Devil's Fruit (21+)

King Zardakh Akhirnya Muncul



King Zardakh Akhirnya Muncul

0Fruit 719: King Zardakh Akhirnya Muncul     

Jovano mendekat ke adiknya, yakin bahwa Ivy sudah normal kembali. Terbukti dengan berubahnya warna mata Ivy kembali ke hitam.      

Sang kakak duduk di tepi tempat tidur, menghadap ke Ivy yang sedang dikeringkan rambutnya oleh Myren. "Ivy lapar?"     

Ivy menggeleng. "Sudah kenyang."     

Dari ucapan Ivy ini, Jovano menyimpulkan bahwa sang adik memang benar lapar, oleh karena itu melakukan penyerangan brutal ke neneknya.      

"Mana Jo? Myren? Ronh?" Terdengar suara dari arah ruang tengah di bawah sana. Itu suara King Zardakh.      

Tak sampai detik berlalu terlalu lama, King Zardakh muncul di kamar Ivy, langsung bicara, "Kita harus bersiap-siap untuk perang lagi dengan vampire."     

Myren, Ronh dan Jovano hanya bisa mengangguk dengan wajah penuh makna. Sungguh tepat seperti dugaan Jovano sebelumnya.      

"Kau ini darimana? Kenapa tidak mengabarkan apapun dari semalam? Mana Andrea?" bombandir Myren pada ayahnya.      

"Tidak ada waktu untuk membahas itu, sayankku." King Zardakh mengibaskan tangan seolah tidak ingin membicarakan itu dulu saat ini. "Ayo kita bersiap berangkat ke Rumania, tepatnya di hutan Transylvania. Di sana ternyata ada kastil besar tempat kerajaan vampire lainnya!"     

"Opa, Shelly dan para bocah di bawah umur tentu tidak bisa ditinggal di sini. Apalagi Ivy. Mereka mengincar dia, Opa." Jovano mengingatkan.      

Selain itu, dia juga khawatir jika Shelly dan anak-anak kecil di tinggal di sini bersama Ivy yang masih belum bisa terkendali.      

"Ohh, kalau itu, tak usah khawatir. Opa punya alam yang dulu pernah ditinggali ibumu saat dia bersembunyi dari perang Ragnarok dengan Shelly." King Zardakh mengeluarkan sebuah Kristal prisma cantik seukuran kepala bayi berwarna merah muda samar.      

Namun, bagaimana caranya Jovano memberitahu sang kakek bahwa Ivy tidak bisa ditinggalkan dengan Shelly dan bocah kecil lainnya. "Umm… Opa… jadi… yang masuk ke alam itu… Aunty Shelly, Kiran, Zivena… dan juga I-vy. Ya, kan Opa?"     

King Zardakh nampaknya paham apa maksud sang cucu lelaki menekan kata 'Ivy' tadi. Dengan satu lambaian tangannya, tiba-tiba saja Ivy rubuh, tak sadarkan diri.      

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" seru Myren, terkejut menerima tubuh Ivy yang terkulai lemas tak sadarkan diri. Ia pun mematikan hair dryer.      

"Nah, dengan begitu, dia tidak akan berulah selama kita tinggalkan di alamku bersama dengan Shelly dan bocah cilik lainnya." King Zardakh pun memberikan penjelasan tersamar sehingga akhirnya Myren paham.      

Ya, memang sebaiknya Ivy dibuat tidak sadar dulu sementara waktu karena ada orang-orang yang tidak bisa bertempur bersama dia nantinya di alam milik King Zardakh.      

Shelly pun diberitahu bahwa dia akan menetap sementara di alam yang dulu pernah ia tinggali bersama Andrea ketika perang Ragnarok pecah di Underworld.      

Setelah itu, Shelly dan dua bocah cilik pun dimasukkan ke dalam alam yang sangat indah tersebut. Di sana tidak ada bahaya apapun. Hanya ada sebuah alam asri yang mirip dengan negeri dongeng. Mungkin biasa digunakan oleh empunya alam untuk ber-lovey dovey dengan wanitanya.     

"Aku akan memanggil Druana agar dia ikut mengawasi Ivy, karena sihir yang kuberikan ke dia tidak bisa bertahan lama, hanya bisa 24 jam saja. Aku akan menyuruh Druana untuk secara kontinyu memantrai Ivy di sana agar tetap tertidur sampai urusan kita beres di Rumania." King Zardakh tidak berkata apapun lagi selain ia memejamkan mata sebentar dan memanggil nama Druana.      

