Devil's Fruit (21+)

Sibuknya Akhir Pekan



Sibuknya Akhir Pekan

0Fruit 710: Sibuknya Akhir Pekan     

Andrea paham dengan jelas mengapa anak-anak Shelly dan Kenzo semuanya diajak ke Tropiza. Itu berhubungan dengan Ivy yang masih dalam masa 'percobaan' melewati krisis vampire dia.      

Apalagi Kiran juga masih kecil. Shelly tidak akan tenang jika meninggalkan si bungsu tanpa penjagaan dia.      

Sang Cambion memahami, selama Ivy belum berusia genap 10 tahun, maka dia belum 'aman'.      

Tadi sebelum pergi, Andrea sudah menitipkan banyak pil darah buatannya ke Jovano, karena dia yakin putra sulungnya lebih mampu membujuk Ivy untuk mau memakan pil darah itu.      

Hingga kini, Ivy masih susah dijangkau oleh Andrea maupun Dante. Bahkan yang lain juga. Ivy seakan menutup dirinya, menjadi lebih pendiam dari sebelumnya semenjak kematian Giorge.      

Padahal Andrea sudah rutin membawa Ivy ke psikolog untuk sesi konseling menyembuhkan traumanya karena Ivy memang menderita PTSD.      

Namun, sesi-sesi konseling itu tetap tidak membawa banyak perubahan. Ivy hanya patuh pada ucapan Jovano saja selama ini. Baginya, sang kakak adalah segalanya, menggantikan sang ayah.      

Andrea lega, setidaknya masih ada sosok yang menjadi panutan Ivy atau sosok yang bisa membuat Ivy tunduk dan tidak selalu menarik diri.      

Ia dan yang lainnya berharap dengan amat sangat agar Ivy sembuh dan bisa berinteraksi dengan mereka, agar Ivy bisa berubah menjadi lebih ceria dan bisa tersenyum, meski sebelum tragedy 4 tahun silam dia juga tertutup, namun kini lebih lagi.      

Sikap Ivy yang demikian yang akhirnya membuat rekan-rekan dekat Andrea secara tidak sadar membanding-bandingkan Ivy dengan Zivena.      

Ini tidak bisa dielakkan.      

Kembali ke Tropiza, tempat yang dibangun di daerah Ginza itu memang penuh sesak pengunjung jika di akhir pekan seperti yang diprediksi Andrea.      

Setelah mendudukkan Zivena ke kursi khusus bayi yang memiliki palang pengaman, Andrea pun diam-diam memanggil Rogard dan Kyuna untuk ikut membantu di Tropiza.      

Rogard diminta membantu di Tropiza family, sedangkan Kyuna di Tropiza teen.      

Jika Vargana atau Voindra mau datang membantu, maka Kyuna akan beralih ke Tropiza family. Dan biasanya duo putri Myren akan datang setelah tengah hari.      

Kebanyakan kafe dan restoran di Jepang beroperasi di jam 7 pagi hingga jam 6 petang. Namun, untuk akhir pekan, Andrea menetapkan Tropiza dibuka di jam 9 pagi hingga jam 8 malam. Selambat-lambatnya tutup adalah jam 9 malam jika memang luar biasa ramai.      

Andrea teringat akan lemari pengganda yang diberikan ayahnya, yang kini sedang disimpan di cincin ruang suaminya. Dia rasanya gatal ingin mengeluarkan lemari itu agar pembeli bisa lebih cepat dilayani dan itu artinya perputaran pengunjung lebih cepat dan uang mengalir lebih banyak.      

Boleh dong jika Putri Cambion ini masih saja ada sisi mata duitannya…     

"Dan, kayaknya kita mendingan keluarin lemarimu itu, deh." Andrea berbisik ke suaminya yang baru saja menyelesaikan memasak untuk sebuah meja.      

Dante menoleh ke istrinya. "Loh yank, tapi bagaimana dengan sous-chef dan pegawai manusia lainnya ini?" Ia juga ikut berbisik agar pembicaraan mereka tidak didengar pegawai lainnya.      

"Gimana kalo aku hipnotis?"     

"Heh? Bisa?"     

"Atau aku kasi senyuman maut?"     

"Biar bagaimana, yank?"     

"Biar mereka libur dan pulang."     

"Hmm… ya sudah, coba saja kalo begitu. Lihat, apakah berhasil."     

