Devil's Fruit (21+)

Reuni (2)



Reuni (2)

0Fruit 562: Reuni (2)      

"Rogard." Dante tersenyum. Hatinya lega karena mendapati kondisi jiwa pedangnya yang baik-baik saja selama dia tinggal.      

"Ro!" Andrea meninju kecil lengan Rogard.      

Jovano menatap Rogard tanpa kedip. "Jadi ini... pedang milik Daddy? Rogard?"      

Kini, Kuro dan penghuni Alam Cosmo yang mendatangi Andrea baru sadar bahwa tidak hanya ada Andrea dan Dante saja di sana.      

Kuro mendekati Jovano dan mengendus tubuh Jovano beberapa kali. "Mama, ini siapa? Kenapa ada bau Mama... juga Papa di dia?"     

"Tolol," sambar Shiro ke saudara kembarnya. "Tentu saja itu pasti anak dari Mama dan Papa!" Seperti biasa, dia selalu saja menemukan cara untuk meledek saudara kembarnya.      

Kuro melotot ke Shiro dengan geram, "Aku tidak bertanya padamu, bocah aneh! Mentang-mentang kau diidolakan gadis-gadis muda Kingkong!"      

Andrea memiringkan kepalanya. "Shiro? Jadi idola gadis muda klan Kingkong Tubuh Besi?"     

"Jangan perdulikan omongan si tolol ini, Ma. Dia hanya iri karena fansnya sedikit." Shiro kibaskan tangan penuh gaya.      

"Siapa bilang fansku sedikit?!" Kuro sudah berapi-api, siap menerjang kembarannya jika tidak dicegah mamanya.      

"Apa ini Kuro dan Shiro, ular hybrid itu?" Jovano menatap ke duo hybrid remaja di depannya. Kuro dan Shiro mendadak diam dan menoleh ke Jovano. "Halo, kenalkan, aku Jo, anak dari Mommy Andrea dan Daddy Dante." Ia ulurkan tangannya ke duo itu.      

Kuro dan Shiro bingung menatap tangan itu karena mereka tidak paham itu untuk apa bersikap seperti itu.      

Nampaknya putra sulung Andrea paham akan kebingungan duo hybrid dan meraih tangan Kuro untuk ditempelkan layaknya jabat tangan biasa. Kemudian tangan Shiro juga. "Ini... namanya jabat tangan, dilakukan kalau berkenalan dengan seseorang." Jovano menjelaskan secara singkat.      

Kuro dan Shiro saling pandang dan lalu menatap Jovano yang tersenyum.      

"Uwaaaa! Ternyata begini!" seru Kuro tiba-tiba dan raih lagi tangan Jovano. "Halo, halo, kenalkan... aku Kuro, anak Mama Andrea dan Papa Dante yang sangat cantik menawan tiada tandingan!" Mata beriris kuning itu berbinar memandangi Jovano.      

Semua orang terkikik geli dengan sikap lugas nan blak-blakan Kuro. Jovano pun tersenyum lebar seraya tepuk-tepuk ringan pipi Kuro. "Kuro-chan manis..." puji Jovano.      

Kuro yang dipuji langsung bersemangat.      

Andrea melirik Kyuna dan Rogard yang berdiri berdampingan. "Kalian masih pacaran, ya kan?" tanyanya spontan. Teringat dulu bagaimana perjuangan Kyuna mendapatkan perhatian Rogard sampai rela melukai tubuhnya demi dirawat sang jiwa pedang.      

Kyuna mendadak merah padam dan tertunduk malu. "Noni Putri... kenapa bertanya hal seperti itu?"      

"Pacaran?" Kuro menyambar. "Mereka sudah menikah, Ma! Sudah punya anak-anak yang lucu!"      

Kyuna mendelik karena ucapan Kuro.      

"Ahh! Udah punya anak!" pekik Andrea kaget. "Anak-anak? Berarti banyak, dong! Ro, kau emang gini!" Ia acungkan dua jempol ke Rogard. Lelaki pedang itu mendadak salah tingkah.      

Andrea pun memperkenalkan Kyuna dan Rogard ke semua orang yang ia ajak ke Alam Cosmo.      

"Nonaku!" Terdengar sapaan familier tak jauh dari tempat Andrea berdiri. Sang Cambion langsung tau siapa itu.      

Dari kejauhan, terlihat dua kucing besar setinggi seitar 3 meter dan 4 meter datang diikuti beberapa singa kecil di belakangnya.      

Sabrina dan Noir, beserta anak-anak mereka.      

"Bree!" Andrea berlari dan Sabrina menundukkan kepalanya turun agar mudah digapai tuannya. Sang Cambio langsung memeluk moncong besar Sabrina dan mengelus pipinya lalu ke taring saber-tooth sang macan. "Kangen..."      

"Nonaku... saya juga merindukan Nonaku..." Sabrina pejamkan mata menerima elusan sayang dari sang majikan.      

