sekuat Emanuela, tetap saja Kenzo kewalahan menghadapi semuanya yang maju sekaligus.     

Giorge sedang bertarung dengan Emanuela dan Kenzo memblokir jalan masuk Vila agar tak ada satupun vampir yang lolos masuk ke dalam Vila.     

Tak berapa lama, dua pelayan Iblis keluar membantu Kenzo. Pelayan manusia ditidurkan agar tidak melihat kejadian di depan Vila.     

Kenzo terus menembakkan bola Troxo yang kuat. Para vampir berkelit cepat dan maju hendak mencabik Kenzo. Sang Panglima Incubus lekas menghindari cakar tajam para vampir.     

Tak sampai lima menit kemudian, datang lagi 10 vampir lain sebagai bala bantuan. Kini Kenzo dan pelayan Iblis harus menghadapi 20 vampir tipe petarung.     

Kenzo berhasil melukai 3 vampir dengan serangan Troxo kuatnya dan membakar mereka hingga menjadi abu.     

Pelayan Iblis juga berhasil mengalahkan 5 vampir.     

Namun masih banyak sisanya. Kenzo geram dan keluarkan pedang apinya dan ia tebaskan ke arah vampir terdekat.     

Begitu pedang itu berhasil menyentuh tubuh vampir, langsung merubah vampir menjadi abu.     

Kenzo bertarung secara beringas. Ada anak istrinya di dalam. Dan juga ia harus melindungi Tuan Puterinya.     

Emanuela dan Giorge sama kuat. Keduanya sama-sama terluka berdarah-darah, namun tetap saja terus saling menyerang.     

Tiba-tiba, dari arah kamar para bocah, Jovano dan Gavin mengamati pertarungan itu karena kamar mereka menghadap ke depan Vila.     

Tangan Jovano terulur santai ke depan, dan pandangan dia menatap tajam ke salah satu vampir. Tiba-tiba...     

Swoosshh!     

"Arrghh!" Salah satu vampir menjerit kesakitan akibat api hitam yang tiba-tiba bersarang di kepalanya. Tak lama kemudian, ia pun berubah menjadi abu.     

Emanuela terpekik kaget. "Api hitam?" Ia tau, api jenis itu adalah api murni dari neraka. Dia bertanya-tanya, apakah Raja Iblis hadir? Tapi kenapa tidak ada aroma Raja Iblis?     

Satu vampir berhasil memanfaatkan kelengahan Kenzo dan meloncat masuk ke Vila tanpa bisa dicegah Kenzo. Bahkan sepertinya sang Panglima tidak menyadari penyusupan itu.      

BAHAYA!!!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.