Andrea mengangguk dan mulai menatap salah satu sous-chef di dapur yang sedang meracik bahan makanan. "Wija," panggilnya ke pemuda usia 30 tahun itu.      

"Ya, Nyonya?" Wija langsung hentikan pekerjaannya karena tidak enak sedang diajak oleh Bos Besar.      

Andrea pun menguraikan senyumnya, sebuah senyuman yang dia yakini bisa membuat siapapun luluh menuruti ucapannya—kecuali Ivy saja yang tidak bisa ditaklukkan meski dengan senyum itu—termasuk hewan. "Wija, gimana kalo kamu libur dulu weekend ini? Pasti kamu kepingin jalan-jalan ama keluarga kamu, ya kan?"     

"E-ehh…" Wija seperti orang bengong.      

Plukk!      

Andrea menepuk bahu Wija. "Bayaranmu gak akan berkurang, kok! Nah, mulai sekarang, kamu cuma masuk di hari biasa, oke? Weekend, kamu libur. Gih, sana pulang!"      

Bagai kerbau dicocok hidung, Wija pun segera bergerak menuruti apa yang disuruh Andrea.      

Setelah Wija, Andrea juga menghampiri 2 pelayan manusia biasa lainnya: Rina dan Cendy.      

Sama seperti Wija, dua perempuan muda itu juga segera patuh dan pergi dari Tropiza dengan wajah linglung namun gembira.      

Andrea melirik ke Dante yang mengamatinya dan tersenyum sambil mengedipkan satu mata.      

Dante pun mulai mengeluarkan lemari itu tanpa diketahui para pelanggan karena memang ruangan dapur tidak bisa dilihat pelanggan.      

Karena ternyata lemari itu jika dimasukkan ke cincin ruang membuat makanan yang sebelumnya tersimpan di sana lenyap secara otomatis seperti reset, maka Dante lekas memasak lagi berbagai makanan dengan kecepatan super dia.      

Andrea membantu sebentar dengan meracik bahan-bahan seperti mengupas dan mencincang.      

Setelah jadi, masakan lekas dimasukkan ke dalam lemari yang tidak memiliki tutup. Tak membutuhkan waktu lama untuk lemari itu berisi banyak makanan yang merupakan menu Tropiza Family.      

Para pelayan lain yang sudah bukan lagi dari jenis manusia biasa di Tropiza Family, seperti Rogard, Kenzo, dan Kyuna… mereka diberitahu bagaimana cara kerja lemari pengganda yang baru saja dipenuhi oleh masakan yang ada di menu Tropiza agar tidak bingung.     

Kyuna sempat berseru takjub dan merasa itu adalah lemari yang sangat hebat. Tidak itu saja, ketika Rogard melihat cara kerjanya, dia menganggap lemari itu mirip mesin foto kopi.      

Lemari itu sungguh membantu kinerja para juru masak. Dan mungkin akan membuat lelah pelayan karena akan sibuk mondar-mandir mengambil makanan dari lemari itu, tapi mereka merasa ini menyenangkan.     

Sebagai entitas bukan manusia asli, mana mungkin kegiatan seperti itu bisa menguras energi mereka?     

Tiba-tiba saja Andrea ingin ada satu lagi lemari seperti itu untuk diletakkan di Tropiza Teen. Pasti itu akan sangat meringankan pekerjaan Shelly dan para chef di sana.      

Andrea melirik ke arah Zivena yang sedang bercanda santai dengan suaminya, dan ia pun berdiri diam di dapur untuk memanggil sang ayah. "Beh, Babeh! Woi, Beh! Buruan datang, deh! Gak usah banyak alasan lagi tidur, kek! Ato lagi kelonin para pacar gelap, kek! Buruan datang!" bentak Andrea sendirian saja di dapur.      

Wushh!     

"Astaga, Andrea… Babeh sedang mandi, nih…" King Zardakh benar-benar muncul dalam keadaan telanjang dan tubuhnya dipenuhi busa sabun dari atas sampai bawah.      

Sang raja memakai topi khas seperti payung (tanpa tangkainya) untuk keramas yang biasa dipakai masyarakat Jepang agar sampo tidak luruh turun ke wajah dan mengenai mata. Kalian bisa cari seperti apa bentuknya.      

Biasa disebut topi keramas atau shower cap. Apalagi warnanya merah muda terang, ya ampun!     

Tidak itu saja. Bahkan tangan kiri King Zardakh memegang alat penggosok untuk punggung, dan tangan kanan memegang bebek plastik kecil.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.