Sedangkan Noir sudah maju ke arah Dante. Tuan Nephilim pun menepuk-nepuk pipi besar Noir. Singa berbulu hitam legam dengan surai keemasan itu mengusapkan kepalanya ke sang pemilik kontrak.      

"Kau tampaknya semakin kuat, Noir... tinggimu bertambah gila-gilaan," puji Dante sambil mengelus-elus surai keemasan sang Singa Petir.      

"Ini berkat Buah Roh dan Kristal yang dibudidayakan Nona." Noir menjawab. Kini mereka semua bisa berbicara lancar layaknya manusia tanpa perlu menggunakan telepati, dan itu sudah bisa didengar siapapun, menandakan kekuatan Noir dan Sabrina memang telah meningkat banyak.      

Andrea juga menyapa Noir, mengelus surai lembut sang singa jantan, lalu menoleh ke anak-anak singa di belakang mereka.      

Anak-anak singa itu sangat lucu dan menawan. Mereka ada 5 ekor. Mereka sebesar singa dewasa normal di alam Andrea. Bulu-bulu mereka ada berbagai macam corak, perpaduan merah dari Sabrina dan hitam keemasan dari Noir. Ada yang memiliki gigi pedang seperti Sabrina, ada pula yang tidak.      

"Mereka... anak-anak kami, Nonaku..." cetus Sabrina.      

"Aku tau. Itu sangat kentara dari bentuk fisik dan bulu mereka, Bree." Andrea tersenyum. "Tapi... apakah bocah-bocah di atas mereka juga anakmu, Bree?" Dia menunjuk ke arah punggung dua anak Bree. Di sana ada 2 bocah cilik yang tertawa riang.      

"Itu..."      

"Mama! Lihat, acu cudah bica naik ke punggung Nolia!" Salah satu bocah dengan satu kuncir mencuat seperti ijuk di puncak kepalanya langsung saja berceloteh riang meski masih terdengar cedal.      

"Itu anak aku, Noni Putri..." Kyuna maju dan julurkan dua ekor rubahnya yang panjang untuk mengambil bocah itu dari punggung salah satu anak Sabrina. Si bocah langsung tertawa senang.      

"Mama! Papa! Aku sudah bisa berdiri di punggung Jaida!" Satu bocah lagi langsung bangun dari duduknya dan berdiri di punggung salah satu anak singa. "Bahkan aku sudah bisa melompat... begini!" Bocah lelaki itu salto di udara dan berakhir di punggung anak singa tadi.      

"Astaga, Kevon! Jangan sembarangan begitu!" teriak Kyuna.      

"Mama, aku juga ingin seperti Kak Kep!" Bocah perempuan yang masih cadel dan berkuncir ijuk memberontak di pelukan Kyuna.      

"Alyn, tidak boleh!" Kyuna tajamkan alisnya ke putri bungsunya.      

"Kevon, jangan sembrono, lekas turun dan sapa Tuan Dante dan Nyonya Andrea." Rogard memberi perintah ke sulungnya.      

Bocah lelaki berambut ungu gelap itu ingin membantah namun melihat tatapan tajam ayahnya, dia pun surut dan turun dari punggung anak Sabrina.      

Dua bocah itu di dekatkan ke Andrea dan Dante. Mereka diperkenalkan sebagai Kevon dan Alyn. Kevon si sulung lelaki berwajah seperti Rogard yang tampan dan sikapnya gagah ingin seperti ayahnya. Sedangkan Alyn lebih manja dan mirip Kyuna, rambutnya hitam legam, meski memiliki dua jumput helaian ungu terang di sisi telinga kanan dan kirinya.      

"Sepertinya kita tidak bisa lagi memanggil Nona ke Putri Andrea, iya kan?" Sabrina teringat. "Aku akan mengganti panggilanku menjadi Nyonyaku."      

Mereka terkekeh dan menyetujuinya. Hanya Kyuna yang masih berkeras ingin memanggil Noni Putri saja ke Andrea.     

Kemudian, Sabrina juga memperkenalkan kelima anaknya yang ada di sana. "Mereka Leofel, Noria, Jaida, Mason, dan Trosta." Si macan sabertooth betina berbulu merah dengan garis-garis emas itu memperkenalkan satu demi satu anaknya.      

"Apa mereka semua lelaki?" tanya Andrea.      

"Leofel, Mason, dan Trosta yang jantan, Nyonya Muda." Noir yang menyahut. "Sedangkan Noria dan Jaida betina."      

Andrea maju untuk mengelus gemas pipi anak-anak Sabrina dan Noir. Myren juga ikut maju. Shelly agak takut-takut, tapi setelah diyakinkan Andrea, ia pun memberanikan diri mengelus kepala anak-anak singa yang berwarna bulu paduan merah, hitam, dan emas.      

Kedua anak Shelly juga senang mengelus anak-anak singa itu.      

Sementara para wanita berbincang dengan Kyuna, Sabrina dan anak-anak mereka, para lelaki berbincang dengan Rogard dan Noir. Sedangkan Jovano sudah asik bercengkerama dengan Kuro dan Shiro.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.