Iblis medis itu pun lekas muncul di hadapan tuan raja, menghormat dengan membungkukkan badan dan menyapa semua di kamar itu.      

King Zardakh memberitahu Druana mengenai situasi Ivy dan menyuruh untuk selalu memantrai Ivy di alam itu nanti agar tidak bangun dan menyerang pihak yang tidak bisa berkelahi.      

Druana mengangguk paham dan ia pun dimasukkan ke alam tersebut bersama dengan Ivy.      

Sesudah masalah migrasi pemberian suaka sementara pada Shelly dan yang tidak bisa bertarung, kini King Zardakh pun menjelaskan singkat situasi di Rumania.      

"Andrea, Dante dan Kenzo sedang berperang gerilya di sana dengan para vampire. Menurut berita yang ditangkap Kenzo, para vampire tidak akan berhenti mengganggu kehidupan Andrea selama Ivy masih hidup."     

"Astaga…"     

"Oleh karena itu, kita harus membasmi secara tuntas semua vampire di sana agar tidak ada lagi yang akan mengganggu kehidupan kalian."     

"Apakah di sana ada sangat banyak vampire seperti di Kutub Selatan?"     

"Tidak. Aku yakin tidak sebanyak itu, namun agar kalian tau… sebagian besar penduduk di sana… adalah vampire. Namun, Andrea dan yang lainnya berhati-hati agar tidak sampai salah bunuh."     

"Bagaimana cara agar kita mengetahui apakah mereka vampire atau bukan? Apakah dengan ditaruh di bawah sinar matahari?"     

"Oh, Myren sayank, bukankah vampire yang kita perangi di Kutub Selatan pun mereka tidak kenapa-kenapa di bawah sinar matahari?"     

"Oh iya, aku lupa."     

"Mereka kini adalah jenis vampire yang sudah bermutasi sehingga tidak takut dengan sinar matahari atau apapun rumor yang dulu ada."     

"Termasuk bawang putih? Salib? Air suci?"     

King Zardakh menggeleng. "Itu kuno. Sudah tidak mempan. Cara satu-satunya untuk mengungkap jati diri mereka yaitu dengan melihat mereka di kaca cermin."     

"Kaca cermin?"     

"Meski mereka telah berhasil berevolusi dan bermutasi sehingga kuat terhadap sinar matahari, bawang putih, salib, air suci… namun satu hal yang tidak bisa mereka ubah, yaitu tiadanya keberadaan mereka jika di depan kaca cermin."     

"Jadi… maksud Opa… mereka tidak memiliki refleksi bayangan mereka sendiri?"     

"Benar, Jo. Mereka di sana sangat membenci cermin dan berusaha menghindari cermin. Oleh karena itu, kalian bisa membawa cermin hanya sekedar untuk mencari tau apakah orang yang kalian temui di sana adalah vampire atau bukan."     

Semua anggota Tim Blanche yang ada di ruangan itu pun mengangguk paham.      

"Metode pemusnahan mereka masih sama seperti yang di Kutub Selatan, kan?"     

"Masih sama. Penusukan pada jantung, atau pemenggalan kepala dan penghancuran kepala."      

Jovano pun teringat, kepala Hagemori Karin putus, oleh karena itu sang nenek pun mati dengan cara itu. Apalagi jantungnya sempat tertusuk cakar Ivy tanpa sengaja.      

"Oke, ayo kita segera ke sana. Aku akan mengirim kalian semua menggunakan teleportasi. Mungkin saat ini di sana sudah mulai malam, karena perbedaan waktu dengan Tokyo adalah 6 jam lebih cepat."     

Semua bocah Tim Blanche pun bersiap diri dan saling memakai zirah perang meski masih menyimpan senjata mereka di cincin ruang. Tidak lupa mereka menyediakan cermin pula di dalam cincin ruang.      

Menurut King Zardakh, para vampire di Rumania sangat pandai menyatu dengan manusia biasa. Tidak mudah menguak jati diri mereka, meski malam hari sekalipun.      

"Opa…" Jovano mendekat ke kakeknya. Ia harus menyampaikan insiden tragis hari ini.      

"Tenang saja, Jo, Opa sudah tau. Ayo, kita pergi sekarang." King Zardakh pun mulai menteleportasi semua orang ke Rumania, tepatnya ke Transylvania.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.